Timur Tengah

Demonstrasi Gaza: Semua Perkembangan yang Harus Anda Tahu

Berita Internasional > Demonstrasi Gaza: Semua Perkembangan yang Harus Anda Tahu

Pasukan Israel menembaki para demonstran yang mencoba menyeberang ke Israel, dalam demonstrasi untuk menolak pemindahan Kedutaan Besar Amerika ke Yerusalem. Berikut semua perkembangan demonstrasi Gaza yang harus Anda tahu.

Oleh: Al Jazeera

Setidaknya 20 warga Palestina di Gaza terluka ketika tentara Israel menembakkan peluru tajam dan gas air mata kepada para demonstran yang berkumpul di beberapa titik di dekat pagar di perbatasan timur dengan Israel.

Demonstrasi pada Senin (14/5) terjadi menjelang peringatan tahunan Nakbah, atau “Bencana”, ketika negara Israel didirikan pada 15 Mei 1948, yang menyebabkan pengusiran ratusan ribu warga Palestina dari desa-desa mereka.

Demonstrasi tersebut juga rencananya bertepatan dengan pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, sejalan dengan pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada bulan Desember, yang semakin memicu ketegangan dan membuat marah warga Palestina.

Sejak Senin (14/5) pagi, warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung telah berusaha menyeberangi pagar yang sangat kuat yang memisahkan daerah kantong tersebut dari Israel, sebagai bagian dari gerakan “Great March of Return”.

Puluhan ribu orang Palestina telah tiba untuk berpartisipasi dalam rapat umum.

Demonstrasi juga dimulai di kota-kota Tepi Barat yang diduduki yaitu Ramallah dan Hebron, sebagai tanggapan terhadap langkah kedutaan Amerika Serikat (AS). Di Ramallah, warga Palestina diperkirakan akan melakukan demonstrasi dari pusat kota ke pos pemeriksaan militer Qalandia—persimpangan utara utama yang memisahkan Ramallah dari Yerusalem.

Demonstrasi di Jalur Gaza adalah bagian dari demonstrasi yang dilangsungkan selama berminggu-minggu, menuntut hak untuk kembali bagi para pengungsi Palestina ke daerah-daerah dari mana mereka secara paksa diusir pada tahun 1948.

“Jumlah orang yang ikut berpartisipasi belum pernah sebanyak ini dibandingkan dengan demonstrasi sebelumnya yang dilangsungkan selama tujuh minggu terakhir,” kata wartawan lokal Maram Humaid kepada Al Jazeera.

Sekitar 70 persen dari dua juta jumlah populasi Jalur Gaza merupakan keturunan pengungsi.

Sejak demonstrasi dimulai pada 30 Maret, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 49 orang Palestina di daerah kantong pantai dan melukai lebih dari 8.500 orang.

demonstran Palestina lari dari gas air mata yang diluncurkan oleh pasukan Israel selama Great March of Return di Khan Younis di Jalur Gaza selatan (Foto: Anadolu Agency/Mustafa Hassona)

Berikut adalah semua perkembangan terbaru pada Senin, 14 Mei:

Orang-orang Palestina di Gaza bersiap untuk menyeberangi pagar perbatasan dengan Israel

Penyelenggara Great March of Return mengatakan bahwa mereka memperkirakan sebanyak satu juta orang untuk bergabung dengan demonstrasi tersebut, dan berusaha menyeberangi pagar perbatasan dengan Israel dari berbagai titik di perbatasan.

Sebuah selebaran yang disebarkan oleh penyelenggara berbunyi: “Komite nasional untuk Great March of Return mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam demonstrasi rakyat yang damai, Satu Juta Kembali dan Bobolkan Pengepungan”.

Seorang juru bicara untuk Great March of Return, Ahmad Abu Artema, mengatakan kepada Al Jazeera pada Senin (14/5) bahwa tujuan untuk mencoba menyeberangi pagar adalah untuk “mengirim pesan bahwa rakyat Palestina belum dan tidak akan beradaptasi selama 70 tahun menjadi pengungsi, dalam pengasingan dan kondisi yang sulit. ”

“Kami bersikeras untuk kembali, tidak peduli apa yang terjadi. Ini yang diinginkan rakyat Gaza—ini tentang keinginan rakyat. Dan ini adalah hak mereka.”

Hak Kembali diabadikan dalam Resolusi PBB ke-194.

Para pejabat Israel telah menuduh Hamas berada di balik demonstrasi ini, mengatakan gerakan ini mengeksploitasi rakyat Palestina dan sengaja memaparkan mereka pada bahaya di dekat pagar perbatasan.

Penyelenggara di balik Great March of Return telah membantah klaim ini.

Pada Senin (14/5) pagi, militer Israel, yang telah menjatuhkan blokade darat, laut, dan udara di Jalur Gaza selama lebih dari satu dekade, menyebarkan selebaran yang memperingatkan warga Palestina agar menjauh dari perbatasan.

Remaja Palestina mati karena luka

Jamal Afanah, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, meninggal pada Sabtu (12/5) di Jalur Gaza selatan akibat luka yang ditimbulkan oleh pasukan keamanan Israel sehari sebelumnya, menurut petugas kesehatan Palestina.

