Didorong kecemasan akan penangkapan dan kemungkinan didor di tempat, maka para teroris memilih untuk menyerang dengan aksi bunuh diri. Aksi ini tampaknya bakal berdampak pada gerakan teror lain.
Ledakan bom terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada Ahad (28/3) pagi. Menurut keterangan polisi, pelaku bom bunuh diri diduga ada dua orang, lelaki dan perempuan yang tertangkap kamera mengendarai motor. Selain dua korban tewas, ledakan ini menyebabkan 20 orang luka-luka.
Pengamat intelijen dan terorisme Al Chaidar mengungkapkan, bom bunuh diri di Gereja Katedral diduga dilakukan oleh anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar. Tindakan bom bunuh diri itu mereka lakukan sebagai aksi balas dendam lantaran anggotanya ditangkap dan ditembak polisi pada Februari silam.
Anggota JAD Makassar ini marah dan putus asa karena sebanyak 20 orang anggotanya ditangkap dan dua orang di antaranya ditembak hingga tewas. “Jadi ini aksi bunuh dari balas dendam,” kata Al Chaidar, Minggu (28/3), dikutip dari Republika.
Selain korban tewas dan luka, terdapat kerusakan cukup serius pada sejumlah barang yang ada di sana seperti sepeda motor.
Didorong kecemasan akan penangkapan dan kemungkinan didor di tempat, maka para teroris memilih untuk menyerang dengan aksi bunuh diri. Aksi ini, sambungnya, bakal berdampak pada gerakan teror lain seperti Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, OPM di Papua, juga sel teror yang beraflisiasi ke Jamaah Islamiyah.
Di Sulawesi memang masih ada sel teror Jamaah Islamiyah, organisasi itu adalah Jamaah Ansharut Khilafah (JAK). ”Kelompok ini memang berafiliasi ke ISIS,” ucap Al Chaidar pada sumber yang sama.
Terkait jumlah JAD Makassar, Al Chaidar menuturkan, setelah 20 orang ditangkap dan dua di antaranya ditembak hingga tewas, jumlah mereka kini hanya sekitar tujuh orang.
Di tempat terpisah, pemerintah telah mengutuk keras aksi teror bom bunuh diri ini. Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa terorisme adalah kejahatan kemanusiaan dan tidak terkait agama apapun.
“Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apa pun,” ujar Jokowi dalam konferensi pers virtual, Minggu (28/3).
Senada, Waketum MUI Anwar Abbas juga mengutuk keras kejadian bom bunuh diri itu karena tidak manusiawi dan bertentangan dengan nilai ajaran agama mana pun yang diakui negeri ini. Dia meminta supaya kejadian bom bunuh diri itu tidak dikaitkan dengan SARA. Hal itu akan membuat kondisi semakin tidak kondusif.
“Di samping itu, MUI juga meminta supaya masalah ini jangan di kait-kaitkan dengan agama dan atau suku tertentu di negeri ini karena hal demikian akan semakin membuat rumit dan keruhnya suasana,” ujarnya, dilansir dari Detik.
Penulis: Anastacia Patricia
Editor: Purnama Ayu Rizky
Keterangan foto utama: Bom Makassar tewaskan dua pelaku dan melukai 20 orang. (Foto: Liputan6)
Bukan Salah Pemerintah, Ini Motif Teror Gereja Makassar