Barack Obama dan Joe Biden berteman baik setelah berkiprah bersama di Gedung Putih selama delapan tahun. Dukungan Obama akan sangat signifikan untuk kampanye Joe Biden.
Barack Obama secara resmi telah mendukung mantan wakil presidennya, Joe Biden, sebagai presiden.
Obama, yang menjabat sebagai presiden AS antara 2008-2016, mengunggah video pada Selasa (14/4) mengumumkan dukungannya untuk mantan wakilnya itu. Ia memaparkan alasan mengapa ia percaya Biden adalah orang yang tepat untuk menggantikan Donald Trump di pilpres AS, November nanti.
Dalam video berdurasi 12 menit yang diunggah di media sosial, Obama mengatakan, “Saya percaya Joe memiliki semua kualitas yang kita butuhkan untuk presiden saat ini.”
Dia menambahkan, “Memilih Joe untuk menjadi wakil presiden saya adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah saya buat dan kami menjadi teman dekat.
“Dia tidak pernah melupakan nilai-nilai moral yang diberikan orang tuanya kepadanya, dan itu menjadikannya dia seperti sekarang ini.”
“Kita akan membangun kemajuan yang pernah kita perjuangkan bersama.”
Pengumuman dukungan ini akan memberi Biden salah satu dorongan terbesar dalam kampanyenya dan membantu mengamankan lebih banyak dukungan dan pendanaan dalam upayanya untuk memasuki Kantor Oval Gedung Putih.
Obama dan Biden berteman baik setelah delapan tahun berkiprah bersama di Gedung Putih selama delapan tahun. Biden dikenal sebagai kandidat Partai Demokrat yang diduga telah sangat bergantung pada afiliasinya dengan mantan presiden tersebut.
Obama adalah salah satu tokoh paling populer di Partai Demokrat. Biden terus menekankan kedekatannya dengan mantan presiden itu dalam video, debat, dan pidato kampanye sejauh ini.
Biden menjadi satu-satunya kandidat Partai Demokrat yang tersisa minggu lalu, ketika saingan sosialisnya Bernie Sanders undur diri dari kampanye pilpres.
Sanders mengatakan wabah virus corona telah mendorongnya keluar dari kampanye dan membatasi kemampuannya untuk menyebarkan pesan kampanyenya.
“Saya tidak bisa terus melancarkan kampanye … yang akan mengganggu upaya penting yang diperlukan kita semua di masa yang sulit ini,” katanya dalam pidato yang disiarkan langsung dari kota asalnya di Burlington, Vermont.
Pada Senin (13/4), Sanders mengumumkan dukungannya untuk Biden. Pengumuman itu memadamkan kekhawatiran akan perpecahan internal di Partai Demokrat.
Biden tersendat pada tahap awal pemilu pendahuluan dan kaukus partai, yang menyebabkan banyak orang menarik dukungan mereka.
Namun, terlepas dari itu, Biden tampaknya akan menjadi capres yang akan menghadapi Trump pada pilpres akhir tahun ini.
Pertarungan yang akan datang akan berkisar pada penanganan Trump terhadap krisis kesehatan masyarakat yang telah menjungkirbalikkan semua aspek kehidupan Amerika dan mengguncang perekonomian negara.
Jajak pendapat telah menunjukkan Biden unggul dari Trump. Mantan wakil presiden itu unggul sembilan poin secara nasional, dan keunggulannya di negara-negara bagian kunci bahkan lebih besar, menurut jajak pendapat Fox News awal bulan ini.
Biden memimpin Trump dengan 49-40, tidak jauh berbeda dengan margin sebulan yang lalu dalam jajak pendapat yang sama. Di negara-negara bagian utama, Biden unggul 25 poin, dengan perbandingan 57-32.
Mengingat AS saat ini telah menjadi pusat pandemi COVID-19, tidak ada yang tahu bagaimana nasib pilpres pada November 2020 kelak. Pandemi juga dapat mengubah cara pemilu diselenggarakan, yang berpotensi menghasilkan jumlah pemilih baru yang tidak dapat diprediksi pada tahap ini. Tidak diragukan lagi, wabah memiliki potensi untuk membentuk kembali pandangan para pemilih, bahkan jika belum terlihat ada perubahan hingga saat ini.
Penerjemah: Nur Hidayati
Editor: Purnama Ayu Rizky
Keterangan foto utama: Mantan Presiden Barack Obama mendukung Biden di Pilpres AS 2020. (Foto: Ringo H.W. Chiu/AP Photo)