Benny Gantz Gagal Bentuk Koalisi di Israel
Timur Tengah

Benny Gantz Menangkan Mayoritas Tipis untuk Bentuk Pemerintahan Israel

Berita Internasional > Benny Gantz Menangkan Mayoritas Tipis untuk Bentuk Pemerintahan Israel

Untuk pertama kalinya, 15 anggota dari gabungan sebagian besar partai-partai Arab bergabung dengan anggota parlemen dari partai-partai Yahudi dalam merekomendasikan Benny Gantz demi mengalahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Sementara itu, pemerintahan sementara Netanyahu berjuang memberlakukan langkah-langkah ketat untuk membatasi penyebaran wabah virus corona.

Benny Gantz, mantan kepala militer berhaluan sayap tengah yang berjuang untuk menggulingkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (15/3) memenangkan dukungan mayoritas sempit anggota parlemen. Kemenangan itu memberinya peluang baru untuk membentuk pemerintahan dan memecahkan kebuntuan politik Israel selama setahun.

Mayoritas yang mengejutkan bagi Gantz (60) dimenangkannya berkat dukungan dari para anggota parlemen Arab yang sering dituduh bersimpati dengan teroris maupun anggota parlemen ultranasionalis yang sering disebut anti-Arab. Kemenangan itu menempatkannya dalam posisi yang lebih kuat daripada yang diperkirakan untuk mencoba menggulingkan Netanyahu dari cengkeraman kekuasaan selama 11 tahun.

The New York Times melaporkan, Presiden Israel Reuven Rivlin menegaskan akan secara resmi memberikan mandat kepada Gantz dari Partai Biru dan Putih untuk membentuk pemerintahan pada Senin (16/3) tengah hari.

Baca Juga: Imam Penyebar Konspirasi Israel-ISIS Gabung Kampanye Sanders

Namun, Rivlin juga memanggil Gantz dan Netanyahu (70) ke kediamannya pada Minggu (15/3) malam untuk “percakapan mendesak” tentang kemungkinan menyatukan partai-partai mereka dalam pemerintahan persatuan nasional demi menghadapi keadaan darurat yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19. Setelah sekitar 90 menit, Gantz dan Netanyahu muncul dan berjanji para pembantu mereka akan melanjutkan pembicaraan.

Peristiwa penting itu terjadi pada hari yang luar biasa penuh gejolak. Dengan sebagian besar denyut kehidupan negara terhenti atau terjebak dalam karantina mandiri di rumah, warga Israel masih menyerap berita tentang tindakan keras pemerintah sementara Netanyahu yang sedang mempertimbangkan untuk melawan penyebaran virus. Salah satu langkahnya termasuk gagasan untuk menggunakan alat pengintai rahasia yang sekarang digunakan untuk memburu teroris dan yang akan dimanfaatkan untuk mengidentifikasi orang-orang yang harus dikarantina.

Kemudian pada Minggu (15/3) pagi, terdengar kabar sistem pengadilan Israel telah ditutup secara efektif dalam dekrit tengah malam oleh Menteri Kehakiman yang dipilih sendiri oleh Netanyahu. Beberapa jam kemudian, persidangan pidana Netanyahu atas penyuapan dan tuduhan korupsi lainnya, yang ditetapkan untuk dibuka pada Selasa, 17 Maret 2020, telah ditunda setidaknya sampai akhir Mei.

Penundaan tak terduga itu memicu gelombang kritik dari lawan-lawan Netanyahu.

“Ada mafia ala Italia di sini, dan bagaimana bisa,” tulis Yariv Oppenheimer, mantan direktur LSM Peace Now, di Twitter.

“Operasional pengadilan dan parlemen tidak boleh ditangguhkan, bahkan dalam keadaan darurat,” tegas Nitzan Horowitz, pemimpin partai sayap kiri Meretz.

Netanyahu, perdana menteri terlama di Israel, telah dituduh melakukan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga kasus. Para jaksa penuntut menyebutnya melakukan tukar guling menguntungkan dengan para taipan media Israel yang memberinya hadiah-hadiah mahal dan liputan berita positif.

Benny Gantz

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) dan kepala angkatan bersenjata Israel Mayor Jenderal Benny Gantz berbicara selama upacara pembukaan Pertandingan Makabe 19 di Stadion Teddy di Yerusalem 18 Juli 2013. (Foto: Reuters/Baz Ratner)

Baca Juga: Jelang Sidang Netanyahu, Masa Depan Politik Israel Tak Pasti

Netanyahu telah gagal pada 2 Maret 2020 untuk memenangkan masa jabatan bar. Sebelumnya dia gagal memenuhi mayoritas dalam pemilihan parlemen, sehingga kekalahannya kali ini menjadi pemungutan suara ketiga yang tidak meyakinkan dalam waktu kurang dari setahun.

