Virus Corona
Global

15 Negara di Dunia Belum Laporkan Kasus COVID-19, Apa Maknanya?

Berita Internasional > 15 Negara di Dunia Belum Laporkan Kasus COVID-19, Apa Maknanya?

Belasan negara hingga kini belum mengumumkan kasus COVID-19 pertama mereka. Negara-negara Kepulauan Pasifik memang terisolasi, tapi bagaimana dengan Tajikistan, Turkmenistan, Korea Utara, dan Lesotho?

Sejak pertama muncul di Wuhan beberapa bulan silam, COVID-19 benar-benar telah melakukan perjalanan sejauh mungkin ke seluruh dunia. Di titik terjauh dari Wuhan, ada Provinsi Córdoba, Argentina, yang mencatat tiga kematian akibat virus corona pada awal April.

Saat peta dunia para epidemiologis semakin ternoda oleh banyaknya infeksi, area langka yang masih nol kasus jadi kian menonjol. Bagaimana mungkin ada 15 negara anggota PBB tanpa kasus virus corona yang dikonfirmasi?

Melansir Lowy Institute, untuk beberapa orang, isolasi geografis dan kontrol perbatasan telah membantu menekan persebaran virus. Namun, ada pula negara lain yang masih tersandera kepemimpinan domestik yang represif atau cenderung meremehkan tingkat krisis dari virus ini.

Dengan begitu sedikit negara bagian yang tidak mencatat kasus positif, publik perlu mencurigai politik kebijakan lokal yang bisa menjelaskan apa itu transmisi terbatas atau efek ketidakpastian berbahaya di sekitar jumlah kasus aktual.

Baca Juga: China Curi Keuntungan dari Wabah Corona di Kapal AS

Afrika Selatan

Komoro adalah kepulauan kecil di Samudra Hindia yang jarang dikunjungi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) aktif di negara itu. Mereka membantu pemerintah untuk memeriksa gejala pada pengunjung China sejak Januari. Pada 17 Maret, Presiden Azali Assoumani memperkenalkan batasan berkumpul dalam acara dan tindakan karantina. Sembilan hari berselang, ia menambahkan penutupan semua masjid.

Pada awal April, sekitar 250 warga Komoro telah dikarantina, dan hanya orang yang menunjukkan gejala yang diuji. Seorang dokter Komoro menyarankan penggunaan obat anti-malaria secara luas yang berkontribusi terhadap ketahanan negara.

Daerah lain yang melaporkan nol kasus adalah Lesotho, rumah bagi dua juta orang yang terkurung di Afrika Selatan, meskipun ratusan kasus terjadi di provinsi tetangga Afrika Selatan.

Parlemen negara sendiri berada dalam kekacauan sejak Februari, ketika Perdana Menteri Tom Thabane didakwa membunuh istri pertamanya. Pemerintah yang diperangi Lesotho nyaris tidak membahas COVID-19 hingga 10 Maret. Mereka hanya mengumumkan penghentian perdagangan asing, dengan penutupan layanan-layanan yang tidak penting menyusul satu minggu kemudian.

COVID-19

Para pembeli mengantre untuk membeli bahan makanan di Makro Store menjelang lockdown selama 21 hari secara nasional, dalam upaya untuk menahan wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Durban, Afrika Selatan, 24 Maret 2020. (Foto: Reuters/Rogan Ward)

Pada akhir Maret, pemerintah mengumumkan beberapa kasus terduga corona, salah satunya dilaporkan mati sebelum hasil tes diketahui. Namun, sampai berita ini diturunkan, angka terakhir masih menunjukkan nol kasus positif. Meskipun salah satu pendiri Alibaba Jack menyumbang 20.000 alat uji, Lesotho mungkin kekurangan peralatan yang kompatibel untuk mengoperasikannya.

Kepulauan Pasifik

Pulau kecil yang berkembang di Pasifik Selatan adalah salah satu negara yang paling terpencil di dunia. Karena kurangnya infrastruktur kesehatan dan unit perawatan intensif, wabah COVID-19 dapat menempatkan mereka di bawah tekanan besar. Untungnya, sepuluh negara tersebut masih belum melaporkan kasus apa pun.

Kiribati dan Negara-negara Bebas yang Terkait (Kepulauan Marshall, Mikronesia, dan Palau) mengumumkan pembatasan imigrasi dan perjalanan dari Tiongkok pada tahap awal penyebaran virus. Pada Maret dan April, Nauru, Samoa, Kepulauan Solomon, Tonga, Tuvalu, dan Vanuatu menerapkan langkah-langkah ketat dalam perjalanan udara dan air dari “negara-negara berisiko tinggi”.

