Vietnam
Global

China atau AS, Siapa yang Lebih Didengar Vietnam?

Para demonstran Vietnam melambaikan bendera dalam sebuah aksi. (Foto: Facebook)
Berita Internasional > China atau AS, Siapa yang Lebih Didengar Vietnam?
Advertisements

Menurut Survei Barometer Asia terbaru, China memiliki pengaruh yang lebih besar (tetapi citra yang kurang positif) di Vietnam dibandingkan dengan Amerika Serikat.

Seiring persaingan antara China dan Amerika Serikat secara dramatis memanas, banyak negara Asia merasakan tekanan untuk berpihak pada mereka. Tetapi negara-negara seperti Vietnam mencoba untuk mempertahankan sikap netral antara dua kekuatan besar itu, dan menggandakan tindakan penyeimbangan yang rumit untuk mendapatkan keuntungan dari kedua belah pihak.

Sesaat setelah pemerintahan Biden berkuasa di Amerika Serikat, Washington memutuskan untuk memperkuat strategi Indo-Pasifik-nya, dengan maksud untuk menyoroti kehadirannya di Asia dan untuk menghalangi kebangkitan China, tulis Mengzhen Xia dan Dingding Chen di The Diplomat.

Baca juga: Peliknya Sengketa Laut China Selatan antara Jepang, China, dan Vietnam

Vietnam (yang baru setahun menjabat sebagai ketua ASEAN dan saat ini menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa hingga 2021), menjadi semakin penting dalam upaya ini. Washington berusaha untuk meningkatkan hubungan AS-Vietnam dan memperdalam “kemitraan komprehensif” mereka, dengan tujuan untuk menyeimbangkan dan membatasi China.

Baik China maupun Amerika Serikat bersaing untuk memberikan pengaruh yang positif (dan lebih besar) kepada Vietnam melalui berbagai kebijakan ekonomi dan politik, seperti Belt and Road Initiative dari China, dan kerja sama keamanan maritim dari Amerika Serikat.

Tapi bagaimana orang Vietnam memandang kedua kekuatan itu? Negara mana yang lebih berpengaruh? Dan apakah kontes memperebutkan pengaruh benar-benar permainan zero-sum antara China dan Amerika Serikat?

Dilansir dari The Diplomat, data Vietnam Asian Barometer Survey (ABS) terbaru, yang dirilis 2 Maret, menemukan bahwa lebih dari 50 persen responden Vietnam percaya bahwa China memiliki pengaruh paling besar di Asia, sementara hanya 14,67 persen yang memilih Amerika Serikat.

Pada 2010 lalu, 43,32 persen responden menganggap China sebagai negara paling berpengaruh di Asia, namun hanya sekitar 10 persen yang memilih Amerika Serikat.

China dan Vietnam

Para pengunjuk rasa yang membawa bendera Vietnam berusaha mendorong gerbang depan sebuah pabrik di Bien Hoa, Provinsi Dong Nai, selama demonstrasi anti-China, pada tanggal 14 Mei 2014. (Foto: AFP)

Menarik untuk dicatat, meskipun kedua negara tampaknya telah memperluas pengaruhnya sejak 2010, kesenjangan antara China dan Amerika Serikat telah meluas, dan China telah bertahan jauh di depan.

Ada beberapa alasan untuk ini, Mengzhen Xia dan Dingding Chen menerangkan.

Pertama, China dan Vietnam memiliki sejarah panjang dalam berhubungan dan berkomunikasi satu sama lain, dengan saling berpengaruh pada budaya, adat istiadat, bahasa, musik, puisi, dan sebagainya. Pengaruh besar China di Vietnam telah dilandasi oleh sejarah ribuan tahun.

Faktor kedua di balik pengaruh China adalah, China telah menjadi mitra dagang terbesar bagi Vietnam selama 15 tahun, dan Vietnam mendapat banyak keuntungan dari itu.

Terakhir, China dan Vietnam memiliki nilai ideologis yang sama, dan model pembangunan ekonomi dan politik China telah memberikan dampak yang besar pada Vietnam.

Meskipun China memiliki pengaruh yang relatif lebih besar di Vietnam, secara umum, pengaruh China terhadap Vietnam tidak terlalu positif.

