Facebook
Asia

Dianggap Singgung Islam dan Kristen, Unggahan Facebook Banjir Kritik

Markas besar Facebook di Menlo Park, California. (Foto: Reuters/Elijah Nouvelage)
Berita Internasional > Dianggap Singgung Islam dan Kristen, Unggahan Facebook Banjir Kritik

Menggambarkan unggahan di Facebook sebagai “sangat ofensif” untuk dua komunitas agama, Menteri Dalam Negeri Singapura Shanmugam mengatakan bahwa pihak berwenang meminta Facebook untuk menonaktifkan akses unggahan tersebut di Singapura. Unggahan itu menunjukkan gambar Alkitab dan Al-Qur’an dan menyarankannya sebagai pengganti kertas toilet.

Akses ke unggahan yang dianggap menyinggung umat Islam dan Kristen telah dinonaktifkan oleh Facebook, dan polisi sekarang sedang menyelidiki masalah ini, menurut Menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum Singapura K. Shanmugam, Jumat (20/3), The Straits Times melaporkan.

“Kami mengambil pandangan serius dari jenis pernyataan ini. Kami menyoroti bagaimana pernyataan ofensif seperti itu tidak dapat diterima di Singapura yang multi-rasial dan multi-agama,” ucapnya.

Baca juga: Twitter dan Facebook Blokir 80 Akun Propaganda Papua Pro-Pemerintah

Pada Rabu (18/3), laman Facebook yang bernama NUS Atheist Society telah mengunggah gambar Alkitab dan Al-Qur’an, yang masing-masing adalah kitab suci dalam agama Kristen dan Islam.

Tulisan terlampir berbunyi: “Untuk digunakan selama kekurangan kertas toilet.”

Secara terpisah pada Jumat (20/3), laman tersebut mengunggah gambar apa yang tampaknya menjadi pesan dari Facebook yang dikirim sekitar pukul 10.40 pagi, menunjukkan bahwa akses ke unggahan yang melanggar tersebut telah dibatasi di Singapura karena “pembatasan hukum lokal”.

Facebook

Siluet pengguna ponsel terlihat di depan proyeksi logo Facebook dalam ilustrasi gambar yang diambil pada 28 Maret 2018. (Foto: Reuters/Dado Ruvic)

Dalam sebuah pernyataan di hari yang sama, Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA) mengatakan telah menerima sejumlah keluhan tentang unggahan tersebut.

“(Polisi) ingin mengingatkan anggota masyarakat untuk berhati-hati ketika berpartisipasi dalam diskusi online, dan tidak mengunggah pernyataan yang merusak kerukunan ras dan agama di Singapura,” ucap MHA, dikutip The Straits Times.

“Ujaran kebencian online tentang ras dan agama tidak dapat diterima di Singapura.”

Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di laman Facebook resminya, National University of Singapore (NUS) mengatakan tidak terhubung dengan NUS Atheist Society atau laman Facebook-nya, dan konten laman itu “tidak mewakili pandangan, pendapat, dan posisi” dari Universitas tersebut.

NUS menambahkan bahwa mereka telah meminta Facebook untuk melihat keabsahan akun itu pada Kamis (19/3), serta tahun lalu.

“Facebook telah merespons dan mengatakan bahwa konten di situs yang dilaporkan tampaknya tidak menipu orang, dan mereka tidak dapat bertindak atas laporan kami saat ini,” ujar NUS, menambahkan bahwa mereka akan terus menekan Facebook untuk membuat laman itu menghapus semua referensi pada NUS.

Baca juga: Facebook Jadi Mesin Anti-Muslim Dunia, Apa Reaksi Mark Zuckerberg?

Sebelum diblokir untuk para pengguna Singapura, unggahan yang menyinggung itu dikritik oleh beberapa orang di Facebook dalam komentar mereka.

Pengguna Christopher Njo mengatakan, laman tersebut telah melewati batas dengan sesuatu yang dianggap banyak orang sebagai suci dan sakral, dan mengatakan dia berharap Facebook akan menghapus unggahan tersebut.

“Orang-orang bodoh dan tidak sensitif seperti Anda yang menyebabkan ketegangan dan masalah yang tidak perlu,” ucapnya, dilansir dari The Straits Times.

Komentator lain, Alex Lin, mengatakan bahwa unggahan tersebut menghasut kebencian.

Dalam sebuah unggahan yang memberikan informasi lebih lanjut tentang grup tersebut tertanggal Desember 2015, laman itu (yang memiliki sekitar 1.000 pengikut) mengatakan bahwa tidak ada grup atheis resmi di NUS.

Unggahan itu juga membuat referensi pada Christopher Hitchens, mendiang intelektual Inggris-Amerika terkemuka yang menulis (di antara karya-karya lainnya) buku God Is Not Great.

Unggahan Facebook laman itu juga mengatakan: “Kami terbuka untuk semua yang tidak mengakui kepercayaan pada dewa, serta bagi mereka yang tidak yakin tentang kepercayaan mereka pada hal-hal supranatural, dan ingin mendengar pendapat kami tentang argumen itu.”

 

Penerjemah dan editor: Aziza Fanny Larasati

Keterangan foto utama: Markas besar Facebook di Menlo Park, California. (Foto: Reuters/Elijah Nouvelage)

Dianggap Singgung Islam dan Kristen, Unggahan Facebook Banjir Kritik

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top