Berita Politik Indonesia Hari Ini

Janji Tingkatkan Tes Corona, Jokowi Soroti Stabilitas Ekonomi-Sosial

Berita Internasional > Janji Tingkatkan Tes Corona, Jokowi Soroti Stabilitas Ekonomi-Sosial

Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo telah menjanjikan peningkatan jumlah tes infeksi virus corona baru. Jokowi juga menggarisbawahi pentingnya menenangkan masyarakat di tengah pandemi COVID-19 yang berpotensi menimbulkan ketidakstabilan ekonomi dan sosial.

Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo menuturkan pada Senin (13/4), ekonomi dan stabilitas sosial adalah kunci dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Pertemuan informal dengan media asing itu terjadi di kantornya ketika Indonesia berupaya meningkatkan kapasitas uji corona setidaknya empat kali lipat, sementara jumlah infeksi terus meningkat.

Pekan ini, Indonesia akan meluncurkan program sosial utama untuk membantu mendukung jutaan warga negara yang paling terdampak oleh meningkatnya penyebaran virus corona baru.

“Program sosial ini akan membantu menenangkan masyarakat,” tegas Jokowi. Ia merujuk pada kekhawatiran di Indonesia dan luar negeri tentang krisis kesehatan masyarakat yang mengarah pada ketidakstabilan sosial.

Baca Juga: 7 Pemimpin Perempuan Dunia yang Sukses Atasi Krisis COVID-19

Polisi melaporkan pada akhir pekan lalu, lima orang ditangkap karena diduga menghasut orang lain untuk melakukan pembakaran dan penjarahan, ketika orang miskin bergulat dengan penurunan pendapatan karena pandemi. Para pelakunya, yang ditangkap pada Jumat (10/4), adalah bagian dari kelompok yang merencanakan kekacauan akhir pekan ini di beberapa kota di Pulau Jawa, tempat sekitar 80 persen kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Indonesia.

Mengabaikan kritik terhadap pemerintahannya yang dituduh telah meremehkan situasi ini, Jokowi menekankan pemerintah telah menangani krisis COVID-19 secara serius sejak awal. Ia mengaku perhatian yang sama harus diberikan untuk menangani aspek kesehatan dan sosial ekonomi dari masalah pandemi ini.

“Virus corona dan ekonomi sangat terkait. Keduanya penting. Jika orang tidak makan, ekonomi akan runtuh,” tegas Jokowi.

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah luar biasa untuk membukukan defisit anggaran sebesar 5 persen dari PDB tahun ini, lebih tinggi dari ambang normal 3 persen, ketika mencoba untuk mengurangi dampak pandemi.

Jokowi mengatakan jika krisis terus berlanjut melampaui enam bulan, pemerintah mungkin harus menderita defisit anggaran yang lebih tinggi. Jokowi juga mengaku telah mengimbau para menterinya untuk tidak memproyeksikan suasana darurat kepada publik untuk menghindari menciptakan kepanikan.

“Jika terjadi kepanikan di antara masyarakat dan semua orang bergegas ke rumah sakit, bahkan negara dengan sistem kesehatan terbaik akan menghadapi gangguan. Kami memilih untuk tetap tenang tetapi menangani krisis dengan serius,” tutur Jokowi.

Dua puluh juta orang Indonesia yang rentan secara finansial akan mendapatkan pasokan makanan secara stabil, sementara para pekerja yang terkena PHK dan penerima upah harian akan mendapatkan transfer tunai, tandas Jokowi.

Jokowi juga menunjukkan kapasitas pengujian Indonesia saat ini adalah 2.200 tes reaksi rantai polimerase (PCR) sehari dan secara bertahap dapat meningkat hingga empat kali lipat. Indonesia telah melakukan total 27.000 tes PCR.

Indonesia telah memesan dan baru-baru ini menerima 18 unit peralatan Roche untuk membaca sampel PCR. Tiga dari unit tersebut akan mulai beroperasi minggu ini, dengan masing-masing dapat menganalisis 500 tes PCR sehari.

“Kita memiliki peralatan baru yang dapat melakukan tes PCR cepat. Kita akan dapat melakukan lebih dari 9.000 tes PCR sehari, asalkan reagen tidak datang terlambat,” ucap Jokowi, menjawab pertanyaan The Straits Times selama diskusi informal pada Senin (13/4) dengan empat organisasi media asing.

Baca Juga: Harapan Palsu Obat COVID-19 dan Konsekuensinya

Indonesia, seperti banyak negara lain, bersaing untuk mendapatkan reagen, bahan kimia yang perlu dicampur dengan sampel PCR selama pengujian, yang kini telah langka di seluruh dunia.

Persaingan internasional untuk pengadaan peralatan medis dan alat pelindung diri (APD) sangat ketat. Pesanan Indonesia konon dibatalkan ketika dibajak oleh negara lain dalam beberapa kesempatan, tutur Jokowi.

Negara terpadat keempat di dunia dengan hampir 270 juta penduduk ini mendaftarkan 26 kematian lainnya dalam 24 jam terakhir hingga Senin (13/4). Jumlah total kematian akibat infeksi virus corona baru menjadi 399. Sekitar 80 persen korban jiwa adalah pasien dengan masalah kesehatan sebelumnya seperti tekanan darah tinggi. Sebanyak 4.557 orang hingga kini telah dinyatakan positif terjangkit COVID-19.

Meringkas efek global pandemi COVID-19, Presiden Jokowi menegaskan, “Produksi, penawaran, dan permintaan telah runtuh.”

 

Penerjemah: Fadhila Eka Ratnasari

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo telah berjanji untuk meningkatkan kuantitas tes corona. (Foto: Getty Images/Bloomberg/Dimas Ardian)

Janji Tingkatkan Tes Corona, Jokowi Soroti Stabilitas Ekonomi-Sosial

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top