Badan Penegakan Maritim Malaysia ‘Indonesia Tidak Perlu Tembak Kapal Nelayan Malaysia’
Asia

Penegak Maritim Malaysia: ‘Indonesia Tidak Perlu Tembak Kapal Kami’

Berita Internasional > Penegak Maritim Malaysia: ‘Indonesia Tidak Perlu Tembak Kapal Kami’

Penyelidikan oleh Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA) dan pemerintah Indonesia telah menemukan peluru-peluru yang menyerang kapal nelayan Malaysia pada bulan Juli, yang berasal dari pihak berwenang Indonesia. Menurut Direktur Jenderal MMEA Laksamana Maritim Datuk Zulkifli Abu Bakar, penggunaan senjata oleh pihak berwenang seharusnya tidak perlu terjadi dan hanya dilakukan sebagai bentuk pertahanan diri.

Oleh: The Straits Times

KLANG (THE STAR/ASIA NEWS NETWORK)—Penyelidikan oleh Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA) dan pemerintah Indonesia telah menemukan peluru-peluru yang menyerang kapal nelayan Malaysia pada bulan Juli, yang berasal dari pihak berwenang Indonesia.

Direktur Jenderal MMEA Laksamana Maritim Datuk Zulkifli Abu Bakar mengatakan bahwa penyelidikan tersebut mengungkapkan bahwa salah satu dari dua kapal nelayan pada insiden tanggal 18 Juli memang memasuki perairan Indonesia.

“Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa salah satu dari empat kapal nelayan memang memasuki perairan Indonesia. Namun begitu, penggunaan senjata oleh pihak berwenang seharusnya tidak perlu terjadi,” ujar Zulkifli pada Rabu (20/12). Ia menambahkan bahwa penggunaan senjata seharusnya dilakukan sebagai bentuk pertahanan diri.

Salah satu kapal berhasil kembali pada tanggal 20 Juli, dan berhenti di dermaga dengan lima krunya yang merupakan warga negara Myanmar yang berada di atas kapal tersebut.

Terkait masalah yang berbeda, Zulkifli mengatakan bahwa kerjasama antara nelayan lokal dan nelayan dari Vietnam adalah alasan di balik pelanggaran batas oleh nelayan asing di perairan Malaysia.

“Pihak-pihak yang melanggar aturan, terutama para nelayan lokal yang mempekerjakan nelayan dari Vietnam, telah menyebabkan terjadinya tindak pelanggaran batas untuk mencuri produk laut Malaysia yang semakin meningkat,” ujar Zulkifli.

Ia menambahkan bahwa para pengawas MMEA menemukan bahwa terdapat nelayan lokal yang membuat kapal nelayan tiruan dan menggunakan jaring untuk memancing yang tidak memiliki izin.

Zulkifli mengatakan bahwa MMEA akan terus mengawasi para neyalan yang tetap bersikeras untuk mempekerjakan para nelayan Vietnam. Ia juga mengatakan bahwa para kriminal terkadang memiliki aset yang lebih maju dibandingkan pemerintah.

“Sebagian besar kapal patroli berusia lebih dari 30 tahun dan tidak efisien untuk melakukan operasi dan latihan berkelanjutan. Badan tersebut membutuhkan aset yang lebih baik untuk mendukung fungsi-fungsinya,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa badan tersebut memiliki 256 aset armada—termasuk kapal dan pesawat udara—yang tidak mencukupi untuk melakukan operasi di seluruh negara tersebut, dengan perairan seluas 614,158 km persegi.

MMEA akan memperkuat operasi dan kemampuan penegakannya, dengan pengembangan tiga kapal nelayan patroli.

Keterangan foto utama: Sebuah kapal nelayan Malaysia yang disita oleh pihak berwenang Indonesia karena mengambil ikan secara ilegal, dipasang alat peledak untuk dihancurkan, pada Agustus 2015.(Foto: AFP Photo/Ahmad Ridwan)

Penegak Maritim Malaysia: ‘Indonesia Tidak Perlu Tembak Kapal Kami’

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top