Kisruh Laut China Selatan, Duterte: China Takkan Pulang Hidup-hidup

Sumber

Posted on March 22, 2021 at 8:34 am

Ada apa di terumbu karang itu?

Badan pemerintah Filipina yang mengawasi daerah yang disengketakan mengatakan, kapal-kapal itu terlihat ditambatkan di Whitsun Reef, yang di Filipina disebut sebagai Julian Felipe, pada 7 Maret.

Satuan Tugas Nasional untuk Laut Filipina Barat merilis foto-foto kapal, yang diduga diawaki oleh personel militer maritim, berbaris dalam formasi.

“Meskipun cuaca cerah pada saat itu, kapal-kapal China yang berkumpul di terumbu karang tidak menunjukkan aktivitas penangkapan ikan yang sebenarnya dan lampu putih mereka menyala pada malam hari,” kata gugus tugas itu dalam pernyataan, lapor DW.

Kehadiran kapal-kapal itu “menjadi perhatian karena ada kemungkinan penangkapan ikan berlebihan dan kerusakan lingkungan laut, serta risiko keselamatan navigasi,” tambahnya.

Mengapa terjadi perselisihan tentang terumbu karang?

Whitsun Reef adalah kawasan karang dangkal berbentuk bumerang yang terletak sekitar 175 mil laut (324 kilometer) di sebelah barat provinsi Palawan di Filipina barat.

Menurut Filipina, terumbu karang itu (yang terletak di tengah kepulauan Kepulauan Spratly) terletak di dalam zona ekonomi eksklusif negaranya.

China tidak mengakui keputusan internasional 2016 yang membatalkan klaim historisnya terhadap hampir seluruh Laut China Selatan. Selain itu, keputusan tersebut tidak menentukan wilayah mana saja yang diizinkan untuk menjadi wilayah penangkapan ikan oleh China dan negara lain.

Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei semuanya mengklaim sebagian dari laut itu. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah membangun pulau-pulau di perairan yang disengketakan tersebut, bahkan membangun landasan udara di beberapa pulau tersebut.

AS telah berulang kali mengutuk apa yang disebutnya sebagai upaya China untuk menindas negara-negara tetangga yang memiliki klaim yang bersaing. Beijing, di sisi lain, telah mengkritik Washington atas apa yang dituduhnya sebagai campur tangan dalam urusan internalnya.

Bagaimana Duterte menangani klaim China?

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah membina hubungan persahabatan dengan Beijing sejak menjabat pada 2016.

Dia telah dikritik karena tidak membela perilaku agresif China dan tidak menuntut kepatuhan China dengan putusan arbitrase internasional.

“Jika saya mengirim marinir saya untuk mengusir para nelayan China, saya jamin tidak ada satu pun dari mereka yang akan pulang hidup-hidup,” Duterte memperingatkan.

Sementara itu, Duterte mengincar dana infrastruktur, perdagangan, dan investasi dari China, yang juga telah menyumbangkan dan menjanjikan lebih banyak vaksin COVID-19 ke Filipina seiring negara itu menghadapi peningkatan infeksi virus corona yang mengkhawatirkan.

Penerjemah: Nur Hidayati

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Para demonstran Filipina memprotes keberadaan kapal-kapal China di Laut China Selatan, di Kedutaan Besar China di Kota Makati, Filipina, pada 9 April 2019. (Foto: Reuters)

Kisruh Laut China Selatan, Duterte: China Takkan Pulang Hidup-hidup