Sejarah Dunia: Napak Tilas Seluk-beluk Revolusi Rusia
Eropa

Sejarah Dunia: Napak Tilas Seluk-beluk Revolusi Rusia

Berita Internasional > Sejarah Dunia: Napak Tilas Seluk-beluk Revolusi Rusia

Revolusi Rusia bukan hanya Rusia dan bukan hanya sebuah revolusi. Revolusi Rusia juga merupakan momen ketika negara-negara modern lahir. Diawali pada tahun 1917, berikut sejarah Revolusi Rusia seperti yang dirangkum oleh The Conversation.

Oleh: The Conversation

Bagi kebanyakan orang, istilah “Revolusi Rusia” memunculkan serangkaian gambaran yang populer: demonstrasi di Petrograd yang dingin di bulan Februari 1917, prajurit bermantel tebal di Petrograd Soviet, Vladimir Lenin berbicara kepada orang banyak di depan stasiun Finlandia, para demonstran di bulan Juli, dan penyerbuan Istana Musim Dingin di bulan Oktober.

Apa yang terjadi?

Berbagai rangkaian peristiwa itu adalah peristiwa penting yang memaksa Tsar untuk turun tahta, membawa Bolshevik ke tampuk kekuasaan, membawa Rusia keluar dari perang dunia pertama, mendorong intervensi Inggris, Amerika, dan Jepang, serta menyeret kekaisaran Romanov menuju tahun-tahun perang sipil berdarah.

Di antara kaum sosialis revolusioner, revolusi Rusia masih menginspirasi impian revolusi di masa depan. Sebaliknya, para sejarawan hak politik mempromosikannya sebagai peringatan tentang apa yang terjadi jika Anda mencoba mengubah dunia. Sementara itu, di Rusia, revolusi menimbulkan tantangan kompleks untuk mengonstruksi masa lalu yang dapat menginspirasi masa kini.

Kisah standar revolusi Rusia dirangkum dalam gambar-gambar seperti berikut ini:

Baca Juga: 14 Rezim Diktator Paling Mematikan dalam Sejarah Modern

Demonstrasi di Petrograd, Februari 1917. (Foto: Wikicommons)

Kerajaan Rusia, yang sudah berada di bawah tekanan politik dan sosial yang parah tahun 1914, pecah di bawah tekanan perang modern. Tahun 1916, pemberontakan besar-besaran terhadap wajib militer mengguncang Asia tengah.

Tahun 1917, terjadi perubahan di jantung Rusia. Pemogokan industri, protes atas kekurangan makanan, dan demonstrasi wanita bergabung untuk menciptakan krisis revolusioner di Petrograd, ibu kota kekaisaran.

Akhirnya, krisis ini meyakinkan elit politik dan militer untuk menekan Tsar untuk turun tahta. Peristiwa ini dikenal sebagai revolusi Februari.

Peristiwa tersebut ternyata hanya langkah pertama. Sepanjang tahun 1917, revolusi diradikalisasi hingga bulan Oktober, sayap paling radikal dari Demokrat Sosial Rusia, Bolshevik Lenin, mengambil alih kekuasaan atas nama kelas buruh revolusioner. Revolusi Oktober, pada gilirannya, memicu Perang Sipil Rusia yang akhirnya dimenangkan oleh kaum Bolshevik.

Tetapi fokus pada peristiwa-peristiwa di Petrograd tahun 1917 ini menyesatkan. Jika kita ingin memahami pentingnya revolusi Rusia untuk dunia saat ini, kita perlu memahami posisinya dalam proses sejarah yang lebih luas dan juga kompleksitasnya.

Baca Juga: Sejarah Eksploitasi Rusia atas Rasisme Amerika demi Manipulasi Politik

Konteks yang lebih luas

Apa yang terjadi tahun 1917 bukan hanya permulaan. Itu juga merupakan momen dalam jalan yang lebih besar bagi kerajaan Romanov (Kekaisaran Rusia pra-Soviet) yang terlibat dalam perang dunia namun tidak siap untuk berperang.

Tahun 1917 adalah bagian dari kisah tentang bagaimana sebuah kerajaan, dibangun antara abad ke-15 dan 18 atas dasar para petani yang terikat pada tanah tuannya (perbudakan) dan kekuatan yang tak terbantahkan dari Tsar (otokrasi) mencoba untuk mengatasi perubahan dunia pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 yang penuh dengan kekaisaran di luar negeri, industrialisasi, dan munculnya masyarakat massa.

Itu hanyalah potret dalam sejarah imperialisme, perubahan ekonomi dan sosial, dan dekolonisasi. Semua peristiwa tersebut adalah proses yang sedang berlangsung yang masih mempersulit kawasan hingga saat ini.

Rangkaian peristiwa tersebut dimulai dengan Perang Krimea yang kalah pada tahun 1853-1856, yang memicu Reformasi Besar tahun 1860-an dan 1870-an.

Bersama dengan dorongan kuat tahun 1890-an untuk industrialisasi negara, reformasi ini membawa masyarakat baru yang lebih modern, lebih urban, dan lebih terdidik.

