Efek politik domestik dari Perang Vietnam telah jauh meluas.
Robert Farley, asisten profesor di Sekolah Diplomasi dan Perdagangan Internasional Patterson menulis di The Diplomat, kita sering salah memahami dan meremehkan pentingnya peristiwa luar negeri untuk kebijakan politik dalam negeri. Orang Amerika cenderung menyangkal kejadian di luar punya kaitan dengan hak politik dalam pemilu misalnya.
Pada kenyataannya, kita tahu peristiwa-peristiwa internasional seringkali memiliki dampak mendalam dan tak terduga pada politik dalam negeri. Sebuah buku anyar Seth Offenbach, “Gerakan Konservatif dan Perang Vietnam: Sisi Lain Vietnam”, menyelidiki bagaimana konflik politik selama Perang Vietnam membantu memadukan unsur-unsur yang berbeda di Amerika. Sehingga, menjadi gerakan kohesif yang mengutamakan Richard Nixon dan Ronald Reagan untuk masuk ke Gedung Putih.
Beberapa sarjana kebijakan luar negeri dan sejarah konservatisme Amerika Serikat menawarkan diskusi terperinci tentang buku itu di H-Diplo. Sementara, anti-komunisme jelas mencirikan koalisi Partai Republik pada 1950-an, dukungan untuk Perang Vietnam di pihak konservatif AS, hampir tidak pernah dilakukan pada awal 1960-an. Mark Hatfield, seorang Republikan anti-perang, menyampaikan pidato utama pada Konvensi Partai Republik 1964, sebelum gerakan konservatif mengembangkan posisi yang koheren dalam perang.
Di sisi lain, Libertarian yang mendukung Barry Goldwater sering kali bersikap dingin tentang langkah-langkah statistik seperti rancangan itu. Bahkan di antara debat anti-komunis yang sengit, ada perbedaan pendapat tentang apakah Vietnam adalah perang yang tepat pada waktu tepat.
Namun, pada awal 1970-an, kejijikan evangelis terhadap Kiri Baru datang bersama-sama dengan anti-komunisme yang telah lama terbentuk, agar kandidat konservatif mampu menyatukan faksi-faksi. Reaksi terhadap ekses-ekses yang dirasakan dari Kiri Baru, dengan sendirinya sangat terfragmentasi dan benar-benar hanya bersatu dalam masalah oposisi terhadap perang, sesuai dengan skeptisisme atas manajemen perang Johnson dan ketidaksetujuan terhadap program sosialnya yang lebih luas.
Sementara, keputusan Nixon untuk mengakhiri perang terbukti sulit diterima oleh kaum konservatif anti-komunis. Akhirnya mereka mengembangkan sebuah narasi di mana dosa-dosa pemerintahan Johnson telah menghambat upaya perang di luar negeri. Berikutnya, sifat pengkhianatan Kiri Baru telah merusak situasi dalam negeri. Menjelang 1980, jika tidak lebih awal, Ronald Reagan bisa terjebak dalam perlawanan sengit terhadap komunisme di luar negeri dan hantu kaum Kiri Baru di Amerika. Ini menjadi dua sisi dari mata uang yang sama.
Menariknya, politik gerakan konservatif di Amerika Serikat berutang sangat besar pada hasil perang saudara di Asia Timur. Gerakan McCarthy, yang keduanya memobilisasi hak dan mengancam akan mematahkannya pada 1950-an, muncul dari reaksi terhadap kemenangan Partai Komunis Tiongkok dalam Perang Sipil Tiongkok.
Dampak Perang Vietnam pada jiwa nasional jauh lebih dalam, dan resonansinya telah bertahan lebih lama. Argumen Offenbach juga memiliki resonansi pribadi. Walaupun tidak terlalu religius, kakek nenek penulis sendiri adalah orang Republik Reagan yang sangat menentang Perang Vietnam, lantaran salah satu putra mereka telah terbunuh pada 1967 karena perang itu.
Asosiasi anti-komunisme dengan reaksi terhadap Kiri Baru, pada 1980 meredakan kekhawatiran yang mereka miliki dengan pendekatan Reagan yang cenderung konfrontatif terhadap kebijakan luar negeri. Vietnam adalah tempat Johnson gagal, dan seorang konservatif akan melakukannya secara berbeda atau tidak melakukannya sama sekali. Meskipun Ronald Reagan percaya pada perang dan mendukungnya dengan sepenuh hati, ia dapat membingkai dirinya sebagai seseorang yang bisa menghentikan Vietnam dari menimbulkan luka mendalam pada budaya dan masyarakat AS.
Penerjemah dan editor: Purnama Ayu Rizky
Keterangan foto utama: Presiden Amerika Serikat Donald Trump berdiri di depan bendera Vietnam dalam upacara selamat datang di Hanoi, 12 November 2017. (Foto: AFP/Jim Watson)
Bagaimana Perang Vietnam Menyatu dengan Hak Modern Amerika?