Tentara AS
Timur Tengah

3.000 Tentara AS Dikerahkan ke Timur Tengah Pasca-Tewasnya Soleimani

Demonstran membakar bendera AS dan Inggris selama protes menentang pembunuhan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani. (Foto: West Asia News Agency/Nazanin Tabatabaee/Reuters)
Berita Internasional > 3.000 Tentara AS Dikerahkan ke Timur Tengah Pasca-Tewasnya Soleimani

Amerika Serikat mengerahkan tambahan tiga ribu tentara AS ke Timur Tengah. Pengerahan itu dilakukan setelah Trump memerintahkan pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani.

Amerika Serikat mengirim hampir 3.000 tentara tambahan ke Timur Tengah dari Divisi Lintas Udara ke-82, sebagai tindakan pencegahan di tengah meningkatnya ancaman terhadap pasukan Amerika di kawasan itu, menurut para pejabat AS kepada Al Jazeera.

Baca juga: Trump Akan Umumkan Penarikan Tentara AS di Afghanistan

Langkah itu dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan pembunuhan komandan militer Iran Qassem Soleimani.

Soleimani, kepala elit Pasukan Quds Iran, tewas oleh pasukan AS dalam serangan udara di Bandara Internasional Baghdad pada Jumat (3/1). Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan milisi yang didukung Iran yang dikenal sebagai Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) juga tewas. Iran telah mengancam pembalasan.

Para pejabat AS telah membela langkah itu, dengan mengatakan bahwa Iran merencanakan tindakan segera yang mengancam warga Amerika.

Tentara AS tambahan itu akan bergabung dengan sekitar 750 pasukan yang dikirim ke Kuwait awal pekan ini, menurut para pejabat, berbicara kepada media dengan syarat anonimitas. Pasukan itu dikerahkan setelah para pengunjuk rasa menyerbu kompleks Kedutaan AS di Irak.

Para pejabat AS mengatakan kepada kantor berita Reuters awal pekan ini, bahwa ribuan tentara tambahan dapat dikirim ke wilayah itu dan telah diperintahkan untuk bersiap dikerahkan.

Seseorang memegang foto yang memperlihatkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyapa komandan pasukan Quds Iran Qassem Soleimani. (Foto: EPA-EFE/Abedin Taherkenareh)

Eskalasi besar

Pengerahan pasukan tambahan mencerminkan kekhawatiran tentang potensi tindakan pembalasan Iran atas pembunuhan Soleimani. Namun itu juga bertentangan dengan dorongan berulang Trump untuk menarik tentara AS dari konflik Timur Tengah.

Baca juga: Jika Kesepakatan AS-Taliban Tercapai, 5.400 Tentara AS Akan Ditarik

Sebelum pengerahan pasukan minggu ini, pemerintah telah mengirim 14.000 tentara AS tambahan ke Timur Tengah sejak Mei, ketika pertama kali AS secara terbuka menyatakan bahwa Iran merencanakan serangan terhadap kepentingan AS.

Pengerahan itu terjadi seiring Trump memberikan komentar pertamanya tentang serangan itu, menyatakan bahwa ia memerintahkan pembunuhan Soleimani karena Soleimani telah membunuh dan melukai banyak orang Amerika selama bertahun-tahun, dan berencana untuk membunuh lebih banyak lagi.

“Dia seharusnya disingkirkan bertahun-tahun yang lalu,” tambahnya.

Pembunuhan itu menandai eskalasi besar dalam konflik antara Washington dan Iran, seiring Iran menjanjikan “pembalasan keras” atas pembunuhan pemimpin militer senior itu. Kedua negara telah menghadapi krisis berulang sejak Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dan memberlakukan sanksi yang melumpuhkan.

AS mendesak warganya untuk meninggalkan Irak “segera” karena kekhawatiran meningkat bahwa serangan dan pembalasan oleh Iran dapat memicu konflik yang melanda wilayah tersebut.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo membela serangan itu sebagai “sepenuhnya sah”, dengan mengatakan Soleimani merupakan ancaman “segera” terhadap AS dan kepentingannya di wilayah tersebut.

“Ada serangan yang akan terjadi,” kata Pompeo kepada Fox News. “Perancang dan motivator utama serangan itu, adalah Qassem Soleimani.”

Gedung Putih tidak memberi tahu anggota Kongres sebelum serangan itu. Menteri Pertahanan AS Mark Esper memberi tahu Ketua DPR Nancy Pelosi tentang serangan itu tak lama sebelum Pentagon mengkonfirmasinya di depan umum.

Pompeo menghubungi para pemimpin dunia pada Jumat (3/1) untuk menjelaskan dan membela keputusan Trump untuk memerintahkan serangan udara yang telah memicu kekhawatiran ledakan protes anti-Amerika serta lebih banyak kekerasan di Timur Tengah yang sudah tidak stabil.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Pompeo pada Jumat telah berbicara dengan para pejabat tinggi di Afghanistan, Inggris, China, Prancis, Jerman, dan Pakistan, dilansir dari Al Jazeera.

Baca juga: Trump: 8.600 Tentara AS Akan Tetap Berada di Afghanistan

Dalam panggilannya dengan Menteri Luar Negeri Inggris dan Jerman serta anggota dewan negara China, Pompeo menekankan bahwa Trump bertindak untuk menghadapi ancaman segera terhadap nyawa warga Amerika di kawasan itu, tetapi juga bahwa AS berkomitmen untuk “mengurangi ketegangan”, menurut ringkasan percakapan departemen tersebut.

Trump memilih untuk tidak bermain golf pada Jumat, dan dia diperkirakan tidak akan terlihat secara terbuka sampai dia melakukan perjalanan ke Miami untuk acara sore hari untuk kampanye pemilihannya kembali, Al Jazeera melaporkan.

Penerjemah dan editor: Aziza Fanny Larasati

Keterangan foto utama: Demonstran membakar bendera AS dan Inggris selama protes menentang pembunuhan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani. (Foto: West Asia News Agency/Nazanin Tabatabaee/Reuters)

3.000 Tentara AS Dikerahkan ke Timur Tengah Pasca-Tewasnya Soleimani

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top