Laut China Selatan
Asia

Curi Peluang di Tengah Krisis, Militer China Diperkuat di Laut China Selatan

Berita Internasional > Curi Peluang di Tengah Krisis, Militer China Diperkuat di Laut China Selatan

China meningkatkan latihan militer dan eksploitasi energi di perairan yang diperebutkan, Laut China Selatan. Sebaliknya, militer Amerika Serikat (AS) masih macet lantaran dihajar krisis COVID-19 di dalam negeri.

China tampaknya memanfaatkan kesempatan untuk memperkuat militer di Laut China Selatan. Upaya itu dilakukan saat negara-negara lain termasuk Amerika tengah berjibaku melawan virus corona baru.

Dalam beberapa hari terakhir, lapor Asia Times, China telah melakukan latihan militer dan mengerahkan pasukan skala besar ke wilayah maritim Laut China Selatan. Pada saat yang sama, secara resmi mereka sengaja mengeksploitasi sumber daya energi yang disengketakan di laut kaya bahan bakar fosil tersebut.

Sementara beberapa orang melihat pesan nasionalis China setelah mengumpulkan orang-orang selama masa sulit COVID-19, yang lain melihat manuver angkatan laut yang kian agresif ini sebagai upaya mengeksploitasi kondisi Amerika yang melemah.

Baca juga: Unjuk Kekuatan, Seberapa Penting Pangkalan Laut China Selatan?

Tak hanya Amerika yang jadi lawan tak sepadan China, negara-negara di Asia Tenggara juga menghadapi tekanan serupa. Filipina dan Malaysia, keduanya berselisih teritorial dengan China di laut. Kedua negara diketahui baru-baru ini memberlakukan penguncian yang diawasi militer.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan pejabat tinggi keamanan termasuk Sekretaris Pertahanan Delfin Lorenzana berada di karantina sendiri, usai Panglima Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) Jenderal Felimon Santos Jr positif corona.

Sementara, AS, penjamin jangka panjang dari tatanan berbasis hukum kawasan itu, sekarang bergulat dengan wabah terburuk di dunia dengan hampir 190.000 kasus. Ini memaksa Gedung Putih menerapkan langkah-langkah luar biasa termasuk paket stimulus ekonomi terbesar dalam sejarahnya.

Pentagon, di sisi lain, telah dimobilisasi untuk membantu memerangi epidemi di bawah Undang-undang Produksi Pertahanan, yang memungkinkan militer AS untuk menyediakan layanan kesehatan yang kritis, memproduksi, dan mentransfer peralatan medis yang sangat dibutuhkan ke lembaga dan fasilitas sipil.

China juga telah berusaha membalikkan narasi soal virus corona dengan berbagai cara, termasuk memberi bantuan kepada Italia plus Spanyol-diplomasi masker wajah-dan mengedarkan teori konspirasi sumber virus dari Paman Sam. Tak ayal, langkah-langkah itu telah membuat hubungan diplomatik AS-China kembali mengeras.

Pun, China telah mengajukan tawaran untuk menyoroti larangan bepergian asal-asalan AS pada negara-negara yang terinfeksi virus di Eropa.

Menurut Kementerian Sumber Daya Alam setempat, China baru-baru ini melakukan ekstraksi gas alam paling sukses dari hidrat gas, baik volume maupun produksi dalam satu hari di wilayah laut utara yang diperebutkan.

Kementerian itu mengumandangkan “fondasi teknis yang kuat untuk eksploitasi komersial” demi menjadi negara pertama di Laut China Selatan yang mengeksploitasi hidrat gas, deposit mineral di dasar lautan, dengan memanfaatkan teknik pengeboran sumur horizontal.

Proses produksinya, menurut Asia Times, berjalan antara 17 Februari hingga 18 Maret, tepat ketika epidemi corona mulai membinasakan negara-negara di seluruh dunia Barat.

Langkah China dalam teknologi pengembangan energi kemungkinan hanya akan memperkuat upayanya untuk mendominasi. Pun, jika tidak memonopoli 85 persen cadangan minyak dan gas yang belum dimanfaatkan di ‘sembilan-garis’ Laut China Selatan yang beririsan dengan perairan lepas Kepulauan Natuna Indonesia.

China juga baru-baru ini melakukan latihan militer yang signifikan di daerah yang disengketakan. Ini termasuk latihan anti-kapal selam, yang diadakan setelah Pentagon mengerahkan kapal perusak berpeluru kendali AS USS McCampbell dalam kebebasan operasi navigasi di laut, sebelum pandemi coronavirus menghantam negara ini.

Negeri Tirai Bambu itu melenturkan otot-otot angkatan lautnya di daerah itu melalui latihan militer yang dipimpin oleh kapal induk pertama, Liaoning. Mereka mengikuti latihan yang dipimpin oleh kapal induk di bagian utara Laut China Selatan.

“Di bawah kondisi laut yang sulit di awal musim semi di Selat Bohai, beberapa jet tempur J-15 lepas landas dari dek penerbangan Liaoning dan berhasil mendarat beberapa jam kemudian. Ini menunjukkan keberhasilan pelatihan rehabilitasi teknik untuk instruktur di Naval Aviation University,” ungkap media PLA pada 23 Maret.

“Pelatihan untuk kesiapsiagaan perang tidak akan berhenti bahkan di tengah-tengah epidemi COVID-19, dan pelatihan pilot pesawat tempur berbasis operator harus dilanjutkan.”

Media corong China sejauh ini menggambarkan latihan laut terbaru sebagai bagian dari langkah memerangi pandemi.

Baca juga: Sengketa Laut China Selatan: China Gelar Latihan Anti-Kapal Selam

“Kapal induk adalah kapal perang besar dengan banyak orang terkonsentrasi di kabinnya, membuatnya rentan terhadap penyakit menular. Jika China mampu melakukan misi ini, itu berarti ia telah melakukan pekerjaan besar dalam mengendalikan epidemi,” kata pakar angkatan laut yang berbasis di Beijing, Li Jie kepada portal berita yang disponsori negara, Global Times.

Dikenal karena tajuk berita utama dan editorialnya, Global Times dengan bangga mengumumkan, “Kapal induk kedua Tiongkok, Shandong, juga melaporkan nol kasus COVID-19 pada 17 Februari,” tanpa menyebutkan situasi terkini.

Sementara itu, armada ke-7 Angkatan Laut AS mengumumkan, kapal perusak dengan peluru kendali kelas Arleigh Burke, USS Barry (DDG 52), melakukan latihan sendiri dalam beberapa hari terakhir. Mereka meluncurkan rudal di Laut China Selatan sambil melakukan kebebasan operasi navigasi di AS.

“[USS] Barry sedang melakukan operasi untuk mendukung keamanan dan stabilitas di Indo-Pasifik,” katanya.

 

Penerjemah dan editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Personel Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China ikut serta dalam peragaan militer di Laut China Selatan, 12 April 2018. (Foto: Twitter)

 

Curi Peluang di Tengah Krisis, Militer China Diperkuat di Laut China Selatan

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top