Asia

Akhirnya, Virus Corona Sampai Juga ke Korea Utara?

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. (Foto: KCNA/KNS/AFP/Getty Images)
Berita Internasional > Akhirnya, Virus Corona Sampai Juga ke Korea Utara?

Di depan ribuan orang yang berkumpul untuk merayakan parade militer negara pada 10 Oktober, pemimpin Korea Utara Kim Jong un memuji upaya bangsanya dalam mencegah virus corona, yang telah menyebabkan setidaknya 1,2 juta kematian di seluruh dunia. Namun di balik layar, jumlah warga yang diduga tertular penyakit itu melonjak, menurut data yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dilansir dari The National Interest, antara 1 Oktober hingga 22 Oktober, 3.373 warga Korea Utara ditambahkan ke daftar pasien yang “dicurigai”, yang kemungkinan besar terjadi saat negara itu meningkatkan pengujian peserta untuk parade besar-besaran.

Hanya lima hari setelah kejadian tersebut, total 4.522 “dicurigai” sebagai pembawa COVID-19. Angka itu dengan cepat naik menjadi 5.368, termasuk delapan orang asing, pada 22 Oktober. Banyak yang dikarantina, tetapi data tidak menyebutkan apakah ada yang meninggal karena virus tersebut.

Namun, menurut WHO, “tidak ada kasus positif yang ditemukan”, yang berarti Korea Utara belum melaporkan satu pun kasus virus corona yang dikonfirmasi sejak pandemi dimulai kira-kira sepuluh bulan lalu. Diketahui bahwa Korea Utara melaporkan sendiri semua data terkait virus corona ke WHO, sehingga sulit untuk membuat penilaian yang jelas tentang seberapa faktual angka yang disebutkan, menurut para ahli.

Jean Lee, Direktur Pusat Korea di Woodrow Wilson Center, mengatakan kepada The National Interest bahwa “dengan perbatasan yang ditutup rapat, dan begitu sedikit orang asing yang berada di Korea Utara saat ini, sulit bagi kami untuk mengukur seberapa akurat klaim tersebut.”

Dia menambahkan: “Sulit dipercaya bahwa tidak ada kasus, mengingat perbatasan panjang Korea Utara dengan China.”

Tangkapan layar siaran KCNA menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berpidato menjelang perhelatan parade militer di Pyongyang, Sabtu, 10 Oktober 2020. (Foto: KCNA/KNS/AFP/Getty Images)

Jumlah pasti peserta parade militer tidak diketahui, tetapi bisa berkisar antara ribuan hingga puluhan ribu. Rekaman video menunjukkan warga yang bersorak tanpa mengenakan masker, berdiri bahu-membahu satu sama lain di Lapangan Kim Il Sung, di mana sebuah rudal balistik baru diluncurkan ke publik.

Jarak sosial jelas tidak terlihat, dan mengingat fakta bahwa para hadirin tidak mengenakan masker atau penutup wajah, pawai ini berpotensi menjadi acara yang sangat menyebarkan virus.

Namun menurut Direktur Proyek Kebijakan Kesehatan Korea Dr. Kee B. Park, dari Harvard Medical School, dia yakin bahwa “sangat mungkin Korea Utara berhasil mencegah virus corona keluar dari negara itu.”

“Saya tidak mengetahui adanya permintaan dari DPRK (Korea Utara) agar tim kesehatan eksternal ‘membantu memantau’. Mereka tampaknya yakin bahwa strategi mereka sejauh ini berhasil,” ucapnya kepada The National Interest.

“Negara ini mampu melaksanakan langkah mitigasi yang efektif jika akan terjadi wabah. Ya, banyak yang akan sakit dan beberapa akan meninggal, tapi saya rasa ini akan segera diatasi.”

Lee, bagaimanapun, sangat kurang yakin dengan kemampuan Korea Utara untuk memerangi wabah berskala besar.

“Apa yang kita ketahui adalah bahwa sistem perawatan kesehatan Korea Utara yang rapuh tidak akan siap untuk menghadapi wabah virus yang sangat parah, yang telah membebani sistem perawatan kesehatan paling canggih di dunia,” katanya.

“Tanpa obat atau peralatan yang memadai, dokter Korea Utara sangat bergantung pada obat pencegahan. Strategi mereka adalah mencegah penyebaran virus atau, idealnya, mencegah masuk ke negara itu, dan taktik mereka adalah memberlakukan penguncian yang ketat dan pembatasan perjalanan.”

Dr. J. Stephen Morrison, wakil presiden senior di Pusat Kajian Strategis dan Internasional dan Direktur Pusat Kebijakan Kesehatan Global, menggemakan sentimen serupa.

“Di luar beberapa pusat kota, pusat kesehatan di seluruh negeri masih primitif,” terangnya kepada The National Interest, seraya menambahkan bahwa banyak fasilitas bahkan tidak memiliki air ledeng atau listrik. “Korea Utara sangat rentan.”

Morrison juga tidak mengantisipasi organisasi kesehatan internasional akan mendapatkan akses ke negara itu dalam waktu dekat.

“Korea Utara memiliki sejarah menolak akses dan membuat penghalang dan tembok,” katanya. “Ada sangat sedikit kehadiran eksternal yang perlu dipantau.

Namun, menurut Park, upaya terus-menerus untuk mencegah virus dari luar perbatasan Korea Utara mungkin akan menimbulkan “biaya ekonomi dan sosial yang tinggi”.

“Biaya sosial dari isolasi dan mitigasi yang berkelanjutan, kemungkinan akan melebihi jumlah kematian yang diperkirakan dari virus itu sendiri saat pandemi merajalela,” katanya. “Saya ingin menunjukkan bahwa sebagian besar negara bergulat dengan masalah yang sama.”

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyatakan di situs webnya bahwa “risiko COVID-19 di Korea Utara tidak diketahui. CDC merekomendasikan para pelancong menghindari semua perjalanan internasional yang tidak penting ke Korea Utara.”

Badan tersebut memberikan peringatan terakhir: “Jika Anda sakit di Korea Utara dan membutuhkan perawatan medis, mungkin perawatan akan terbatas,” dikutip The National Interest.

 

Penerjemah: Desi Widiastuti

Editor: Aziza Larasati

Keterangan foto utama: Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. (Foto: KCNA/KNS/AFP/Getty Images)

Akhirnya, Virus Corona Sampai Juga ke Korea Utara?

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top