Jet Siluman J-20 Bantu China Kalahkan AS dalam Perang, Yakin?

Sumber

Posted on November 7, 2020 at 3:16 pm

Bisakah jet tempur siluman generasi ke-5 J-20 China berhasil menghancurkan kapal tanker, pesawat pengintai, atau pos komando udara AS?

Pertanyaan menarik itu diajukan oleh seorang analis yang berbasis di London yang dikutip dalam sebuah artikel dari majalah Forbes, yang memunculkan gagasan apakah prospek seperti itu, pada kenyataannya, benar.

Artikel Forbes itu membuat poin bahwa AS dan aset udara sekutu akan sangat tergantung pada aset pengawasan yang kurang tersembunyi seperti drone maritim E-2D Hawkeye, Triton, atau KC-46 tanker.

“Di masa perang, Angkatan Udara China kemungkinan akan mengerahkan J-20 untuk terbang melalui kekacauan pertempuran udara yang mengamuk di sepanjang pantai China, dengan harapan ‘Naga Perkasa’ itu dapat menembus ke ruang udara terbuka di barat Samudra Pasifik,” tulis artikel Forbes itu.

Namun, apakah ini benar-benar mungkin?

Kenapa Jet Tempur J-20 China Kalah Saing dari F-35 atau F-22?

Jet tempur J-20 kalah saing dengan jet bikinan Amerika dan Rusia. (Foto: SouthFront)

Analis yang dikutip dalam artikel tersebut, Justin Bronk dari Royal United Service Institute yang berbasis di London, menyatakan J-20 akan kalah di udara oleh F-22 AS yang dikerahkan untuk menantang mereka.

Bronk menulis bahwa J-20 “adalah pesawat yang lebih berat, kurang gesit yang akan lebih mahal untuk dibangun dan dioperasikan. Itu juga tidak dapat bersaing dengan kinerja ekstrim atau kelincahan F-22.”

Bronk membuat apa yang tampaknya menjadi poin yang valid, karena J-20 tidak muncul dengan perkiraan apa pun untuk beroperasi dengan kemampuan untuk menyaingi F-22 AS. Namun, bagaimana jika jumlah F-22 tidak cukup banyak? Atau tidak ditempatkan di tempat yang tepat pada waktu yang tepat?

Meski Angkatan Udara AS memiliki lebih dari 180 F-22, jalur produksi F-22 terpotong sebelum waktunya dan tentu saja mereka mungkin tidak berada di tempat yang tepat dengan jumlah yang cukup jika terjadi perang dengan China.

Namun, banyak perencana perang Angkatan Laut dan Angkatan Udara sedang menjajaki gagasan untuk menggunakan F-22 untuk mempertahankan aset permukaan seperti kapal induk, dan poin Bronk diperkuat dengan adanya kapal induk MQ-25 Stingray yang diluncurkan oleh Angkatan Laut.

Hal ini tidak hanya akan mengurangi kebutuhan akan tanker KC-46 yang berpotensi rentan, tetapi mereka juga dapat secara besar-besaran memperluas jangkauan operasional, dan karena itu, waktu tunggu, dari F-22 yang ingin menutupi hamparan Pasifik yang tampaknya tak berujung.

“Tirani jarak” yang didiskusikan secara luas yang dikenal sebagai ciri Pasifik, membuatnya penting untuk mengisi bahan bakar aset seperti F-35C atau F-22 yang perlu mempertahankan operasi jauh di luar jangkauan yang dapat dicapai tanpa mengisi bahan bakar di udara.

Jika pertempuran, serangan, dan manuver defensif F-22 dan F-35 lebih baik diaktifkan oleh bahan bakar yang ramping, cepat, dan diluncurkan oleh kapal induk yang beroperasi di laut dalam jarak yang lebih dekat dengan perang udara yang sedang berlangsung, J-20 akan sangat tertantang untuk melakukan misi yang dibayangkan oleh Bronk, kata Kris Osborne di The National Interest.

Selain itu, Pentagon sudah mengoperasikan beberapa drone yang sangat tersembunyi dan tentu saja berencana untuk mengoperasikan drone yang lebih siluman di masa depan, membuat pengawasan ke depan lebih mungkin dilakukan di lingkungan yang tidak bersahabat, di mana J-20 China akan mencoba menyerang drone pengintai.

Penerjemah: Nur Hidayati

Editor: Aziza Larasati

Keterangan foto utama: Pesawat tempur siluman J-20 China yang penuh rahasia banyak dibandingkan dengan jet tempur F-35 Angkatan Udara Amerika Serikat. (Foto: Asia Times)

Jet Siluman J-20 Bantu China Kalahkan AS dalam Perang, Yakin?