Pasukan Israel menembak Afanah pada hari Jumat (11/5) selama demonstrasi berturut-turut yang berlangsung di hari Jumat ketujuh sebagai bagian dari gerakan Great March of Return.

Kematian Afanah menambah jumlah orang Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak demonstrasi dimulai menjadi setidaknya berjumlah 49 korban.

Mesir membuka perbatasan Rafah

Kedutaan Palestina di Kairo mengumumkan bahwa Mesir akan membuka perbatasan Rafah selama empat hari dan akan memungkinkan gerakan di kedua arah.

Pembukaan ini dimaksudkan untuk menangani kasus-kasus kemanusiaan, serta bagi mereka yang namanya terdaftar dan menunggu untuk meninggalkan Jalur Gaza.

Ratusan orang meratapi kematian Jaber Salem Abu Mustafa

Ratusan warga Palestina di Jalur Gaza selatan menghadiri pemakaman Jaber Salem Abu Mustafa (40) yang ditembak oleh pasukan Israel.

Mustafa ditembak di dada dekat perbatasan Israel, timur Khan Younis, pada hari Jumat, 11 Mei.

Jumat, 11 Mei

Warga Palestina tewas, lebih dari 100 orang terluka

Pasukan Israel telah menembak mati seorang pria berusia 40 tahun, Jaber Salem Abu Mustafa, timur Khan Younis, menurut pejabat kesehatan Palestina.

Abu Mustafa meninggal ketika dia ditembak di dada dengan amunisi hidup.

Ashraf al-Qidra, juru bicara kementerian kesehatan Gaza, mengatakan 167 orang lainnya terluka oleh peluru tajam, gas air mata, dan peluru baja berlapis karet.

Seorang wartawan juga terluka. Dia menderita cedera di kakinya di sebelah timur Khan Younis.

Al-Qidra mengatakan staf medis sedang melakukan perawatan terapeutik bagi puluhan orang yang terluka oleh pasukan Israel, termasuk wanita dan anak-anak.

Persiapan sedang berlangsung untuk demonstrasi Nakba

Stefanie Dekker dari Al Jazeera, yang melaporkan dari perbatasan Gaza-Israel, mengatakan bahwa anak-anak muda telah tiba di demonstrasi dengan ban untuk dibakar untuk mengurangi penglihatan mereka dari pasukan Israel yang dilengkapi dengan penembak jitu di sisi lain pagar.

“Kami sudah melihat seorang pemuda terluka pagi ini, terkena tembakan api. Dia sangat dekat dengan pagar, dibawa dengan ambulans,” kata Dekker.

“Apa yang dikatakan orang-orang di sini adalah bahwa terdapat banyak tekanan. Hal itu telah menghasilkan banyak tekanan pada Israel.

“Kami memahami dari sumber-sumber bahwa ada pembicaraan yang sedang dirundingkan untuk mencegah demonstrasi Nakbah terjadi. Mengapa? Karena ratusan ribu orang diperkirakan akan muncul —tidak hanya pada titik ini tetapi di sepanjang perbatasan dengan Israel.”

Dekker menjelaskan bahwa mungkin ada lebih sedikit demonstran yang menghadiri demonstrasi hari Jumat ini (11/5) dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya karena warga Palestina bersiap untuk demonstrasi yang jauh lebih besar nantinya.

Warga Israel berbaris untuk mendukung warga Palestina di Gaza

Sekitar tengah hari, sekitar 50 warga Israel mulai berbaris menuju perbatasan Gaza dan memprotes blokade Israel di Jalur Gaza dan penggunaan pasukan mematikan Israel terhadap demonstran Palestina yang tidak bersenjata.

Jumat, 4 Mei

Puluhan warga Palestina terluka dalam demonstrasi perbatasan Gaza

Pasukan Israel telah menembakkan gas air mata dan peluru pada demonstran Palestina di perbatasan Gaza-Israel, melukai sedikitnya 40 orang.

Setidaknya 13 orang terluka oleh tembakan api, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.

Harry Fawcett dari Al Jazeera, yang melaporkan dari perbatasan Gaza-Israel, mengatakan bahwa tidak ada laporan tentang kematian, dan bahwa jumlah orang yang terluka pada Jumat (4/5) menandai “penurunan substansial” dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya.

Tapi angka itu bisa naik, katanya, menambahkan: “Kami telah mendengar tembakan langsung digunakan di beberapa kesempatan hari ini. Ada banyak gas air mata, banyak peringatan yang datang dari sisi Israel.”

Para demonstran membakar ban dan mengepulkan asap hitam ke udara.