Terlepas dari reaksi langsung Kepulauan Pasifik, kehancuran Topan Tropis Harold telah menyebabkan pelonggaran aturan physical distancing dan isolasi.

Korea Utara

Dengan mudah negara terpadat dalam daftar ini, dan yang terdekat dengan Wuhan, Korea Utara mengklaim sepenuhnya bebas dari COVID-19. Sementara, status pariah negara itu dapat memperkuat klaim ini, China menyediakan garis hidup yang terdokumentasi dengan baik untuk perdagangan dan pariwisata, mendorong respons awal ketika operator tur Korea Utara melarang turis asing pada 22 Januari. Keadaan darurat negara lantas diumumkan satu minggu kemudian, termasuk periode karantina satu bulan untuk siapa pun yang masuk dari Tiongkok. Ribuan orang “dipaksa” dikarantina di minggu-minggu berikutnya.

Bahkan ketika Kim Jong-un meminta pengujian lebih lanjut dan pembatasan perjalanan, ia terus melaporkan nol kasus positif. Rezim otoriter Kim memberinya banyak kendali atas narasi di negaranya. Lalu, menyembunyikan sejauh mana perkembangan wabah dari masyarakat internasional. Meskipun ada laporan yang belum terkonfirmasi soal ratusan tentara Korut mati karena corona, Kim berusaha untuk menegaskan kekebalan.

Pada Maret, ia mengirim harapan baik ke Korea Selatan yang dilanda virus dan kembali meluncurkan rudal ke Laut Jepang. Baru-baru ini pada 7 April, Korea Utara melaporkan kepada WHO, pengujian COVID-19 di negara itu sedang berlangsung, dengan 500 orang dikarantina, dan lebih dari 700 hasil tes negatif. Para ahli meragukan kekebalan yang diklaim ini, dan khawatir pandemi ini dapat memperburuk kemiskinan ekstrem Korea Utara.

Baca Juga: PBB Imbau Gencatan Senjata Global di Tengah Wabah Corona

Asia Tengah

Di peringkat 153 dan 165 untuk tingkat korupsi, Tajikistan dan Turkmenistan hampir tidak pernah jujur ​​dengan populasi masing-masing dalam hal COVID-19. Tingkat keparahan virus telah diencerkan dalam pernyataan resmi pemerintah Tajik dan Turkmen dan media. Ini terbukti dalam penolakan Tajikistan untuk menghentikan Liga Sepak Bola Tajikistan, meskipun liga-liga sepakbola besar, seperti Liga Sepak Bola Inggris, Liga Premier, dan UEFA dibatalkan.

Di Turkmenistan, orang-orang telah ditangkap karena berbicara secara terbuka tentang virus dan tindakan memakai masker adalah ilegal di tempat umum. Pemerintah telah melangkah lebih jauh dengan menghapus segala imbauan di pamflet kesehatan, sekolah, universitas, kantor, dan rumah sakit.

Terlepas dari semua upaya pemerintah Turkmenistan yang menyangkal kasus COVID-19, jelas ada beberapa pembatasan yang diberlakukan di tingkat lokal. Ini termasuk pos pemeriksaan di sepanjang jalan raya dan pemeriksaan wajib suhu orang yang menggunakan transportasi umum. Ini bisa menjadi indikasi, dua orang yang dikarantina pada Maret berpotensi terkena COVID-19. Namun, pemerintah Turkmenistan terus menolak laporan yang mengindikasikan sebaliknya.

Meskipun 15 negara anggota PBB ini melaporkan tidak ada wabah COVID-19, statistik ini cenderung merendahkan pandemi yang sebenarnya.

Beberapa negara dalam daftar itu memiliki tingkat korupsi yang tinggi, dan lebih suka menahan data ketimbang dianggap tidak mampu menangani wabah di dalam batas kedaulatan mereka.

Pulau-pulau kecil yang menerapkan pembatasan perjalanan yang ketat memiliki klaim yang lebih kuat untuk bebas virus corona. Namun, negara-negara ini lebih rentan terhadap penyebaran virus karena infrastruktur kesehatan mereka yang buruk, serta kesulitan aksebilitas peralatan pengujian.

 

Penerjemah: Anastacia Patricia

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Korea Utara jadi salah satu negara di dunia yang masih belum melaporkan kasus positif corona. (Foto: KCNA/Reuters)

15 Negara di Dunia Belum Laporkan Kasus COVID-19, Apa Maknanya?

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top