Warga Papua
Berita Politik Indonesia Hari Ini

Keluarga Klaim Warga Papua yang Tewas Salah Disangka Separatis

Kekerasan baru-baru ini di Papua Barat telah membuat Jokowi memikirkan strategi untuk merespons. (Foto: Antara/Zabur Karuru/Reuters)
Berita Internasional > Keluarga Klaim Warga Papua yang Tewas Salah Disangka Separatis

Militer Indonesia akan menyelidiki sebuah insiden di wilayah paling timur Papua, di mana dua pria ditembak mati, katanya pada Rabu (15/4), setelah aktivis hak asasi manusia dan anggota keluarga mengatakan orang-orang tersebut salah diidentifikasi sebagai pemberontak separatis, Reuters melaporkan.

Konflik separatis telah mendidih di bekas jajahan Belanda itu sejak Papua Barat secara kontroversial dimasukkan ke Indonesia setelah referendum yang didukung oleh PBB pada 1969.

Baca juga: Pertanyaan Tak Terjawab Papua Barat: Siapa Bunuh Anak Kami?

Orang-orang itu terbunuh di sungai dekat tambang Grasberg, tambang tembaga terbesar kedua di dunia yang dioperasikan oleh perusahaan penambang Freeport-McMoRan Inc, setelah pasukan keamanan mengira mereka sebagai anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM), menurut aktivis hak asasi manusia Patris Wetibo, dilansir dari Reuters.

Demi Bebari, ayah dari salah satu pria yang tewas, seorang siswa berusia 19 tahun, mengatakan keduanya telah pergi menangkap ikan untuk mencari makanan, karena pasar terdekat ditutup karena pandemi virus corona.

“Anak saya berada di daerah tersebut untuk memancing, bukan untuk operasi militer,” ujarnya kepada Reuters, dan menambahkan bahwa orang-orang itu hanya membawa alat tangkap yang belum sempurna.

Tahanan Politik Papua

Human Rights Watch mengatakan telah menerima laporan pelanggaran oleh pasukan keamanan Indonesia di Papua Barat. (Foto: Antara/Sevianto Pakiding via Reuters)

Perwakilan militer Papua Dax Sianturi membenarkan ada insiden fatal pada Senin (13/4) di dekat tambang Grasberg, dan mengatakan bahwa itu sedang diselidiki.

Kapolda Papua Paulus Waterpau mengatakan, dia telah mengunjungi keluarga itu, bersama dengan komandan militer, untuk menyampaikan belasungkawa.

“Rencananya adalah, setelah pemakaman, kami akan mempertanyakan anggota gugus tugas yang langsung menghadapi dua korban,” tambah Waterpau, dikutip Reuters.

Baca juga: 3 Separatis Papua Terkait Serangan Tambang Emas Grasberg Tewas

Pengacara hak asasi manusia Veronica Koman mendesak Indonesia untuk menarik pasukan dari beberapa daerah setelah eskalasi kekerasan baru-baru ini, mengatakan separatis telah menawarkan gencatan senjata karena pandemi.

“Orang Papua Barat mengatakan, ‘Kami lebih takut pada peluru daripada virus corona’,” tuturnya kepada Reuters.

Presiden Joko Widodo telah bekerja keras untuk mendorong pembangunan dan membangun infrastruktur di Papua sejak ia terpilih pada 2014, tetapi telah menghadapi kritik karena gagal menangani tuduhan pelanggaran hak asasi manusia secara memadai.

Kekerasan meningkat di sekitar tambang Grasberg dalam beberapa bulan terakhir, dan beberapa analis mengatakan gerakan kemerdekaan telah mendapatkan momentum di bawah pemerintahan Jokowi.

Penembakan pada Senin (13/4) terjadi setelah seorang pria Selandia Baru yang bekerja di tambang Freeport ditembak mati bulan lalu dalam serangan yang diklaim oleh separatis, yang juga melukai enam orang, Reuters melaporkan.

 

Penerjemah dan editor: Aziza Larasati

Keterangan foto utama: Kekerasan baru-baru ini di Papua Barat telah membuat Jokowi memikirkan strategi untuk merespons. (Foto: Antara/Zabur Karuru/Reuters)

Keluarga Klaim Warga Papua yang Tewas Salah Disangka Separatis

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top