Seorang demonstran perempuan dievakuasi setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel di perbatasan Israel-Gaza (Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa)

Nama-nama korban tewas

Berikut adalah 49 orang Palestina yang telah dibunuh oleh Israel sejak dimulainya demonstrasi:

  1. Mohammed Naeem Abu Amr, 27, meninggal pada 30 Maret
  2. Amin Mansour Abu Muammar, 22, meninggal pada 30 Maret
  3. Mohammed Najjar 25, meninggal pada 30 Maret
  4. Ahmed Odeh, 19, meninggal pada 30 Maret
  5. Mahmoud Saadi Rahmi, 33, meninggal pada 30 Maret
  6. Abdelfattah Abdelnabi, 19, meninggal pada 30 Maret
  7. Jihad Freneh, 33, meninggal pada 30 Maret
  8. Sari Abu Odeh, 30, meninggal pada 30 Maret
  9. Ibrahim Abu Shaar, 22, meninggal pada 30 Maret
  10. Abdelqader Al-Hawajri, 42, meninggal pada 30 Maret
  11. Jihad Abu Jamous, 30, meninggal pada 30 Maret
  12. Bader al-Sabbagh, 22, meninggal pada 30 Maret
  13. Naji Abu Hujeir, 25, meninggal pada 30 Maret
  14. Hamdan Abu Amsha, 26, meninggal pada 30 Maret
  15. Ahmed Omar Arafeh, 25, meninggal pada 30 Maret
  16. Omar Wahid Samour, 28, meninggal pada 30 Maret
  17. Mosab al-Saloul, 22, meninggal pada 30 Maret
  18. Tarif al-Raqab, 29, meninggal karena lukanya pada 2 April setelah mendapat luka pada 30 Maret
  19. Shadi Hamdan al-Kashif, 34, Rafah, meninggal karena lukanya pada 5 April setelah mendapat luka pada 30 Maret
  20. Thaer Mohammed Rabea, 30, meninggal karena lukanya pada 6 April setelah mendapat luka pada 30 Maret
  21. Ahmed Nizar Muhareb, 29, meninggal pada 6 April
  22. Usama Khamis Qudeih, 38, meninggal pada 6 April
  23. Majdi Ramadan Shabat, 38, meninggal pada 6 April
  24. Hussein Mohammed Madi, 16, meninggal pada 6 April
  25. Ibrahim Al-Err, 20, meninggal pada 6 April
  26. Mohammed Saeed Saleh, 33, meninggal pada 6 April
  27. Alaa Zamli, 17, meninggal pada 6 April
  28. Sedqi Faraj Abu Atewi, 45, meninggal pada 6 April
  29. Alaa Eddine Yahya Al-Zamli, 15, meninggal pada 6 April
  30. Hamza Abdel Al-Aal, meninggal pada 6 April
  31. Yaser Murtaja, 30, meninggal karena lukanya pada 7 April setelah mendapat luka pada 6 April
  32. Marwan Awdeh Qadeih, 45, meninggal pada 9 April
  33. Mohammed Abu Hajeela, 31, meninggal pada 12 April
  34. Abdallah Al-Shahri, 28, meninggal pada 14 April
  35. Ahmed Abu Aqil, 25, meninggal pada 20 April
  36. Ahmed Rashad, 24, meninggal pada 20 April
  37. Mohammed Ibrahim Ayyoub, 15, meninggal pada 20 April
  38. Saad Abdul Majid Abdul-Aal Abu Taha, 29, meninggal pada 20 April
  39. Ahmad Abu Hussein, 24, meninggal karena lukanya pada 25 April setelah mendapat luka pada 13 April
  40. Khalil Atallah, 22, meninggal pada tanggal 27 April
  41. Muhammad Amin al-Muqid, 21, meninggal pada tanggal 27 April
  42. Abd al-Salam Eid Zuhdi Baker, 33, meninggal pada tanggal 27 April
  43. Azzam Oweida, 15, meninggal pada tanggal 27 April
  44. Anas Abu Asser, 19 tahun, meninggal karena lukanya pada 3 Mei setelah mendapat luka pada tanggal 27 April
  45. Yousif Abu Jazar, 16, meninggal pada 29 April
  46. Attiyah Muhammad al-Amawi, 23, meninggal pada 29 April
  47. Yousif Ahmad al-Amawi, 23, meninggal pada 29 April
  48. Jaber Salem Abu Mustafa, 40, meninggal pada 11 Mei
  49. Jamal Afanah, 15, meninggal pada 12 Mei
  50. Anas Hamdan Qdeih, 21, meninggal pada 14 Mei
  51. Musab Abu Laila, 29, meninggal pada 14 Mei
  52. Bilal Abu Daqqa, 26, meninggal pada 14 Mei
  53. Ezz al-Din al-Owaiti, 22, meninggal pada 14 Mei
  54. Ezz al-Din al-Sammak, 14, meninggal pada 14 Mei.

Minggu, 29 April

3 warga Palestina tewas di perbatasan Gaza

Dalam dua insiden terpisah, pasukan Israel menembak mati tiga warga Palestina di pagar perbatasan Gaza-Israel pada Minggu (29/4) malam. Juru bicara tentara Israel mengkonfirmasi kematian tersebut di Twitter, dan menambahkan bahwa seorang warga Palestina lainnya telah ditahan.

Sabtu, 28 April

Ratusan orang berduka cita atas kematian remaja Palestina yang ditembak pada hari Jumat

Azzam Oweida, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, yang ditembak di kepala oleh militer Israel pada hari Jumat (27/4) telah meninggal karena luka-lukanya pada hari Sabtu (28/4).

