Infografik

[INFOGRAFIK] Deretan Aksi Teror JAD Selain Bom Makassar

Berita Internasional > [INFOGRAFIK] Deretan Aksi Teror JAD Selain Bom Makassar
Advertisements

Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS adalah kelompok teror paling mematikan di Indonesia saat ini. Berikut ini sejumlag serangan teror yang dilakukan para anggota JAD di Indonesia sejauh ini.

1. Ledakan bom Thamrin-Sarinah, Jakarta, 14 Januari 2016

Serangkaian ledakan mengguncang kawasan perkantoran di perempatan Jalan K.H. Wahid Hasyim dan Jalan M.H. Thamrin di Sarinah, Jakarta Pusat pada 14 Januari 2016 pukul 10.40 WIB, Deustche Welle melaporkan. Para pelaku merupakan tujuh orang anggota JAD yang membawa granat dan senjata api. Empat pelaku dan empat warga sipil tewas, sementara 24 orang lainnya mengalami luka-luka. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Anggih Tamtomo alias Muhammad Bahrun Naim dicurigai mendalangi serangan tersebut.

2. Serangan di Mapolres Surakarta, 5 Juli 2016

Seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di gerbang Mapolres Surakarta pada 5 Juli 2016. Kapolri saat itu Badrodin Haiti mengatakan pelaku bernama Nur Rohman memiliki hubungan dekat dengan ahli bom Bahrun Naim, pentolan ISIS asal Solo, Jawa Tengah. Deustche Welle mencatat, keduanya sempat aktif di organisasi teror Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara yang juga ikut membentuk JAD. Serangan di Solo mengakibatkan seorang petugas mengalami luka-luka.

3. Serangan bom molotov di Gereja Oikumene di Samarinda, 13 November 2016

Serangan bom Molotov di Gereja Oikumene Sengkotek di Samarinda pada 13 November 2016 menyebabkan empat orang anak-anak mengalami luka bakar, salah satunya Intan Olivia Marbun akhirnya meninggal dunia. Pelaku bernama Juhanda merupakan anggota JAD Kalimantan Timur dan pernah dipenjara terkait teror bom buku tahun 2011 di Tangerang, menurut laporan Deustche Welle.

4. Ledakan bom panci di Cicendo, Bandung, 27 Februari 2017

Pada 27 Februari 2017, terjadi ledakan bom panci di Cicendo, Bandung. Pelaku ledakan tersebut Yayat Cahdiyat tewas dalam penyergapan di Kelurahan Arjuna di Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.

Tidak ada korban akibat ledakan itu. Yayat sempat dikejar warga serta pelajar yang kebetulan berada di Taman Pendawa, meski mereka akhirnya balik badan setelah Yayat mengeluarkan senjata tajam. Yayat konon sempat berteriak meminta agar rekan-rekannya yang ditahan Densus 88 dibebaskan.

Kapolri saat itu Jenderal Tito Karnavian menyebut Yayat pernah divonis 3 tahun penjara terkait kasus terorisme. Ada dugaan satu pelaku lain yang mengantarkan Yayat ke Taman Pendawa sebelum meledakkan bom panci.

“Yang bersangkutan ini (Yayat) sudah diketahui identitasnya. Dia sudah di-profile pernah ikut latihan di Jantho, Aceh Besar. Dulu saat itu saya pimpin operasinya tahun 2011. Saat itu tertangkap sekitar 70 orang di dalamnya, termasuk dia. Dulu masuk dalam jaringan JAD,” tegas Tito di Surabaya setelah serangan, dikutip dari Detik.com.

5. Bom bunuh diri Kampung Melayu, Jakarta, 25 Mei 2017

Dua ledakan di terminal bus di Kampung Melayu, Jakarta Timur pada 25 Mei 2017 menewaskan lima orang dan melukai belasan lainnya. Wakapolri ‎ saat itu Komisaris Jenderal Syafruddin mengklaim ISIS melalui JAD bertanggungjawab atas serangan tersebut. Deustche Welle mencatat, polisi selanjutnya menggelar operasi penggerebekan di seluruh Indonesia dan menangkap 22 tersangka teroris, sebagian merupakan anggota JAD.

