Timur Tengah

Iran Tolak Mentah-Mentah Negosiasi Ulang Kesepakatan Nuklir

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. (Foto: Reuters/Khalid Al-Mousily)
Berita Internasional > Iran Tolak Mentah-Mentah Negosiasi Ulang Kesepakatan Nuklir

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dengan tegas menolak gagasan negosiasi ulang tentang ketentuan kesepakatan nuklir Iran 2015, selama masa jabatan Presiden AS berikutnya.

“Dalam keadaan apa pun, Teheran tidak akan mempertimbangkan untuk merundingkan kembali ketentuan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA),” ucap Zarif dalam wawancara dengan CBS News.

Walau kubu Joe Biden telah mengisyaratkan bahwa, jika dia menang, pemerintahannya akan berusaha untuk menegosiasikan kembali JCPOA, Menteri Luar Negeri Iran itu menekankan bahwa Teheran tidak memiliki rencana untuk melakukan perundingan apa pun.

“Jika kami ingin melakukan itu (negosiasi ulang), kami telah melakukannya dengan Presiden Trump empat tahun lalu,” imbuh Zarif kepada CBS News.

“Pernyataan kubu Biden lebih menjanjikan, tapi kita harus menunggu dan melihat,” tuturnya.

Konflik AS-Iran

Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, kiri, dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif bertemu di Wina, Austria pada 17 Mei 2016. (Foto: AFP/Leonhard Foeger)

Namun, Zarif menekankan bahwa yang diperhitungkan bukanlah apa yang dikatakan oleh pemerintahan AS yang baru selama kampanye, tetapi apa yang dilakukannya saat menjabat.

“Yang penting bagi kami adalah bagaimana Gedung Putih berperilaku setelah pemilu, bukan janji dan slogan apa yang dibuat. Perilaku AS itu penting. Jika AS memutuskan untuk menghentikan perilaku buruknya terhadap Iran, maka itu akan menjadi cerita yang berbeda tidak peduli siapa yang duduk di Gedung Putih,” diplomat tinggi Iran itu menambahkan.

“Jelas kita bisa menemukan cara untuk terlibat kembali. Tapi terlibat kembali bukan berarti renegosiasi. Itu artinya AS kembali ke meja perundingan,” sergahnya.

Zarif juga mencatat bahwa kampanye “tekanan maksimum” pemerintahan Trump telah gagal.

“Itu telah merugikan Iran. Tetapi itu tidak membawa jenis perubahan politik yang diinginkan AS, baik itu perubahan rezim (yang merupakan keinginan segmen tertentu dari pemerintahan AS saat ini), atau apa yang diinginkan Presiden Trump, yaitu membuat Iran bertekuk lutut, sehingga dia bisa mendikte persyaratan negosiasinya,” terangnya.

“Saya tahu bahwa Wakil Presiden Biden memahami bahwa itu tidak akan terjadi (menegosiasikan ulang persyaratan kesepakatan nuklir), dan ia mungkin bertindak berbeda,” ucap Zarif, dilansir dari Tasnim.

Zarif kemudian dengan tegas membantah tuduhan yang diajukan oleh badan intelijen AS bahwa Iran memperoleh informasi pendaftaran pemilih AS, dan menggunakannya untuk mencoba mengikis kepercayaan dalam proses Pilpres AS.

Membantah soal campur tangan Iran, Zarif menyebut Trump sebagai “satu-satunya orang yang membuat penghinaan paling besar dan efektif terhadap sistem pemilu AS.”

Siapa pun yang tertarik untuk merusak demokrasi AS, “tinggal meminta Presiden Trump untuk terus berbicara soal pemalsuan dan kecurangan dalam surat suara dan segala macam hal lainnya,” tambah Zarif, dinukil dari Tasnim.

Penerjemah dan editor: Aziza Larasati

Keterangan foto utama: Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. (Foto: Reuters/Khalid Al-Mousily)

Iran Tolak Mentah-Mentah Negosiasi Ulang Kesepakatan Nuklir

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top