Ratusan orang Khan Younis berkumpul untuk memberi penghormatan terakhir bagi Hillal pada hari Sabtu (28/4).

Tiga warga Palestina lainnya ditembak mati selama demonstrasi damai hari Jumat (27/4).

Jumat, 27 April

Empat orang Palestina tewas, 955 terluka

Empat demonstran Palestina tewas dan 955 terluka oleh pasukan Israel selama demonstrasi pada hari Jumat (27/4).

Kementerian kesehatan mengidentifikasi tiga pria dan seorang anak itu sebagai Khalil Atallah (22) Muhammad Amin al-Muqid (21) Abd al-Salam Eid Zuhdi Baker (33) dan Azzam Oweida (15).

“Ribuan orang berdiri di perbatasan, kemudian kami mendengar pasukan Israel meluncurkan tembakan langsung. Mereka masih melakukan itu secara sporadis,” kata Stefanie Dekker dari Al Jazeera yang melaporkan dari perbatasan Israel-Gaza.

“Ambulans bergegas menuju daerah itu … Adegan yang telah kami saksikan di sini selama setengah jam terakhir ini adalah adegan yang paling dramatis.”

Delapan belas personil medis dan wartawan terluka.

Ashraf al-Qidra, juru bicara kementerian kesehatan Gaza, mengatakan pasukan Israel menargetkan dua titik pelayanan medis dengan gas yang tak dikenal di timur kamp pengungsi Al-Bureij di Gaza tengah.

Sejumlah korban mengalami kejang-kejang akibat terpapar gas tersebut, katanya.

Seorang demonstran perempuan dievakuasi setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel di perbatasan Israel-Gaza (Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa)

Puluhan orang terluka dalam demonstrasi Gaza terbaru

Setidaknya 25 demonstran Palestina dilaporkan telah terluka oleh tembakan langsung Israel atau telah lumpuh karena menghirup gas air mata, ketika demonstrasi meletus pada Jumat kelima di Gaza, menurut laporan.

Kantor berita Palestina WAFA melaporkan bahwa sedikitnya enam orang Palestina terluka ketika pasukan Israel menembakkan peluru tajam ke arah para demonstran, sementara yang lain terluka karena menghirup gas air mata.

Ratusan demonstran telah berkumpul di perbatasan timur dan utara Jalur Gaza pada apa yang mereka sebut “Friday of Rebellious Youth”.

Kepala hak asasi PBB mengecam penggunaan kekuatan Israel yang berlebihan di Gaza

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Zeid Ra’ad al-Hussein mengutuk penggunaan “kekuatan berlebihan” Israel terhadap para demonstran Palestina, mengatakan pasukan keamanannya harus dimintai pertanggungjawaban atas banyaknya kematian dan luka yang diderita oleh warga Palestina dalam sebulan terakhir.

“Kehilangan nyawa merupakan hal yang sangat menyedihkan, dan jumlah luka yang disebabkan oleh amunisi hidup menegaskan dugaan bahwa kekuatan berlebihan telah digunakan terhadap demonstran—tidak hanya sekali, tidak dua kali, tetapi berulang kali,” kata Zeid.

Dalam empat minggu terakhir, 42 warga Palestina tewas dan lebih dari 5.500 orang terluka di sepanjang pagar di Gaza, tanpa ada laporan tentang korban warga Israel.

Jumat, 20 April

Empat warga Palestina dibunuh oleh pasukan Israel

Pejabat Palestina mengatakan jumlah korban tewas pada hari Jumat (20/4) telah meningkat menjadi empat, dengan Mohammed Ibrahim Ayyoub, berusia 15 tahun dari Jabalia di Jalur Gaza utara, bergabung dengan daftar korban jiwa yang terus bertambah.

Ashraf al-Qidra, juru bicara kementerian kesehatan Gaza, menambahkan bahwa setidaknya 729 warga Palestina, termasuk 45 anak-anak, telah terluka oleh pasukan Israel.

Tiga korban lainnya diidentifikasi sebagai Ahmed Rashad (24), Ahmed Abu Aqil (25), dan Saad Abdul Majid Abdul-Aal Abu Taha (29).

Yahya Sinwar yang datang ke lokasi demonstrasi merupakan sesuatu yang langka terjadi

Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Jalur Gaza, datang ke lokasi demonstrasi, sesuatu yang langka terjadi, di dekat Kota Gaza.

Terbebas setelah pertukaran tahanan tahun 2011 dengan Israel setelah lebih dari 20 tahun di penjara, Sinwar mengatakan kepada kerumunan demonstran bahwa mereka akan “berbaris ke Yerusalem”.

Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Jalur Gaza, tampil di sebuah demonstrasi di dekat kota Gaza pada hari Jumat (Foto: Al Jazeera/Bernard Smith)

Palestina mengangkat bendera mereka di depan ban yang terbakar yang mereka nyalakan di dekat perbatasan dengan Israel, sebelah timur Kota Gaza (Foto: Al Jazeera/Hosam Salem)

Juru bicara Great March of Return: Afrika Selatan adalah model kami

Asaad Abu Shariek, seorang juru bicara gerakan Great March of Return, mengatakan para demonstran mengikuti jalan Afrika Selatan selama perjuangannya melawan apartheid.