6. Ledakan bom panci di Buah Batu, Bandung, 8 Juni 2017

Ledakan dahsyat mengguncang kawasan pemukiman penduduk di Jalan Jajaway, Bandung, 8 Juli 2017. Ledakan itu diduga berasal dari bom panci akibat kecelakaan, lantas polisi akhirnya menangkap lima terduga teroris lantaran memiliki bahan kimia untuk pembuatan bom, Deustche Welle melaporkan. Mereka termasuk Agus Wiguna dipastikan berafiliasi dengan kelompok JAD Bandung Raya.

7. Serangan atas polisi di Polda Sumatra Utara, 25 Juni 2017

Serangan teror pada 25 Juni 2017 menyasar polisi di Polda Sumatera Utara. Dalam aksi teror itu, satu orang polisi gugur karena diserang menggunakan senjata tajam.

“Syawaluddin Pakpahan dan teman-temannya melakukan amaliyah dengan menyerang Mapolda Sumatera Utara dan membunuh anggota polisi. Syawaluddin Pakpahan, meskipun tidak pernah bertemu muka dengan terdakwa, sudah lama mengenal nama terdakwa dari buku Seri Materi Tauhid yang dikarang terdakwa serta dibaca dan dipahami Syawaluddin Pakpahan,” tutur jaksa dalam sidang terhadap pimpinan JAD Aman Abdurrahman pada 18 Mei 2018, dilansir dari Detik.com.

8. Penembakan terhadap polisi di NTB, 11 September 2017

Pada 11 September 2017, terjadi teror penembakan anggota polisi di Bima NTB oleh Muhammad Iqbal Tanjung alias Iqbal alias Usamah bersama temannya.

“Muhammad Iqbal Tanjung juga mendapatkan pemahaman tauhid sebagaimana yang disampaikan terdakwa, antara lain tentang syirik demokrasi,” tutur jaksa dalam sidang terhadap pimpinan JAD Aman Abdurrahman pada 18 Mei 2018, Detik.com melaporkan.

Teror bom dan penyerangan ke anggota polisi menurut jaksa terjadi setelah dibentuknya Jamaah Ansharut Daulah (JAD) selama pertemuan di Malang, Jawa Timur pada November 2014. “Terdakwa juga menganjurkan para pengikut untuk hijrah ke Suriah untuk bergabung dengan Daulah Khilafah Islamiyah,” papar jaksa atas hasutan Aman Abdurrahman kepada para pengikutnya.

9. Kerusuhan di Mako Brimob, Depok, 9 Mei 2018

Meski diklaim tidak direncanakan, pemberontakan narapidana teror di Mako Brimob, Depok pada 9 Mei 2018 turut melibatkan anggota senior JAD, menurut laporan Deustche Welle. Aman Abdurrachman yang mendirikan organisasi teror itu bahkan sempat diminta menjadi mediator oleh para narapidana. ISIS mengaku bertanggungjawab dan mengklaim sudah merencanakan aksi yang menewaskan lima polisi dan seorang tahanan itu.

10. Serangkaian serangan bom bunuh diri di Surabaya, 13-14 Mei 2018

Tiga keluarga bertanggung jawab atas rangkaian serangan bom bunuh diri di tiga gereja dan Mapolrestabes Surabaya, serta sebuah ledakan di Sidoarjo pada 12-14 Mei 2018, Detik.com menyebutkan. Para pelaku yang ikut mengorbankan anak-anaknya sebagai pelaku teror dikabarkan saling mengenal dan menjalin hubungan melalui jaringan JAD Jawa Timur. Salah seorang pelaku Dita Oepriaro merupakan tokoh senior JAD.