Pasukan anti-Netanyahu yang dipimpin oleh Gantz memenangkan mayoritas tipis di Parlemen Israel. Namun, sampai pemerintah dibentuk, koalisi peninggalan Netanyahu dari partai-partai sayap kanan dan religius tetap memegang kendali.

Namun, pemerintah sementara Israel menginginkan legitimasi publik, masalah yang telah berubah kritis karena Netanyahu telah memerintahkan tindakan drastis untuk membatasi rutinitas kehidupan sehari-hari sebagai tanggapan terhadap wabah virus corona baru.

Ketika kasus penyakit COVID-19 akibat virus corona baru di Israel mencapai 200 pada Minggu (15/3) pagi, pemerintah memerintahkan penutupan semua tempat rekreasi termasuk kafe, restoran, pusat kebugaran, pusat penitipan anak, dan lembaga budaya. Pertemuan umum terbatas hanya dapat dihadiri oleh 10 orang dan para pekerja harus bekerja dari rumah jika memungkinkan. Sementara itu, Netanyahu telah dites negatif dari infeksi virus pada Minggu (15/3), menurut para pejabat.

Untuk pertama kalinya, semua 15 anggota dari gabungan sebagian besar partai-partai Arab di Joint List bergabung dengan para anggota parlemen dari beberapa partai Yahudi dalam merekomendasikan Gantz kepada Presiden Rivlin.

Meninggalkan kediaman presiden pada Minggu (15/3), pemimpin Joint List Ayman Odeh mengatakan telah merekomendasikan Gantz sebagian karena khawatir akan demokrasi Israel.

“Kami melihat adanya fasisme dalam rezim,” tuturnya kepada wartawan, “bukan di masyarakat, tetapi pada orang yang memimpin pemerintah, Benjamin Netanyahu.”

Di antara partai-partai Yahudi yang mendukung Gantz adalah partai ultranasionalis Yisrael Beiteinu yang menguasai tujuh kursi dan dipimpin oleh Avigdor Liberman. Liberman merupakan bekas sekutu Netanyahu yang telah bertekad untuk mengakhiri karier sang perdana menteri.

Liberman maupun para pemimpin Joint List belum menetapkan niat mereka hingga pertemuan dengan Rivlin.

Dukungan yang paling mengejutkan bagi Gantz datang dari tiga anggota parlemen dari Partai Balad, faksi nasionalis Arab dalam Joint List yang menentang gagasan Israel sebagai negara Yahudi. Pemimpin Partai Balad Mtanes Shehadeh menegaskan partainya awalnya berencana untuk tidak merekomendasikan Gantz, tetapi lantas mendukungnya “demi menggulingkan kepemimpinan penghasut terbesar yang menentang masyarakat Arab dan kepemimpinannya.”

Gantz masih jauh dari kemungkinan mengusir Netanyahu. Kemampuannya untuk bermain politik agresif dibatasi oleh darurat corona dan oleh penolakan publik yang hampir universal untuk pemilihan keempat. Gantz perlu menyatukan para pendukungnya yang beraneka ragam yang sama sekali bukan sekutu alami dengan satu sama lain dalam menghadapi serangan gencar yang diantisipasi dari Netanyahu dan para pembelanya.

Namun, berbeda dengan musim gugur lalu ketika dia dan Netanyahu masing-masing bergantian mencoba membentuk pemerintahan tanpa keberhasilan, Gantz kini memiliki keunggulan baru yang penting.

Tak kalah penting, Gantz sekarang mendapat dukungan mayoritas parlemen absolut, betapapun tipisnya. Hal itu memberi inisiatif kepada Gantz. Menurut para pendukungnya, Netanyahu harus menyetujui agar Gantz menjadi perdana menteri atau menghalangi pada saat keadaan darurat kesehatan masyarakat telah menciptakan risiko politik yang besar bagi setiap anggota parlemen yang dipandang sebagai penghambat respons terhadap situasi itu.

Selain itu, krisis pendanaan yang dirasakan oleh penerima sumbangan pemerintah setelah lebih dari setahun tanpa anggaran nasional akhirnya dapat mendorong bahkan beberapa sekutu terkuat Netanyahu dari partai-partai ultra-Ortodoks yang konstituennya sangat bergantung pada manfaat semacam itu untuk mengalah, menurut para pendukung Gantz.

Gantz konon lebih memilih pemerintahan persatuan di bawah kepemimpinannya di mana Partai Biru dan Putih bergabung dengan Partai Likud berhaluan sekuler dan kanan-tengah yang mengusung Netanyahu. Kedua partai yang terbesar di Israel itu akan menikmati mayoritas 69 kursi yang sehat di parlemen. Jajak pendapat menunjukkan dukungan luas untuk gagasan pemerintah gabungan itu dari masyarakat. Namun, Likud dengan tegas menolak gagasan itu sampai sekarang, bersikeras Netanyahu terus sebagai perdana menteri dalam kesepakatan apa pun.

