Eropa

Hari Ini dalam Sejarah: Akhir Tragis Diktator Mussolini

Berita Internasional > Hari Ini dalam Sejarah: Akhir Tragis Diktator Mussolini
Advertisements

Hari-hari terakhir diktator Italia dan perjalanan mayatnya di tahun-tahun berikutnya.

Pada 25 April 1945, impian Benito Mussolini untuk menciptakan kembali Kekaisaran Romawi hancur berantakan. Dengan Sekutu mendekat dari selatan dan partisan anti-fasis bangkit untuk merebut kota demi kota di Italia utara, basis kekuatan Mussolini dengan cepat menguap.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kekejaman Genosida Turki di Armenia

Diktator Italia berusia 61 tahun yang berusaha menjadi Julius Caesar modern itu pertama kali naik ke tampuk kekuasaan lebih dari dua dekade sebelumnya ketika ia menjadi perdana menteri pada 1922. “Il Duce” bersekutu dengan sesama fasis Adolf Hitler dan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II, tetapi militer Italia yang ketinggalan jaman kalah telak. Pada Juli 1943, invasi Sekutu ke Sisilia dan pengeboman Roma menyebabkan komando tinggi Italia dan Raja Victor Emmanuel III menyingkirkan Mussolini dari kekuasaan dan menempatkannya dalam tahanan rumah.

Melansir dari History.com, pada September 1943, pasukan terjun payung Nazi melancarkan serangan komando yang menyelamatkan Mussolini dari resor ski Gunung Apennine tempat dia ditahan. Hitler melantik Mussolini sebagai tokoh Republik Sosial Italia (dikenal secara informal sebagai Republik Salo), negara boneka Nazi di Italia utara yang diduduki Jerman.

Namun, pada 25 April 1945, Reich Ketiga kehilangan cengkeramannya di Italia utara. Dengan bentengnya Milan tertatih-tatih di tebing, Mussolini setuju untuk bertemu dengan delegasi partisan di istana Kardinal Alfredo Schuster Milan. Di sana, Mussolini mengetahui bahwa, tanpa sepengetahuannya, Nazi telah memulai negosiasi untuk penyerahan tanpa syarat.

Mussolini keluar istana dan melarikan diri dari Milan bersama kekasihnya yang berusia 33 tahun, Clara Petacci, dengan mobil sport Alfa Romeo 1939 yang dibelinya sebagai hadiah untuk pacarnya. Keesokan harinya, pasangan itu bergabung dengan konvoi sesama fasis dan tentara Jerman menuju Danau Como dan perbatasan dengan Swiss.

Mussolini mengenakan helm dan mantel Luftwaffe Jerman, tetapi penyamaran itu tidak banyak membantu ketika para partisan menghentikan konvoi di kota tepi danau Dongo pada 27 April. Selama 20 tahun, Mussolini telah membangun kultus kepribadian dengan fotonya terpampang di poster dan koran. Bahkan meski telah menyamar, orang-orang di sekitarnya dapat mengenalinya.

Para partisan menangkap Mussolini dan Petacci. Khawatir Nazi akan mencoba membebaskan diktator itu lagi, para partisan menyembunyikan pasangan itu di rumah pertanian terpencil untuk malam itu. Keesokan harinya, Mussolini dan Petacci dipindahkan dari rumah tersebut dan dibawa ke desa kecil Giulino di Mezzegra di tepi Danau Como. Mereka diperintahkan untuk berdiri di depan tembok batu di pintu masuk Villa Belmonte, di mana keduanya dieksekusi dengan senapan mesin.

Kabar tentang apa yang terjadi pada jasad Mussolini beberapa jam setelah eksekusi simpang siur. Menurut catatan History.com, pada jam-jam menjelang fajar pada 29 April, mayat Mussolini, Petacci, dan 14 sesama fasis ditempatkan di dalam truk dan dibuang seperti sampah di Piazzale Loreto di Milan, lapangan publik yang sangat simbolis untuk pasukan anti-fasis. Di sana, delapan bulan sebelumnya, kaum fasis yang bertindak atas perintah SS Hitler secara terbuka memamerkan tubuh 15 partisan yang dieksekusi.

Di “Lapangan Lima Belas Martir” itu, penduduk Milan melemparkan makian dan sayuran ke mayat diktator itu. Mereka menendang, memukuli, dan meludahinya. Seorang wanita, merasa Mussolini tidak cukup mati untuknya, menembaki jasad diktator itu dan berteriak, “Lima tembakan untuk lima anak laki-laki saya yang terbunuh!” Massa kemudian menggantung terbalik mayat Mussolini, Petacci, dan fasis lainnya di tiang penopang pompa bensin di sudut alun-alun.

Pada sore hari, pasukan Amerika memerintahkan jenazahnya untuk diturunkan dan mayat Mussolini yang penuh peluru itu diangkut ke kamar mayat kota. Pada titik ini, tubuh Mussolini yang telah dipukuli hampir tidak bisa dikenali.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Presiden AS Ronald Reagan Ditembak

Ketika Soviet mendekati Berlin, Hitler menerima berita kematian Mussolini. Takut musuhnya akan membunuh dan menyiksa mayatnya seperti yang terjadi pada Mussolini, Hitler bunuh diri pada 30 April dan kemudian mayatnya dibakar. Jasad Mussolini, sementara itu, dimakamkan di kuburan tak bertanda di pemakaman Milan. Namun lokasinya bukanlah rahasia, anti-fasis melakukan ziarah rutin ke pemakaman itu untuk menodai kuburannya.

Pada Minggu Paskah 1946, Domenico Leccisi dan sesama fasis menggali tubuh Il Duce, mencucinya di air mancur di dekatnya dan mengangkutnya dengan gerobak ke mobil mereka. Catatan yang ditinggalkan oleh “Partai Fasis Demokratik” itu menyatakan mereka tidak akan lagi menanggung “penghinaan yang dibuat oleh sampah manusia yang diorganisir Partai Komunis.”

Setelah mayat Mussolini ditemukan, pemerintah Italia merahasiakan keberadaannya selama lebih dari satu dekade. Pada 1957, bagaimanapun, perdana menteri Adone Zoli, yang membutuhkan dukungan dari partai sayap kanan, menyerahkan sisa jasad Mussolini kepada jandanya. Setelah menghabiskan 11 tahun di lemari biara Kapusin, jenazah Mussolini akhirnya dimakamkan di ruang bawah tanah keluarga di tempat kelahirannya di Predappio, yang telah menjadi tempat ziarah para neo-fasis.

Pada 1966, potongan terakhir tubuh Mussolini dikembalikan kepada jandanya ketika Amerika Serikat menyerahkan sampel otak diktator yang telah diambil saat otopsi.

 

Penerjemah: Nur Hidayati

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Adolf Hitler (kanan) dan Benito Mussolini di Munich, Jerman. (Foto: Wikimedia/Kolekasi Eva Braun)

Hari Ini dalam Sejarah: Akhir Tragis Diktator Mussolini

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top