Tantangan Siber Indonesia Jadi Sorotan Jelang Pilpres 2019

Posted on February 11, 2019

Menjelang Pilpres 2019, Indonesia harus mengatasi tantangan serius yang mereka hadapi di dunia siber. Di bawah Presiden Joko “Jokowi” Widodo, spektrum tantangan tidak hanya pada keamanan nasional atau perdagangan elektronik, tetapi juga dalam distribusi berita palsu atau hoax, dan bahkan masalah yang berkaitan dengan pemungutan suara online. Indonesia telah mengambil serangkaian langkah untuk mengatasi masalah-masalah ini, dengan pembentukan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) baru pada tahun 2017.

Oleh: Prashanth Parameswaran (The Diplomat)

Akhir pekan lalu, kepala TNI mengeluarkan seruan kepada pasukan keamanan negara untuk meningkatkan keterampilan digital mereka untuk menghadapi berbagai tantangan. Komentarnya ini adalah yang terbaru dari serangkaian pernyataan serupa yang dikeluarkan oleh pejabat Indonesia yang menyoroti tantangan dunia maya di negara itu menjelang Pilpres 2019 April nanti.

Bersama dengan negara-negara Asia lainnya, Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk menghadapi beberapa tantangan dunia maya yang telah lama dihadapi. Indonesia adalah salah satu negara paling rentan di dunia terhadap serangan dunia maya, dan tantangannya telah berkembang pada tingkat yang mengkhawatirkan selama beberapa tahun terakhir.

Di bawah Presiden Joko “Jokowi” Widodo, spektrum tantangan tidak hanya pada keamanan nasional atau perdagangan elektronik, tetapi juga dalam distribusi berita palsu atau hoax, dan bahkan masalah yang berkaitan dengan pemungutan suara online.

Indonesia telah mengambil serangkaian langkah untuk mengatasi masalah-masalah ini, dengan pembentukan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) baru pada tahun 2017, yang telah ditambahkan ke daftar organisasi yang membantu negara Asia Tenggara terkait masalah ini. Meskipun demikian, bahkan para pejabat sendiri mengakui bahwa negara ini masih harus menempuh jalan panjang untuk dapat sepenuhnya menghadapi masalah-masalah ini.

Minggu ini, tantangan dunia maya Indonesia kembali menjadi berita utama setelah pernyataan yang dikeluarkan oleh komandan TNI Hadi Tjahjanto. Seperti yang dikutip kantor berita ANTARA, Tjahjanto mengatakan kepada anggota korps polisi militer di sebuah pangkalan angkatan udara di Jakarta Timur pada 8 Februari untuk meningkatkan keterampilan digital mereka untuk menghadapi tren meningkatnya kejahatan dunia maya di negara ini pada media berbasis internet.

Komentar Tjahjanto hanyalah yang terbaru dari serangkaian seruan oleh pejabat Indonesia tentang perlunya pasukan keamanan negara untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi meningkatnya ancaman dunia maya terhadap Indonesia. Dimensi dunia maya dari tantangan keamanan Indonesia telah menjadi berita utama terutama menjelang pilpres yang akan berlangsung pada bulan April, dan meningkatnya kekhawatiran tentang ancaman seperti berita palsu.

Kasus yang terjadi belakangan ini adalah upaya pemerintah untuk menangani akun palsu yang telah mengatasnamakan TNI. Beberapa dari akun-akun itu telah mulai ditindak atas penggunaan nama TNI secara ilegal untuk kegiatan mereka, yang mencakup segmen populasi yang mengancam seperti kaum kiri atau komunis—topik yang sangat sensitif bagi Indonesia.

Ucapan Tjahjanto memang menyinggung tentang ancaman berita palsu dan hoax tersebut, mengingat pentingnya pasukan keamanan untuk melindungi diri dari tantangan ini serta untuk menjaga reputasi TNI Indonesia. Tetapi pada saat yang sama, seperti yang diketahui Tjahjanto, mengatasi masalah ini mudah diucapkan namun sulit dilakukan.

Keterangan foto utama: Presiden Indonesia Joko Widodo dan rivalnya Prabowo Subianto menghadiri upacara menandai dimulainya periode kampanye untuk pemilihan presiden 2019 di Jakarta, Indonesia, tanggal 23 September 2018. (Foto: Reuters)