Politik Indonesia

[Berita Foto] Heboh Kilang Pertamina Indramayu Meledak, Ada Apa?

Berita Internasional > [Berita Foto] Heboh Kilang Pertamina Indramayu Meledak, Ada Apa?
Advertisements

Kilang minyak milik PT. Pertamina RU-VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat mengalami ledakan dan kebakaran pada Senin (29/3) pukul 00.45 dini hari. Dikutip dari Antara News, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Ahmad Dofiri mengatakan di Indramayu pada Senin, terdapat laporan mengenai indikasi rembesan atau kebocoran pada pipa tangki minyak yang terbakar di kilang minyak tersebut.

Kebocoran tersebut menurutnya diduga memicu terbakarnya tangki minyak yang nahas itu. “Saya kira akibatnya itu, tetapi ini informasi awal, karena semalam itu ada petir yang cukup besar juga. Namun ini masih informasi awal, selebihnya nanti.”

Baca juga: Satu Dekade Ledakan Fukushima: Hidup Segan Mati Tak Mau

Kabidhumas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Polisi Erdi A. Chaniago menyatakan, dilansir dari Tirto.id, berdasarkan hasil penyelidikan, tim telah mendapatkan banyak informasi. Menurut Kombes Pol Erdi, ada dua kemungkinan penyebab terjadinya kebakaran itu, antara lain karena kebocoran atau dari adanya petir yang menyambar ke tangki minyak.

Namun, sejumlah spekulasi itu masih perlu dibuktikan dengan menunggu dimulainya proses olah tempat kejadian perkara (TKP). Menurutnya sejauh ini pihak Pertamina masih berupaya keras mengontrol situasi dengan melakukan pendinginan, disusul dengan olah TKP begitu kebakaran padam, Tirto.id melaporkan.

Sejauh ini, Kombes Pol Erdi memastikan polisi telah melakukan evakuasi disertai sterilisasi lokasi dengan radius dua kilometer dari titik api di kompleks kilang minyak itu. Warga setempat dievakuasi demi meminimalisir jatuhnya korban kembali. Saat ini tercatat ada lima penduduk yang menderita luka bakar akibat tersambar api.

Hingga saat ini, kebakaran tersebut menyebabkan lima orang mengalami luka berat, 15 lainnya luka ringan, 3 orang masih hilang, dan nyaris seribuan warga sekitar terpaksa mengungsi mengingat suhu panas terasa sampai jarak 5 kilometer.

Direktur Utama PT. Pertamina Nicke Widyawati menegaskan perusahaan telah melakukan penutupan fasilitas dan mencegah perluasan wilayah terbakar. Sementara itu terkait penyebab kebakaran, Nicke mengaku “masih investigasi dengan pihak berwenang, sehingga fokus kami adalah untuk menyelesaikan kondisi darurat di lapangan”, katanya kepada awak media pada Senin (29/3).

Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT. Kilang Pertamina Internasional Ifki Sukarya menjelaskan, meski penyebab kebakaran belum diketahui pasti, ketika kejadian konon sedang turun hujan deras disertai petir.

Selain korban jiwa, Pertamina juga mengalami kerugian materi. Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur PT. Pertamina Mulyono mengatakan selama konferensi pers pada Senin, kira-kira empat ratus ribu barel BBM habis dilalap api.

Akibatnya, sejumlah fasilitas umum yang semula mengandalkan pasokan BBM dari kilang minyak itu harus dialihkan pasokannya ke sejumlah kilang lain yang masih beroperasi. Misalnya, Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma di Jakarta yang sementara terpaksa harus mengambil stok avtur dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Banten. Selanjutnya Bandar Udara Internasional Ahmad Yani di Semarang kini mengambil stok avtur dari Terminal Bahan Bakar (TBB) Rewulu di DIY Yogyakarta.

Meski kehilangan stok, Mulyono mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir karena bahan bakar akan dipasok dari kilang lain seperti kilang Cilacap dan PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), masing-masing memiliki produksi tiga ratus ribu barel dan lima ratus ribu barel.

Al Jazeera melaporkan, hingga Senin (29/3), sebanyak 912 orang yang tinggal di sebuah desa dekat kilang minyak itu telah dievakuasi, menurut pihak berwenang setempat. Lima orang terluka parah, beberapa menderita luka ringan, sementara beberapa lainnya dilaporkan hilang, menurut para pejabat terkait.

Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan kepada Tirto.id pada Senin (29/3), dua strategi yang diungkapkan Pertamina untuk mengatasi masalah imbas kebakaran tidak mungkin dilakukan. Pertama, target pemulihan dan perbaikan kilang yang bisa selesai dalam 4-5 hari tidak masuk akal.

Selain itu, strategi untuk menutup kerugian empat ratus ribu barel minyak dengan mengalihkan dari tempat lain tidak bisa dilakukan dengan mudah. Fahmi menekankan, kilang yang telah ada saat ini itu rata-rata sudah berumur tua dan memiliki kapasitas produksi yang terbatas, sementara kilang yang akan dikembangkan seperti di Cilacap, Tuban, dan Bontang masih belum mulai dibangun.

Senada dengan Fahmi, Direktur Eksekutif Institute For Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menjelaskan Pertamina lebih mungkin untuk menutup kekurangan produksi melalui impor dibandingkan mengambil dari kilang lain.

Fabby mengatakan kejadian ini harus jadi pelajaran bagi perusahaan migas pelat merah itu. Melihat besarnya dampak dan kerugian yang ditimbulkan, keamanan fasilitas pengolahan minyak dan gas harus menjadi perhatian serius, bukan hanya pada kepatuhan tenaga manusia terhadap protokol keselamatan di lokasi, tetapi juga fasilitas lain seperti pengamanan petir hingga manajemen pencegahan dampak bencana seperti gempa bumi dan tanah longsor, Tirto.id melaporkan.

Baca juga: Timur Tengah di 2020: Pembunuhan, Ledakan, Ujian Berat

Asap mengepul saat terjadi kebakaran di kilang minyak milik PT. Pertamina RU-VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, Senin, 29 Maret 2021. (Foto: Antara Foto/Dedhez Anggara/Reuters)

Kebakaran di kilang minyak milik PT. Pertamina RU-VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, Senin, 29 Maret 2021 terlihat dari jarak beberapa kilometer jauhnya. (Foto: EPA/Shutterstock)

Nyala api kebakaran di kilang minyak milik PT. Pertamina RU-VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, Senin, 29 Maret 2021 menerangi langit malam. (Foto: Associated Press)

Sebuah mobil melintas saat asap mengepul dari kebakaran di kilang minyak milik PT. Pertamina RU-VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, Senin, 29 Maret 2021. (Foto: Associated Press)

Asap mengepul saat terjadi kebakaran di kilang minyak milik PT. Pertamina RU-VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, Senin, 29 Maret 2021. (Foto: Reuters/Antara/Dedhez Anggara)

Kebakaran di kilang minyak milik PT. Pertamina RU-VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, Senin, 29 Maret 2021 terjadi saat hujan lebat dan petir. Saat fajar menyingsing, langit sudah kembali cerah, tetapi api masih terus menyala. (Foto: Associated Press)

Petugas penyelamat berdiri saat asap tebal mengepul dari kebakaran yang melanda kilang minyak milik PT. Pertamina RU-VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, Senin, 29 Maret 2021. Ratusan orang yang tinggal di desa sekitarnya telah dievakuasi menyusul kebakaran yang meletus setelah tengah malam. (Foto: Associated Press)

Citra satelit yang dirilis Planet Labs Inc. menunjukkan gumpalan asap mengepul di atas kilang minyak milik PT. Pertamina RU-VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, Senin, 29 Maret 2021. Setidaknya 500 orang dievakuasi pada Senin dari desa terdekat setelah kebakaran besar terjadi di sana. (Foto: Planet Labs Inc./Associated Press)

Kepulan asap hitam dari kebakaran kilang minyak milik PT. Pertamina RU-VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, Senin, 29 Maret 2021. (Foto: Antara/Dedhez Anggara/rwa)

 

Penulis: Fadhila Eka Ratnasari

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Asap tebal mengepul dari api kebakaran di kilang minyak milik PT. Pertamina RU-VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, Senin, 29 Maret 2021. (Foto: Agus Sipur/Agence France-Presse/Getty Images)

[Berita Foto] Heboh Kilang Pertamina Indramayu Meledak, Ada Apa?

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top