Dengan Presiden Rivlin menugaskan mandat kepada Gantz, Partai Biru dan Putih pada Minggu (15/3) mengisyaratkan niatnya untuk memaksakan pemungutan suara pada seorang ketua baru Parlemen, jabatan kunci yang sekarang dipegang oleh Partai Likud Netanyahu. Hal itu akan membebaskan Partai Biru dan Putih untuk menunjuk para pemimpin komite dan membuat Parlemen Israel kembali bekerja, selain memberikan pengawasan terhadap tanggapan pemerintah Netanyahu dalam menangani wabah virus corona baru.

Hasil Akhir Pemilu Israel Perkuat Kemenangan Netanyahu

Para pendukung Partai Likud berkumpul di luar markas pada malam pemmilu. Hasil akhir memberi Partai Likud kursi tambahan di Parlemen, menjadikannya faksi terbesar. (Foto: Agence France-Presse/Getty Images/Jack Guez)

Ketua parlemen baru juga akan memungkinkan Biru dan Putih untuk mengontrol proses legislatif yang dapat membantunya menekan Likud, misalnya dengan meloloskan undang-undang untuk memberlakukan batasan jangka waktu atau langkah-langkah lain yang dapat mencegah Netanyahu mencalonkan diri jika pemilihan keempat diperlukan.

Dengan mengesampingkan dukungan Joint List terhadap Gantz, para anggota parlemen Arab tidak akan bergabung dengan pemerintah Israel baru. Mereka enggan untuk berbagi tanggung jawab atas pendudukan Israel di Tepi Barat atau untuk aksi militer di masa depan terhadap sesama warga Palestina di Gaza.

Namun, prospek Joint List dapat memihak Gantz dalam kemungkinan mosi tidak percaya, seperti yang dilakukan oleh partai-partai Arab untuk Yitzhak Rabin pada 1990-an, dapat membantu Gantz dalam bernegosiasi dengan para mitra koalisi potensial lainnya.

Sementara itu, Netanyahu bekerja dengan giat pada Minggu (15/3) untuk meningkatkan peluangnya bertahan di tampuk kekuasaan.

Sesaat sebelum dimulainya konsultasi para pemimpin partai dengan Rivlin, ia mengumumkan telah kembali meminta Gantz untuk “bergabung dengan pemerintah darurat nasional yang dipimpin oleh saya.” Presiden Rivlin mengaku telah mengusulkan untuk memimpin pemerintahan seperti itu selama dua tahun dan kemudian mengizinkan Gantz untuk mengambil alih sebagai perdana menteri.

Namun, para penentang Netanyahu menolak tawaran sebelumnya tentang perjanjian rotasi dengan alasan mereka tidak percaya dia akan menepati janji untuk minggir.

Gantz merespons ide itu dengan kekecewaan.

“Netanyahu, janganlah memanipulasi publik,” tulisnya di Twitter.

“Jika Anda tertarik pada persatuan, mengapa menunda persidangan pukul 1 pagi dan mengirim garis besar ‘persatuan darurat’ ke pers, alih-alih mengirim tim negosiasi Anda ke rapat? Tidak seperti Anda, saya akan terus mendukung setiap langkah pemerintah yang tepat dan mengesampingkan pertimbangan politik. Jika Anda berubah serius, kita baru bisa bicara.”

Bahkan sebelum penundaan persidangan Netanyahu, The New York Times mencatat, lawan-lawannya menuduhnya mengeksploitasi pandemi demi mengonsolidasikan kekuasaannya dan mencoba untuk memaksakan pembentukan pemerintahan persatuan nasional dengan dirinya sendiri sebagai pemimpin.

“Setiap orang yang mengkritik kami ketika kami memperingatkan akan berubah menjadi Turki di bawah kepemimpinan (Presiden Turki Recep Tayyip) Erdogan harus mengakui dan menginternalisasi eksploitasi sinis dari krisis corona demi kepentingan politik pribadi seorang terdakwa sebelum persidangan,” tegas Moshe Yaalon, mantan kepala militer lain yang merupakan pemimpin dari partai Gantz, tulisnya di Twitter sebelum Sabtu (14/3) tengah malam.

Setelah sistem pengadilan Israel ditutup, Yaalon menambahkan, “Partai Biru dan Putih telah mendaftar upaya untuk memberantas wabah virus corona baru, tanpa syarat dan tanpa kepentingan politik. Biru dan Putih tidak bisa terlibat dalam penghapusan demokrasi di negara kita oleh seorang terdakwa (Netanyahu) yang melarikan diri dari penegakan hukum.”

 

Penerjemah: Fadhila Eka Ratnasari

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Pensiunan jenderal Israel Benny Gantz berpidato di hadapan anggota partainya di Tel Aviv pada 27 Maret 2019. (Foto: AFP/Getty Images)

Benny Gantz Menangkan Mayoritas Tipis untuk Bentuk Pemerintahan Israel

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top