Sidang Pemakzulan Berakhir, Trump Dibebaskan
Amerika

Lawan Terberat Trump di Pilpres AS Bukan Biden, Lalu Siapa?

Berita Internasional > Lawan Terberat Trump di Pilpres AS Bukan Biden, Lalu Siapa?

Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 adalah kampanye yang secara substansial di luar kendali kandidat mana pun. Semuanya kian buruk bagi Joe Biden, yang tidak memegang posisi pemerintah apa pun saat ini. Lawan utama Donald Trump dalam pemilu kali ini bukanlah Partai Demokrat, tetapi pandemi COVID-19.

Ini adalah momen Joe Biden bersinar. Dengan penangguhan kampanye Bernie Sanders, Biden sekarang telah menjadi calon tunggal dari para kandidat presiden Partai Demokrat dalam jumlah terbesar sepanjang sejarah. Biden memimpin dalam jajak pendapat atas Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan hampir 6 poin secara nasional dan unggul di negara-negara bagian medan pertempuran utama Pennsylvania, Wisconsin, dan bahkan Florida (menurut rata-rata polling RealClearPolitics). Jajak pendapat CNN awal April 2020 menempatkan Biden di atas 50 persen suara secara nasional.

Tampaknya kesempatan ketiga kalinya ini bisa membuahkan keberuntungan, 32 tahun setelah pencalonan pertama Biden untuk capres Partai Demokrat pada 1988. Mantan wakil presiden telah mendapat restu dari lelaki yang mencegahnya mati sebagai senator: mantan Presiden AS Barack Obama.

Baca Juga: Sanders Mundur, Biden dan Trump Calon Resmi Pilpres AS 2020

Pertanyaannya, apakah ini merupakan awal kebangkitan Biden yang berkelanjutan atau sudah dekat ke puncaknya? Ini adalah kondisi yang agak ideal untuk kandidat berusia 77 tahun itu. Amerika Serikat sedang berada di tengah pandemi COVID-19 yang telah kian serius, meskipun Trump sejak awal menjamin wabah akan segera menghilang. Penutupan bisnis yang meluas untuk memperlambat penyebaran virus corona baru telah membatalkan ledakan ekonomi, memicu jutaan klaim pengangguran baru dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat. Kepercayaan publik terhadap penanganan Trump atas krisis pun tergelincir, yang selalu lebih rendah daripada dinikmati oleh banyak pemimpin Barat dan para gubernur negara bagian AS.

Namun, di tengah semua bencana itu, ada tanda-tanda peringatan untuk Biden. Angka-angka peringkat persetujuan Trump belum tergelincir ke tingkat George W. Bush selama Badai Katrina, apalagi krisis keuangan. Angkanya mungkin akan terus berfluktuasi daripada bergerak ke bawah secara tak terelakkan. Jajak pendapat Fox News terbaru tidak menguntungkan Trump, menunjukkan peringkat persetujuan pekerjaan presiden meningkat menjadi 49 persen dan membuatnya bertarung sengit dengan Biden yang meraih 42 persen.

Salah hasil yang paling membingungkan: Jajak pendapat Politico/Morning Consult menunjukkan publik Amerika lebih menyukai Trump daripada Biden dalam hal siapa yang akan menjadi pemimpin yang lebih baik selama pandemi sebesar 44 persen atas 36 persen. Polling yang sama yang menunjukkan Obama dengan mudah mengalahkan Trump pada pertanyaan yang sama sebesar 52 persen atas 38 persen. Ini adalah jenis pertanyaan referendum langsung di mana Biden perlu mengungguli Trump tanpa pertanyaan apakah dia akan menjadi presiden berikutnya.

Referendum adalah kata kuncinya. Menurut analisis W. James Antle III dari The National Interest, Biden paling siap untuk menang jika para pemilih memandang Pilpres AS 2020 pada November sebagai pemilihan langsung yang menentukan kepresidenan Trump. Jika Trump mampu mengubah ini menjadi pilihan biner, seperti yang ia lakukan dengan Hillary Clinton, kemenangan Biden menjadi kurang terjamin. Clinton sendiri sering memimpin jajak pendapat menjelang Pilpres AS 2016 pada tahap kampanye saat ini dan bahkan beberapa saat kemudian.

Mungkin itu akan lebih sulit untuk dilakukan dengan Trump sebagai capres petahana daripada sebagai sosok baru yang tidak diketahui dibandingkan dengan Clinton selama Pilpres AS 2016. Biden banyak bertumpu pada harapan bahwa asumsi Clinton yang terbukti salah ketika Trump adalah penantang semu dan Partai Demokrat dapat meningkatkan antusiasme tingkat Obama di kalangan milenial dan minoritas tanpa sosok Obama sendiri di kotak suara berdasarkan antipati terhadap Trump saja, akan menjadi benar sekarang ketika Trump berada di Gedung Putih.

Pandemi COVID-19 memang dapat mendorong argumen Biden: apa yang dibutuhkan Amerika saat ini adalah keadaan normal, disampaikan oleh presiden yang lebih konvensional.

Perbandingan Angka Kematian Akibat Corona dengan Tragedi Besar Lain

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dalam sambutan melepas rumah sakit kapal angkatan laut USNS Comfort dari negara bagian Virginia dan bertolak menuju dermaga Pier 90 di Pulau Manhattan di negara bagian New York. (Foto: Getty Images)

Baca Juga: Jadwal Pilpres AS 2020 Terganggu Corona, Akankah Tetap Terlaksana?

Bisa jadi, Pilpres AS 2020 berlangsung setelah setidaknya pembukaan kembali sebagian ekonomi Amerika, tetapi sebelum gelombang kedua pandemi, setelah konvensi Partai Republik yang kurang lebih normal dan konvensi Partai Demokrat dipersingkat atau tidak biasa. Tantangan mendulang suara para pemilih yang ditimbulkan oleh pandemi diduga akan melukai Demokrat lebih dari Republik. Namun demikian, tidak ada yang benar-benar tahu.

Biden tampak sial tetapi dengan sabar menunggu popularitasnya di Carolina Selatan. Sanders bertaruh dia bisa terus menang di kalangan pluralitas berkat sebidang besar yang terpecah belah. Partai Demokrat di negara bagian Milwaukee konon akan dipaksa untuk menyetujui pencalonan Sanders daripada menghadapi risiko pendukungnya akan membelot secara massal. Sanders salah dan Biden akhirnya benar.

Wakil presiden dua masa jabatan di bawah kepresidenan Obama itu bisa terus benar atau beruntung, sepanjang pemilihan umum pada November juga. Namun, W. James Antle III dari The National Interest menyimpulkan, Pilpres AS 2020 saat ini merupakan kampanye yang secara substansial berada di luar kendali kandidat mana pun. Sebagai politisi tanpa posisi pemerintah saat ini, semuanya berada di luar kendali Joe Biden. Sementara itu, lawan utama Donald Trump bukanlah Partai Demokrat, tetapi pandemi COVID-19.

 

Penerjemah: Fadhila Eka Ratnasari

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Lawan terberat Trump di Pilpres AS 2020 bukan Biden tapi virus corona. (Foto: Getty Images)

Lawan Terberat Trump di Pilpres AS Bukan Biden, Lalu Siapa?

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top