Hasil exit poll oleh tiga jaringan memberikan perkiraan suara bagi Partai Likud yang mengusung Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu antara 36 dan 37 kursi dari total 120 anggota parlemen. Sementara itu, Netanyahu siap disidang pada 17 Maret 2020 setelah dijatuhi dakwaan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim kemenangan dalam pemilu Israel pada Selasa (3/3). Hasil exit poll menempatkan Netanyahu dalam posisi yang kuat untuk membentuk pemerintahan berikutnya.
Pemilu Israel pada Senin (2/3) merupakan yang ketiga dalam waktu kurang dari setahun. Pemungutan suara kali ini digelar setelah pemilu dengan hasil yang tidak meyakinkan pada April dan September 2019, membuat negara Yahudi itu berada dalam kebuntuan politik. Komite pemilihan pusat mengatakan pada Selasa pagi (3/3), mereka telah selesai menghitung semua suara, tetapi pemeriksaan yang mereka lakukan berarti hasilnya baru bisa diumumkan pada sore hari.
Namun, hasil exit poll dari tiga jaringan memberikan Partai Likud berhaluan sayap kanan yang mengusung Netanyahu antara 36 dan 37 kursi dari total 120 anggota Parlemen Israel. Perolehan itu akan menandai hasil terbaik Partai Likud di bawah Netanyahu, yang pertama kali menjabat sebagai perdana menteri selama 1996-1999 dan masa jabatannya sekarang dimulai pada 2009.
Menurut catatan Asia Times, perkiraan itu memberi Likud dan sekutu sayap kanannya termasuk partai-partai ultra-Ortodoks 59 kursi, hanya kurang dua kursi untuk membentuk mayoritas. Penantang utama Likud, Partai Biru dan Putih berhaluan sentris, diproyeksikan memenangkan antara 32 dan 34 kursi.
Menghitung sekutu-sekutu sayap kiri tengahnya dan juga aliansi Arab Joint List, kubu anti-Netanyahu diperkirakan akan mengendalikan 54 hingga 55 kursi.
Meskipun tidak ada jaminan Netanyahu dapat membentuk koalisi pemerintahan, ia memuji pemilihan suara pada Senin (2/3) sebagai kesuksesan besar.
“Ini adalah kemenangan terpenting sepanjang hidup saya,” seru Netanyahu kepada kerumunan pendukung di Tel Aviv.
Dalam sebuah pernyataan, Likud mengatakan Netanyahu telah berbicara dengan semua pimpinan partai sayap kanan dan “setuju untuk membentuk pemerintah nasional yang kuat untuk Israel sesegera mungkin.”
Pemimpin Partai Biru dan Putih, mantan kepala militer Israel Benny Gantz, mengaku kecewa dengan hasilnya. Namun, dia menekankan terlepas dari hasil penghitungan akhir suara, Netanyahu masih akan diadili pada 17 Maret 2020 setelah dijatuhi dakwaan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
“Dalam dua minggu, dia akan berada di pengadilan,” tegas Gantz.
Presiden think-tank Israel Democracy Institute Yohanan Plesner menyatakan proyeksi tersebut menunjukkan bahwa Netanyahu telah “memenangkan mandat politik yang signifikan dari rakyat Israel.”
Namun, Plesner menambahkan, negara itu menuju ke arah ketidakpastian hukum “yang belum pernah terjadi sebelumnya” karena kemungkinan kepala pemerintahan akan dipaksa untuk “berjuang untuk membersihkan namanya di pengadilan.”
Pembicaraan koalisi
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) tiba sebelum pidato pada konferensi Muni World 2018 di Tel Aviv, Israel, pada 14 Februari 2018. (Foto: Reuters/Nir Elias)
Sementara, Netanyahu kemungkinan akan ditunjuk oleh Presiden Israel Reuven Rivlin untuk membentuk pemerintahan, jalannya menuju mayoritas dengan 61 kursi masih belum jelas. Sejumlah proyeksi menunjukkan, partai nasionalis sekuler Yisrael Beiteinu memenangkan enam atau tujuh kursi dan sekali lagi dapat memainkan peran penting kingmaker seperti usai pemungutan suara pada April dan September 2019.
Pemimpin Partai Yisrael Beiteinu, Avigdor Lieberman menjabat sebagai menteri pertahanan dalam pemerintahan Netanyahu sebelumnya dan dukungannya akan dengan mudah menempatkan Likud di posisi 61 kursi yang penting. Namun, setelah pemilu Israel pada September 2019, Lieberman menegaskan hanya akan bergabung dengan pemerintah persatuan nasional serta mengesampingkan kerja sama dengan partai-partai ultra-Ortodoks yang bersekutu dengan Netanyahu dan kubu Arab yang mendukung Gantz.
“Tidak ada pilihan selain menunggu hasil akhir dan lantas melakukan penilaian situasi,” tutur Lieberman setelah exit poll dirilis.
Meskipun lagi-lagi gagal menjadi mayoritas, suasana di kamp Partai Likud dipenuhi perayaan.
“Akhirnya, kami menang,” seru anggota partai Ran Carmi Buzaglo di kampanye di Tel Aviv. Di sana, orang-orang menari, bernyanyi dan melambaikan bendera sambil meneriakkan “Bibi, raja Israel”, merujuk pada nama panggilan Netanyahu.
Netanyahu berkampanye pada posisinya yang keras terhadap Palestina dan memperluas pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.
Pada Januari 2020, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkap rencana perdamaian Timur Tengah yang secara kontroversial menyetujui aneksasi permukiman dan petak tanah Israel di Tepi Barat, yang memicu kemarahan Palestina. Mendapat dukungan AS, Netanyahu telah berkampanye untuk membangun ribuan rumah lagi di pemukiman Yahudi di wilayah Palestina, meskipun dianggap ilegal oleh komunitas internasional.
Bereaksi terhadap hasilnya, kepala negosiator Palestina Saeb Erekat mengatakan exit poll menunjukkan, “pemukiman, aneksasi, dan apartheid telah menang”.
Gantz, seorang tokoh agresif keamanan Israel, juga mendukung rencana perdamaian Israel-Palestina Trump. Hal itu memicu kecaman dari sayap kiri bahwa Gantz tidak menawarkan alternatif nyata bagi Netanyahu.
Pemilu Israel kali ini diadakan di tengah epidemi virus corona. Asia Times melaporkan, dua kasus baru dikonfirmasi pada Senin (2/3), sehingga meningkatkan jumlah kasus di Israel menjadi 12. Sebanyak 5.600 warga Israel lainnya berada di bawah karantina sukarela, banyak dari mereka telah mengunjungi negara-negara di mana virus tersebut lazim ditemukan belakangan ini.
Di 18 tempat pemungutan suara khusus, 4.076 warga Israel di bawah karantina bertemu dengan staf pemilihan dengan pakaian pelindung dan masker wajah. Para pemilih harus mencuci tangan dan mengenakan sarung tangan sebelum memberikan surat suara mereka dan menyerahkan kartu identitas mereka kepada petugas pemilihan yang terpisah dengan lembaran plastik.
Penerjemah: Fadhila Eka Ratnasari
Editor: Purnama Ayu Rizky
Keterangan foto utama: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yakin bisa memenangkan pemilu Israel. (Foto: Reuters)
Benjamin Netanyahu Klaim Menangkan Pemilu Israel Tapi Siap Diadili