Minggu, 13 Mei 2018, pukul 06.30 WIB, Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela menjadi sasaran bom. Gereja itu terletak di Jalan Ngagel Madya 01. Yusuf (18) dan Firman (16) berboncengan mengendarai sepeda motor masuk ke halaman Gereja Santa Maria dan meledakkan bom yang mereka bawa. Dua pelaku dan lima masyarakat tewas dalam serangan itu.

Pukul 07.15 WIB, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro Surabaya menjadi sasaran bom berikutnya. Pelakunya adalah Puji Kuswati (43) yang mengajak dua putrinya berinisial Famela (9) dan Firman (12). Mereka tewas, tetapi tidak ada orang lain yang menjadi korban meninggal dunia di titik ledakan tersebut.

Pukul 07.53 WIB, bom selanjutnya diledakkan oleh Dita Oepriarto (48) di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Dita menuju lokasi di Jalan Arjuna itu usai menurunkan Puji dan kedua putrinya di GKI di Jalan Diponegoro. Mobil Toyota Avanza Dita ditabrakkannya ke gereja itu. Tujuh orang dilaporkan tewas, sementara satu pelaku yakni Dita juga tewas.

Secara keseluruhan, serangkaian ledakan bom keluarga Dita menewaskan 18 orang, terdiri dari enam pelaku dan 12 anggota masyarakat. Pada 1 Juni 2018, satu orang yang menderita luka bakar 90 persen akibat bom Gereja Pantekosta meninggal dunia.

Pada 14 Mei 2018, pukul 08.50 WIB, bom meledak di Polrestabes Surabaya. Pelakunya adalah keluarga Tri Murtiono (50) bersama istrinya Tri Ernawati (43) dan ketiga anaknya. Hanya satu anak yang tidak tewas.

Saat itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan teror bom di tiga gereja di Surabaya dilakukan oleh satu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan empat orang anak yang tak lepas dari jaringan JAD-JAT.

11. Penusukan Menko Polhukam Wiranto, 10 Oktober 2019

Menko Polhukam Wiranto pada 10 Oktober 2019 menjadi korban penusukan saat berkunjung di Pandeglang, Banten, Deustche Well melaporkan. Pelaku penusukan bernama Abu Rara diketahui sebagai anggota JAD Bekasi.

Menurut Kepala BIN Budi Gunawan, Abu Rara berdasarkan hasil deteksi BIN awalnya bergabung dalam sel JAD Kediri, lantas teridentifikasi pindah ke Bogor. Abu Rara divonis 12 tahun penjara dan dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana terorisme.

12. Bom bunuh diri suami-istri di Gereja Katedral di Makassar, 28 Maret 2021

Bom bunuh diri terbaru yang didalangi JADI terjadi pada Minggu (28/3) di Gereja Katedral di Makassar saat umat merayakan Hari Minggu Palma sebagai rangkaian ibadah menjelang Hari Raya Paskah. Dari hasil identifikasi polisi, pelaku merupakan pasangan suami istri berinisial LL dan EM, bagian dari kelompok teroris JAD. Menurut penuturan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, serangan katedral Makassar konon dipicu oleh penangkapan atas 24 anggota JAD asal Sulawesi Selatan, Detik.com melaporkan.

Sementara itu Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menyebut pasangan suami-istri yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar merupakan kelahiran 1995. Boy menyebut mereka kaum milenial yang terpapar virus radikalisme, “itu sudah menjadi ciri khas korban dari propaganda jaringan teroris”, tuturnya kepada awak media di Gereja Katedral di Makassar, Senin (29/3).

 

Penulis: Fadhila Eka Ratnasari

Desainer grafis: Syifa Abdurrozak

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Suasana mencekam pasca-ledakan bom bunuh diri teroris di Makassar. (Foto: Liputan6)

[INFOGRAFIK] Deretan Aksi Teror JAD Selain Bom Makassar

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top