Twit Rasis Trump
Global

Kalahkan Rusia-China, AS Menang Perang Jual Senjata ke Indonesia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dengan pilot F-35 di Pangkalan Angkatan Udara Luke di Arizona. (Foto: New York Times/Doug Mills)
Berita Internasional > Kalahkan Rusia-China, AS Menang Perang Jual Senjata ke Indonesia

Keputusan Indonesia untuk mundur dari dua kesepakatan dengan Rusia dan China merupakan kemenangan bagi pemerintah Amerika Serikat. Indonesia bisa menjadi negara berikutnya yang mendapatkan pesawat tempur F-35.

Indonesia baru-baru ini mundur dari dua perjanjian senjata terpisah dengan China dan Rusia karena tunduk pada tekanan dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Pertukaran produk teknologi tinggi

Pada Agustus 2017, Indonesia mengumumkan kesepakatan dengan Federasi Rusia di mana Indonesia akan membeli sebelas jet tempur canggih Sukhoi Su-35 dengan produk senilai US$1,1 miliar. Kesepakatan sistem barter yang tidak biasa itu menetapkan Rusia akan membeli barang-barang seperti minyak sawit, karet, furnitur, teh, dan kopi, serta rempah-rempah.

Belum lama ini, masa depan kesepakatan tersebut (yang ditandatangani oleh mantan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu pada 2018), tampak tidak jelas, dan tampaknya terjebak dalam semacam limbo hukum.

Baca Juga: [INFOGRAFIK] Seberapa Kuat Militer Indonesia Kini?

Menurut laporan The National Interest, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump rupanya memberi tahu pemerintah Indonesia, jika pembelian itu diteruskan, Indonesia akan dihukum berdasarkan Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA).

Kesepakatan dengan Rusia bisa saja memberi negara itu dorongan ekonomi kecil, tetapi juga yang sangat dibutuhkan pada saat harga minyak (andalan ekonomi pengekspor minyak Rusia) mengalami pukulan hebat karena membanjirnya minyak Arab Saudi yang murah di pasar dunia.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga mundur dari kesepakatan senilai US$200 miliar dengan China untuk membeli sejumlah kapal patroli angkatan laut yang belum ditentukan.

Lanjutkan Beli S-400 Rusia, Amerika Hentikan Latihan Pilot F-35 Turki

Kepala kru Lockheed Martin memberi sinyal kepada pilot F-35A Lightning II bahwa pengganjal roda pesawat telah ditempatkan, tanggal 4 Februari 2019 di Luke Air Force Base, Arizona. (Foto: Angkatan Udara Amerika Serikat/Airman 1st Class Aspen Reid)

Senjata canggih

Amerika Serikat dilaporkan menawarkan varian terbaru dan paling canggih dari keluarga pesawat tempur F-16 AS, F-16 Viper, sebagai pengganti Su-35 Rusia. Sebaliknya, Indonesia sedang berusaha untuk mendapatkan F-35 Joint Strike Fighter yang lebih canggih dan lebih mahal.

Secara pribadi, beberapa pejabat pemerintah Indonesia telah menguraikan mengapa CAATSA begitu efektif. UU itu akan menerapkan sejumlah sanksi yang berbeda pada berbagai organisasi dan perorangan yang melakukan bisnis dengan entitas Rusia yang terhubung dengan agen pertahanan atau intelijen Rusia.

Hal itu dapat menghambat kemampuan individu untuk bepergian melalui pembatasan visa atau sama merusaknya dengan melarang beberapa transaksi keuangan, hingga hukuman terhadap properti dan aset yang bisa sangat merusak, terutama di saat meningkatnya ketidakpastian ekonomi karena pandemi COVID-19.

Baca Juga: Pesawat Militer Indonesia Ditembak di Papua, Siapa Dalangnya?

Menyeimbangkan kepentingan beragam pihak

Ketika berhadapan dengan negara tetangga China, vendor Rusia, dan prioritas Amerika, pemerintah Indonesia berupaya menyeimbangkan berbagai kepentingan dengan kepentingannya sendiri.

Keputusan Indonesia untuk mundur dari dua kesepakatan dengan Rusia dan China (yang keduanya sama-sama musuh strategis Amerika Serikat), merupakan kemenangan bagi pemerintahan Trump. Baru-baru ini pemerintah AS berjuang keras dalam mencegah para teman dan sekutunya dari membeli perangkat keras Rusia dan China.

Baru-baru ini, Inggris menolak dorongan Amerika Serikat untuk mengecualikan raksasa telekomunikasi China Huawei dari bagian mana pun dari jaringan 5G mereka, yang masih dalam masa pembangunan. Sebaliknya, Inggris memilih untuk membatasi teknologi Huawei hanya di bagian-bagian yang tidak penting dari jaringan.

The National Interest mencatat, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, Indonesia tidak akan mengecualikan Huawei dari jaringan 5G, meskipun Australia (anggota jaringan berbagi intelijen Five Eyes), menyebut keputusan itu dapat berdampak pada pembagian intelijen antara kedua negara.

 

Penerjemah: Fadhila Eka Ratnasari

Editor: Aziza Fanny Larasati

Keterangan foto utama: Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dengan pilot F-35 di Pangkalan Angkatan Udara Luke di Arizona. (Foto: New York Times/Doug Mills)

Kalahkan Rusia-China, AS Menang Perang Jual Senjata ke Indonesia

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top