Berdasarkan data ABS terbaru, hanya 25 persen responden Vietnam yang percaya bahwa China telah memberikan dampak positif bagi negara mereka. Tetapi untuk Amerika Serikat, jumlahnya meningkat hingga 85 persen. Dengan kata lain, mayoritas responden menyukai Amerika Serikat dan menyambut Washington untuk datang dan memperluas pengaruhnya di Vietnam.

Salah satu alasan terbesar perbedaan tersebut adalah, meningkatnya ketegangan dalam sengketa Laut China Selatan antara China dan Vietnam, lanjut Mengzhen Xia dan Dingding Chen.

Baru-baru ini, meningkatnya ketegasan dan tindakan China di perairan yang disengketakan, menimbulkan sentimen dan protes anti-China yang lebih tinggi di Vietnam. Misalnya, protes terhadap China pecah pada 2014 sebagai tanggapan atas China yang mengerahkan rig minyak di wilayah yang disengketakan.

Dengan pemikiran ini, Vietnam kemungkinan besar akan membangun kemitraan yang lebih kuat dengan Amerika Serikat, dan mencari dukungan dari AS untuk membantunya mencapai kepentingan nasionalnya di perairan yang disengketakan.

Baca juga: Vietnam, Si Juru Selamat Kisruh Laut China Selatan?

Secara lebih luas, banyak orang di Vietnam memandang China sebagai penyerang, yang melancarkan berbagai perang mencoba untuk mendominasi Vietnam. Buku teks sejarah Vietnam telah memainkan peran penting dalam menyusun pemikiran dan kesan orang-orang tentang China; sejumlah besar pahlawan nasional Vietnam yang disoroti dalam buku teks, bertempur dalam perang melawan invasi dan agresi dari China.

Oleh karena itu, baik faktor historis maupun sengketa Laut China Selatan saat ini, berada di balik kesan negatif orang Vietnam terhadap China.

Menariknya, data ABS, dan khususnya tren dari waktu ke waktu, menunjukkan bahwa kontes pengaruh China dan Amerika Serikat di Vietnam bukanlah zero sum. Dengan kata lain, meningkatkan pengaruh positif China tidak serta merta menurunkan Amerika Serikat, begitu pula sebaliknya.

Hal ini memungkinkan bagi kedua pemain untuk secara bersamaan meningkatkan pengaruh positif mereka di Vietnam, yang mengarah pada kemungkinan yang menggiurkan bahwa China dan Amerika Serikat benar-benar dapat bekerja sama satu sama lain, dan mencapai strategi win-win dalam hal meningkatkan pengaruh positif mereka di Vietnam.

Namun, terlepas dari apa yang dikatakan data tersebut, kenyataannya adalah bahwa China dan Amerika Serikat menganggap satu sama lain sebagai pemain dalam permainan zero-sum, dan terus meningkatkan ketegangan di berbagai bidang. Semoga temuan baru dari ABS dapat membantu kedua pemain itu menikmati lebih banyak kerja sama dan lebih sedikit konflik di wilayah ini.

Baik China maupun Amerika Serikat telah memberikan penekanan yang lebih besar pada Vietnam baru-baru ini, dan kedua negara berusaha untuk memberikan pengaruh yang lebih positif pada Vietnam. Cara paling efektif untuk melakukannya adalah melalui kebijakan ekonomi, seiring lebih dari separuh responden Vietnam dalam ABS mencantumkan ekonomi sebagai prioritas utama mereka.

Dengan China dan Vietnam yang telah bergabung dengan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, Vietnam (terutama petani lokal) dapat menikmati kebijakan ekspor yang lebih menguntungkan, seperti tarif dan hambatan yang lebih rendah, serta menarik lebih banyak investasi China ke Vietnam.

China harus memanfaatkan kesempatan untuk memberikan pengaruh yang lebih positif di Vietnam, dan meningkatkan citra dan kekuatan lunaknya di wilayah tersebut.

Amerika Serikat juga harus meningkatkan investasinya di Vietnam, dan melakukan pendekatan yang lebih damai sehubungan dengan keamanan regional. Hanya melalui kebijakan ini, ketiga negara dapat memperoleh manfaat dari stabilitas dan kemakmuran di masa depan, pungkas Mengzhen Xia dan Dingding Chen.

 

Penerjemah: Desi Widiastuti

Editor: Aziza Larasati

Keterangan foto utama: Para demonstran Vietnam melambaikan bendera dalam sebuah aksi. (Foto: Facebook)

China atau AS, Siapa yang Lebih Didengar Vietnam?

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top