“Orang-orang sangat antusias untuk datang dan berpartisipasi dalam demonstrasi karena mereka tahu tanpa berpartisipasi dalam bentuk perlawanan tanpa kekerasan ini mereka tidak dapat mencapai tujuan mereka,” Abu Shariek mengatakan kepada Al Jazeera.

Ketika ditanya apakah demonstrasi akan mengarah pada konsesi nyata oleh Israel, Abu Shariek mengatakan: “Kami menanamkan ide di benak orang-orang di seluruh dunia bahwa Palestina memiliki hak dan mereka mengharapkan hak untuk kembali.

“Kami ingin dunia menerapkan embargo militer terhadap Israel dan strategi BDS [Boikot, Divestasi, Sanksi]. Afrika Selatan menggunakan metode ini, dan mereka muncul sebagai pemenang, dan saya pikir kita juga akan menang.”

Seorang pria membersihkan matanya setelah terkena gas air mata yang ditembakkan oleh tentara Israel (Foto: Al Jazeera/Hosam Salem)

‘Rentetan gas air mata’

Dilaporkan dari lokasi demonstrasi, Bernard Smith dari Al Jazeera mengatakan ribuan orang Palestina yang hadir sedang mengalami “rentetan gas air mata dari tentara Israel”.

“Asap hitam tebal memenuhi udara ketika mereka mencoba mengaburkan pandangan untuk tentara Israel,” kata Smith.

“Ini adalah demonstrasi damai seperti yang terjadi selama beberapa minggu terakhir.

“Akan ada lebih banyak demonstrasi seperti ini sampai tanggal 15 Mei, hari yang warga Palestina peringati sebagai Hari Nakba, yang memperingati berdirinya negara Israel.”

Jumlah Masyarakat Palestina yang Tewas Capai 37 Jiwa

  • Ahmed Rashad 24 (tahun), dinyatakan meninggal oleh Kementerian Kesehatan Palestina, setelah terkena peluru hidup yang ditembakkan oleh pasukan Israel. Ini menjadikannya korban tewas ke-37 warga Palestina sejak protes dimulai pada tanggal 30 Maret.
  • Ahmed Abu Akil (25 tahun), meninggal di rumah sakit setelah ditembak dengan peluru langsung, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Masyarakat Palestina menerbangkan layang-layang di atas pagar ke Israel

Para pengunjuk rasa Palestina di sepanjang perbatasan Gaza telah mengirim layang-layang di atas pagar ke Israel, termasuk beberapa layang-layang yang membawa catatan yang mengatakan kepada Israel: “Tidak ada tempat bagi Anda di Palestina.”

Masyarakat Palestina menerbangkan layang-layang dengan kata-kata: ‘Kami akan kembali meskipun ada yang mengkhianati’. (Foto: Al Jazeera/Hosam Salem)

40 demonstran Palestina terluka

  • Sedikitnya 40 orang Palestina telah terluka oleh penggunaan tembakan api dan gas air mata oleh Israel, selama protes di sepanjang perbatasan Gaza-Israel, dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina.
  • Di antara yang terluka adalah Ahmed Abu Akil dari Jabaliya. Dia telah dipindahkan ke unit perawatan intensif setelah terluka di kepala oleh peluru tajam yang ditembakkan oleh pasukan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
  • Dua orang Palestina lainnya juga dilaporkan terluka di Jalur Gaza setelah pasukan Israel menembakkan peluru tajam ke arah demonstran.

Israel menjatuhkan selebaran di Gaza: ‘Jauhi pagar perbatasan’

  • Israel menjatuhkan selebaran di Jalur Gaza, yang memperingatkan warga Palestina untuk tidak mendekati pagar perbatasannya, seiring militer bersiap untuk protes baru Palestina di sepanjang perbatasan timur Jalur Gaza.
  • Itu adalah pertama kalinya selebaran telah dijatuhkan dalam demonstrasi baru-baru ini.
  • Tentara Israel “siap untuk semua skenario. Menjauh dari pagar dan jangan mencoba untuk mencelakakannya,” bunyi selebaran terebut, yang tersebar oleh pesawat Israel di sepanjang perbatasan di pagi hari.

Jum’at, 13 April

Jumlah korban luka 1.000 orang: dinas kesehatan

  • Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa total 969 orang telah terluka oleh pasukan Israel

Masyarakat Palestina yang tewas di Gaza

  • Kementerian Kesehatan Palestina mengkonfirmasi bahwa Islam Herzallah (28 tahun), meninggal setelah ditembak oleh penembak jitu Israel di perutnya, di sebelah timur Gaza.
  • Jumlah cedera telah melebihi 701 orang, tambahnya.

Kementerian Kesehatan Palestina: 528 orang terluka

  • Pejabat kesehatan di Gaza mengatakan bahwa setidaknya 528 demonstran telah terluka, termasuk 16 wartawan dan profesional medis.
  • Menurut kementerian tersebut, setidaknya 122 warga Palestina terluka oleh amunisi hidup.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa 363 pemrotes terluka sejauh ini

  • Jurnalis termasuk di antara yang terluka, di mana Ahmad Abu Hussein tertembak di dada saat meliput aksi protes di Jabaliya, Gaza utara.
  • Peluru juga menyerempet lengan fotografer Middle East Eye Muhammad al-Hajjar di lokasi yang sama.

