Politik Indonesia

Benarkah Vaksin AstraZeneca Mengandung Babi?

Berita Internasional > Benarkah Vaksin AstraZeneca Mengandung Babi?
Advertisements

LPPOM MUI mengungkapkan adanya produk turunan babi pada vaksin AstraZeneca. Namun pihak AstraZeneca menampik membantah temuan itu.

Segera setelah keluar dari kontroversi pembekuan darah, vaksin COVID-19 AstraZeneca kini tengah memasuki lubang kontroversi lain terkait kandungan babi. Kontroversi ini dapat menghambat upaya Indonesia untuk menggunakan vaksin tersebut.

Pada Jumat (19/3), Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerangkan, analisis vaksin AstraZeneca menunjukkan vaksin itu mengandung produk turunan babi. Namun, MUI mengatakan vaksin masih dapat diberikan kepada umat Islam karena keadaan luar biasa yang ditimbulkan oleh pandemi.

Pada Minggu (21/3), AstraZeneca menyangkal vaksin tersebut mengandung atau bahkan terpapar pada produk babi atau produk hewani apa pun selama produksi. Perusahaan farmasi Anglo-Swedia itu menekankan, vaksin tersebut telah diberi label halal di negara-negara Muslim besar lainnya, termasuk Arab Saudi, Mesir, dan UEA.

Saat ini, MUI berpegang teguh pada temuannya, dengan mengatakan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) menemukan jejak porcine trypsin, reagen yang banyak digunakan selama pembuatan produk obat biologis, dalam vaksin.

“Ya, kami mempercayai LPPOM,” kata komisioner fatwa MUI Hasanuddin Abdul Fatah, dikutip dari Coconuts Jakarta.

Hasanudin menambahkan, meskipun vaksin AstraZeneca dapat digunakan pada saat-saat darurat, pengecualian tersebut otomatis tidak berlaku jika tersedia vaksin alternatif yang tidak mengandung produk babi.

Indonesia sejauh ini hanya menggunakan CoronaVac, yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi China, Sinovac, dalam program vaksinasi massal yang dimulai pada pertengahan Januari. Negara ini telah menerima lebih dari 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca dari perkiraan 23 juta dosis dari inisiatif yang didukung WHO untuk mendistribusikan vaksin COVID-19 ke negara-negara berkembang.

Kementerian Kesehatan mengatakan vaksin AstraZeneca dapat diberikan mulai minggu ini. Vaksin telah diluncurkan ke enam provinsi, yaitu Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Maluku. Provinsi-provinsi ini, kecuali Jawa Timur dan Kepulauan Riau, bukan merupakan provinsi yang didominasi oleh populasi Muslim.

 

Penerjemah: Nur Hidayati

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo bersiap menjalani penyuntikan vaksin COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Januari 2020. Vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Profesor dr. Abdul Muthalib, Sp.PD-KHOM tampak dibantu seorang asisten. Sementara vaksin AstraZeneca ditunda karena berbagai sebab. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)

Benarkah Vaksin AstraZeneca Mengandung Babi?

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top