Masyarakat yang lebih kompleks ini kemudian menghadapi ujian pertamanya tahun 1904-1905. Perang penuh bencana melawan Jepang cukup mengganggu kestabilan kekaisaran untuk memicu revolusi pertama tahun 1905. Perang itu memaksa Tsar untuk membuat konsesi terhadap politik modern melalui penciptaan parlemen semu, partai legal, dan penurunan kontrol terhadap media.

Kemudian datanglah perang dunia pertama. Kampanye militer berjalan buruk, membuat para elit tidak puas dengan rezim yang jelas-jelas tidak kompeten, mengusir penduduk dalam skala besar, meningkatkan intensitas perasaan nasional di kekaisaran multi-etik, memicu krisis ekonomi dengan proporsi yang sangat besar, dan semakin memecah-belah kesenjangan sosial antara yang kaya dan miskin.

Hasilnya adalah serangkaian perang, revolusi, dan perang saudara yang berlanjut hingga awal tahun 1920-an. Persatuan republik-republik Sosialis Soviet yang muncul dari malapetaka ini menyatukan sebagian besar tanah yang dikuasai Romanov. Sementara itu Finlandia, Latvia, Estonia, Lithuania, dan Polandia menempuh jalan mereka sendiri, setidaknya sampai perang dunia kedua.

Baca Juga: Kisah di Balik Foto-Foto Langka dari Sejarah ANZAC di Perang Dunia I

Peta negara bekas Uni Soviet. (Foto: Wikicommons/CC BY-SA)

Signifikansi kontemporer

“Revolusi Rusia” kemudian bukan hanya Rusia dan bukan hanya sebuah revolusi. Revolusi Rusia juga merupakan momen ketika negara-negara modern lahir.

Terlepas dari sejarah sebelumnya, Ukraina, Belarusia, Lithuania, Latvia, dan Estonia hari ini memulai hidup mereka dalam wadah perang dan revolusi. Finlandia dan Polandia yang merdeka juga mulai muncul tahun 1917.

Seperti yang ditunjukkan oleh seorang sejarawan dalam ikhtisar padat atas peristiwa-peristiwa di Ukraina, “revolusi Ukraina bukanlah revolusi Rusia.” Begitu pula revolusi yang lebih demokratis di Omsk, Samara, dan Ufa, sama seperti revolusi Bolshevik di Petrograd, untuk tidak mengatakan apa pun dari mereka yang berada di luar puncak Kaukasus, atau revolusi pedesaan akar rumput di seluruh kekaisaran. Revolusi-revolusi lain tersebut, yang sering dilupakan tetapi merupakan bagian dari proses seperti peristiwa ikonik di Petrograd, sama dengan kehancuran kekaisaran tahun 1918.

Namun, periode revolusioner menyaksikan lebih dari sekadar penggantian satu kerajaan dengan kerajaan yang lain. Revolusi itu juga mengubah hal-hal dengan tegas. Yang terutama, kekaisaran Soviet bukanlah kapitalis, meskipun mekanisme pasar terbatas diizinkan di bawah Kebijakan Ekonomi Baru (NEP), yang diperkenalkan tahun 1921 untuk menangani krisis ekonomi bencana yang ditimbulkan oleh perang, revolusi, dan perang saudara.

Kerajaan baru itu juga berbentuk jauh lebih nasional daripada pendahulunya, Romanov. Aspirasi masyarakat non-Rusia harus ditampung dalam beberapa cara dan karenanya negara federal semu didirikan, di mana “Republik Union” (seperti Ukraina, Belarusia, atau Rusia) bergabung dalam Union of Soviet Socialist Republics (USSR). Tahun 1991, USSR pecah di sepanjang perbatasan republik-republik Union tersebut, pemisahan sebagai akibat dari penaklukan kembali tanah Romanov oleh Tentara Merah revolusioner.

Garis-garis tersebut menjadi lebih penting dari waktu ke waktu, karena aspek kedua yang menjangkau jauh dari transformasi nasional kerajaan multi-etnis Romanov dalam wadah revolusi “Rusia.” Untuk menghadapi ancaman nasionalisme, Uni Soviet menjadi “kerajaan tindakan afirmatif”, yang memberi ruang dan sumber daya bagi minoritas non-Rusia untuk mengembangkan bahasa dan budaya mereka. Afirmasi prinsip nasional ini bertujuan untuk melucuti nasionalisme dan membantu perkembangan sosialisme. Sebaliknya, hal itu secara tidak sengaja “mempromosikan partikularisme etnis.”

Akibatnya, banyak nasionalisme yang kita temui di kawasan tersebut saat ini sebagian besar merupakan hasil dari pembentukan negara Soviet yang penuh paradoks ini.

Keterangan foto utama: Mencoba memahami revolusi Rusia di luar konteks sosial yang lebih luas pada waktu itu sama saja dengan mengabaikan perkembangan kebangsaan di wilayah tersebut. (Foto: Wikicommons)

Sejarah Dunia: Napak Tilas Seluk-beluk Revolusi Rusia

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top