Lebih dari 100 pengunjuk rasa terluka, kata pejabat kesehatan

  • Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa 112 demonstran telah terluka oleh peluru tajam dan gas air mata di sepanjang perbatasan Jalur Gaza.

Klinik keliling ditargetkan dekat Khan Younis

  • Juru bicara kementerian kesehatan Gaza, Ashraf al-Qidra mengutuk pasukan Israel yang menargetkan klinik keliling di sebelah timur Khan Younis dengan gas air mata, yang menyebabkan 10 staf medis mati lemas.
  • “Terlepas dari penargetan langsung terhadap anggota medis kami, kami bertekad untuk terus memberikan perawatan kepada orang-orang kami dalam semua keadaan,” katanya.
  • Kementerian Kesehatan juga mengatakan bahwa 30 demonstran telah terluka sejauh ini.

Tiga pengunjuk rasa terluka

  • Harry Fawcett dari Al Jazeera mengatakan bahwa tiga pengunjuk rasa di timur Kota Gaza telah terluka oleh pasukan Israel.
  • “Apa yang kami lihat selama dua Jumat terakhir adalah sejumlah besar orang yang ditembak oleh penembak jitu Israel,” katanya, berbicara di dekat perkemahan dekat Kota Gaza.
  • Menurut Departemen Kesehatan Gaza, lebih dari 1.600 warga Palestina terluka pada Jumat lalu.

Jurnalis tidak terpengaruh oleh penargetan Israel

Petugas medis membawa seorang pengunjuk rasa yang terluka di tandu di Khuza’a, Khan Younis, dalam protes ketiga berturut-turut di dekat perbatasan Jalur Gaza. (Foto: Al Jazeera/Hosam Salem)

  • Jumat (13/4) lalu, sembilan wartawan yang meliput protes tersebut dirawat di rumah sakit dengan luka kaki serius, setelah pasukan Israel menembak mereka.
  • Salah satunya, Izz Abu Shanab, adalah seorang fotografer lepas dan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia mengenakan jaket antipeluru yang ditandai dengan “PERS” dan sebuah helm.
  • “Ketika saya sedang bekerja sekitar 400 meter dari pagar perbatasan, masyarakat Israel menembak saya dengan peluru hidup di kaki,” kata Abu Shanab. “Itu merusak tulang karena itu peluru yang eksplosif.”
  • Jurnalis lain, Jameel Dahlan, mengatakan bahwa meskipun ada kekhawatiran dari anggota keluarga, dia akan terus meliput protes tersebut.
  • “Kami sebagai wartawan mengirim pesan,” katanya kepada Al Jazeera. “Tidak peduli apa yang dikatakan istri atau ibu saya, kami mencintai pekerjaan kami. Karena itu kami akan terus datang ke sini.”

‘Bakar bendera Israel’

 

Masyarakat Palestina di Gaza membakar bendera Israel sebagai bagian dari tema protes pada hari Jumat ketiga berturut-turut. (Foto: Al Jazeera/Hosam Salem)

  • Amer Shreiteh, anggota Komite Koordinasi untuk Return March, mengatakan kepada media lokal Palestina, bahwa tema protes hari Jumat (13/4) telah dijuluki sebagai “Bakar bendera Israel dan angkat bendera Palestina”.
  • “Sebuah tiang bendera setinggi 25 meter telah dibangun untuk masing-masing dari lima perkemahan di sepanjang perbatasan,” katanya.
  • Dalam sebuah pernyataan, Komite tersebut menegaskan komitmennya terhadap protes damai yang populer.

Jum’at, 6 April

Untuk minggu kedua, ribuan orang Palestina melakukan protes di sepanjang perbatasan timur Jalur Gaza, sebagai bagian dari gerakan Great March of Return.

Pasukan Israel telah menewaskan 29 warga Palestina selama seminggu terakhir, termasuk 21 orang selama dan setelah protes tanggal 30 Maret, yang melukai lebih dari 1.600 lainnya.

Delapan orang Palestina meninggal pada Jumat lalu, termasuk seorang yang menyerah pada luka-lukanya setelah ditembak pada pekan lalu.

Dua lagi meninggal karena luka-luka mereka pada hari berikutnya, termasuk wartawan Yaser Murtaja.

Media lokal: Delapan orang terbunuh oleh pasukan Israel

  • The Shehab News Agency Palestina melaporkan bahwa jumlah korban tewas dalam protes pada Jumat telah meningkat menjadi sembilan orang, setelah Alaa Yahya al-Zamali (17 tahun), ditembak mati oleh pasukan Israel di Rafah.

Yahya Sinwar: Gaza akan ‘berdiri tegak’ menghadapi pendudukan

  • Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Jalur Gaza, telah membuat penampilan publik yang jarang terjadi di sebuah protes dekat kota Khan Younis.
  • Dibebaskan dalam pertukaran tahanan tahun 2011 dengan Israel setelah lebih dari 20 tahun di penjara, Sinwar mengatakan kepada orang banyak bahwa Gaza akan “berdiri tegak” di hadapan pendudukan Israel.
  • “Rencana kelaparan dan pengepungan telah gagal untuk menghasut rakyat Palestina melawan perlawanan (Hamas).
  • “Gaza tidak akan kelaparan dan tidak akan meninggalkan tujuan nasionalnya.
  • “Orang-orang kami keluar untuk memberi tahu dunia bahwa Gaza itu bebas dan kami akan berdiri tegak dan melawan pendudukan Israel.”

Seorang pengunjuk rasa Palestina mengenakan ban di kepalanya dengan bawang (untuk melindungi dirinya dari gas air mata), yang menggantung. (Foto: Al Jazeera/Hosam Salem)

Media lokal: Enam orang tewas oleh pasukan Israel

  • The Palestinian Safa Press Agency melaporkan bahwa korban tewas telah meningkat menjadi delapan, dengan Sidqi Abu Outewi, 45 tahun dari Nuseirat, dan Mohammed Haji Saleh, 33 tahun dari Rafah, bergabung dalam daftar korban jiwa.

Warga Palestina kelima tewas, menurut Kementerian Kesehatan

  • Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi enam orang, dengan 20 tahun Ibrahim Al-Ourr tewas.

Kementerian Kesehatan Palestina: 780 orang terluka

  • Pejabat kesehatan di Gaza mengatakan bahwa setidaknya 780 demonstran telah terluka, termasuk tujuh wanita dan 31 anak-anak.

Warga Palestina keempat tewas, menurut Kementerian Kesehatan

  • Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa seorang anak laki-laki berusia 16 tahun telah dibunuh oleh pasukan Israel.
  • Remaja itu, Hussein Madi, tewas pada saat kedatangan setelah dia dibawa ke Rumah Sakit Shifa Kota Gaza, kementerian itu menambahkan.

Jurnalis: 28 demonstran yang terluka berada di unit perawatan intensif

  • Hosam Salem, seorang fotografer di tempat kejadian di Jalur Gaza selatan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa saat ini terdapat 8 demonstran di unit perawatan intensif di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
  • Salem menyaksikan rekannya, Yaser Murtaja, seorang jurnalis berusia 30 tahun yang bekerja di media lokal, jatuh ke tanah setelah dia ditembak oleh pasukan Israel di bagian perut.
  • “Yaser sedang merekam dengan kameranya di sebelah saya, ketika kami mendengar suara tembakan,” kata Salem. “Dia hanya jatuh ke tanah dan berkata, ‘Saya ditembak, saya ditembak’.”
  • “Dia membutuhkan delapan unit darah,” Salem melanjutkan. “Rumah sakit memindahkannya dari ruang operasi ke ruang ICU di mana situasinya tetap kritis.”
  • Jurnalis lain, Ibrahim Zanoun, ditembak di lengan saat meliput aksi protes di Jabaliya, Gaza utara.

Petugas kesehatan: Dua tewas, 250 orang luka-luka

  • Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa demonstran Majdi Ramadhan Shbat telah tewas di timur Kota Gaza oleh pasukan Israel.
  • Jumlah orang yang terluka telah meningkat setidaknya 250 orang, menurut kementerian tersebut.
  • Kematian Shbat membuat jumlah total pengunjuk rasa yang tewas pada hari Jumat menjadi tiga orang, setelah Thaer Rab’a, yang ditembak oleh pasukan Israel selama demonstrasi pada tanggal 30 Maret, menyerah pada luka-lukanya sebelumnya.

Para demonstran ‘menentang’ di tengah ketegangan yang semakin meningkat

 

Seorang wanita dan pria Palestina berdiri di belakang ban yang terbakar, di Khuza’a dekat perbatasan di Jalur Gaza selatan. (Foto: Al Jazeera/Hosam Salem)

  • Hoda Abdel-Hamid dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Gaza, mengatakan bahwa para pengunjuk rasa Palestina tetap “menentang” meskipun Israel mengatakan tidak akan mengubah aturannya.
  • “Beberapa pemuda membawa cermin untuk membutakan para tentara yang ditempatkan di sepanjang perbatasan,” katanya. “Kami telah melihat mereka dengan masker gas buatan sendiri, yang tidak akan benar-benar melindungi mereka dari apa pun.
  • “Ketegangan semakin meningkat seiring semakin banyak orang yang datang, tetapi tampaknya Israel menunjukkan tingkat penahanan diri dibandingkan dengan minggu lalu,” lanjutnya. “Mereka masih menggunakan peluru tajam dan peluru berkecepatan tinggi yang tidak membunuh tetapi melukai para demonstran.”

Masyarakat Palestina yang tewas di Gaza

  • Kementerian Kesehatan Palestina telah mengkonfirmasi bahwa Osama Qdeih berusia 38 tahun telah tewas oleh tembakan api oleh Israel, di sebelah timur Khan Younis.
  • Jumlah yang terluka telah meningkat menjadi setidaknya 150 orang, kementerian itu menambahkan.

Departemen Kesehatan: 40 orang terluka oleh tembakan dan gas air mata

 

Seorang petugas medis berdiri di samping seorang pengunjuk rasa yang terluka di dekat perbatasan timur Jalur Gaza. (Foto: Al Jazeera/Hosam Salem)

  • Para pejabat kesehatan Palestina mengatakan setidaknya 40 demonstran terluka.
  • Menurut Ashraf al-Qidra, juru bicara Kementerian Kesehatan, lima orang berada dalam kondisi kritis setelah ditembak di kepala atau di tubuh bagian atas.
  • Mahjoob Zweiri, seorang profesor di Universitas Qatar, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa protes adalah hasil dari “keputusasaan selama bertahun-tahun” oleh penduduk Jalur Gaza.
  • “Jika Anda melihat selama 60 tahun terakhir, selalu ada tindakan tertunda dari Liga Arab dan masyarakat internasional (berkaitan dengan) masalah Palestina,” katanya.
  • “Keterlambatan tindakan itu merupakan indikasi bahwa tidak ada upaya serius untuk menghentikan Israel melakukan apa yang dilakukannya sekarang.”

PBB memperingatkan pasukan Israel untuk menghormati ‘hak berkumpul secara damai’

  • Juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Liz Throssell, telah menyatakan keprihatinan atas kekerasan lebih lanjut selama demonstrasi pada Jumat, dan minggu-minggu mendatang.
  • Berbicara pada konferensi pers di Jenewa, Throssell mengatakan: “Kami mengingatkan Israel tentang kewajibannya untuk memastikan bahwa kekuatan yang berlebihan tidak digunakan terhadap demonstran dan dalam konteks pendudukan militer, seperti halnya di Gaza, yang tidak adil dan melanggar hukum. bantuan senjata api oleh penegak hukum yang mengakibatkan kematian bisa menjadi pembunuhan yang disengaja, pelanggaran berat dalam Konvensi Jenewa Keempat. “
  • Sebelumnya, Departemen Kesehatan Gaza mengkonfirmasi kematian Thaer Rab’a (30 tahun), yang menyerah pada luka-lukanya setelah dia ditembak oleh pasukan Israel pada Jumat lalu.
  • Ini membuat korban tewas minggu ini menjadi 22 orang Palestina.

Jumat hari ‘ban terbakar’

  • Masyarakat Palestina telah mengumpulkan ratusan ban cadangan dan berencana membakar ban tersebut untuk menciptakan tabir asap untuk menghalangi penglihatan penembak jitu Israel.
  • Koresponden Al Jazeera di Jalur Gaza, Hoda Abdel-Hamid, mengatakan bahwa situasinya tenang saat ini, meskipun lima warga Palestina sejauh ini terluka oleh peluru tajam
  • “(Di lima perkemahan di sepanjang perbatasan), Anda akan mendapatkan seluruh keluarga dengan anak-anak mereka mengenakan pakaian tradisional Palestina,” katanya. “Mereka piknik, mereka duduk di lantai, dan ada banyak penjual di pinggiran.
  • “Ini benar-benar atmosfer yang berbeda dan di sanalah sebagian besar orang berada.”

Keamanan internal Hamas menyerukan protes damai

 

Seorang pria tua Palestina dan cucunya duduk saat sholat Jumat di salah satu perkemahan di timur Khuza’a, di Jalur Gaza selatan. (Foto: Al Jazeera/Hosam Salem)

  • Pada Kamis (5/4) malam, keamanan internal Hamas merilis pernyataan yang menyerukan kepada semua pengunjuk rasa untuk “menghindari gesekan dengan pasukan pendudukan Israel, dan bekerja sama dengan instruksi dari penyelenggara acara.”
  • Pernyataan itu juga meminta para peserta untuk menghindari mengenakan pakaian khusus dan tidak mengambil foto atau menggunakan ponsel mereka.

Penyelenggara demonstrasi

  • “Demonstrasi ini diselenggarakan oleh para pengungsi, dokter, pengacara, mahasiswa, intelektual Palestina, akademisi, organisasi masyarakat sipil, dan keluarga Palestina,” Asad Abu Sharekh, juru bicara demonstrasi tersebut mengatakan kepada Al Jazeera.
  • “Menggunakan klaim-klaim Hamas di balik protes itu, Israel mencoba untuk memanfaatkan gagasan demonstrasi tersebut untuk membenarkan eskalasi terhadap demonstran.”

Protes dimulai

  • Protes yang direncanakan, yang dimulai pada tanggal 30 Maret atau Hari Tanah, akan berlanjut sampai peringatan Hari Nakba pada tanggal 15 Mei, yang menandai 70 tahun sejak 750 ribu orang Palestina diusir dari desa-desa dan kota-kota mereka oleh milisi Zionis pada tahun 1948.
  • Tenda darurat didirikan sekitar 700 meter dari pagar Israel, yang melambangkan hak untuk kembali bagi para pengungsi Palestina, yang mencakup 70 persen dari total penduduk Jalur Gaza sebanyak dua juta jiwa.

Keterangan foto utama: Rakyat Palestina meneriakkan slogan ketika mereka melakukan demonstrasi. (Foto: Anadolu Agency/Mustafa Hassona)

Demonstrasi Gaza: Semua Perkembangan yang Harus Anda Tahu

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top