Komnas HAM: 10 Orang Tewas dalam Kerusuhan 22 Mei
Berita Politik Indonesia Hari Ini

Komnas HAM: 10 Orang Tewas dalam Kerusuhan 22 Mei

Komnas HAM menyerukan polisi untuk menemukan pelaku. (Foto: Antara Foto/Aditya Pradana Putra/Reuters)
Berita Internasional > Komnas HAM: 10 Orang Tewas dalam Kerusuhan 22 Mei

Laporan Komnas HAM pada Selasa (29/10) menyatakan bahwa 10 orang tewas dalam protes pemilu pada kerusuhan 21-22 Mei lalu. Polisi menahan sekitar 465 orang selama dua malam pertempuran jalanan yang melumpuhkan Jakarta Pusat itu. Komnas HAM mengatakan bahwa mereka tidak mencurigai pihak berwenang berada di balik penembakan. Tapi mereka menuduh polisi menggunakan kekuatan yang tidak perlu terhadap para pengunjuk rasa, termasuk anak di bawah umur.

Oleh: AFP/Al Jazeera

Sepuluh orang—termasuk remaja—tewas dalam kerusuhan pasca-pemilu di Indonesia pada bulan Mei tahun ini, kata komisi hak asasi manusia (Komnas HAM), dan menduga polisi memukuli para pengunjuk rasa.

Dalam laporan terakhirnya tentang protes pemilu pada kerusuhan 21-22 Mei tersebut, badan Komnas HAM mengatakan pada Selasa (29/10) bahwa empat korban adalah anak di bawah umur dan sebagian besar ditembak di ibu kota Jakarta dan demonstrasi di Kalimantan.

Baca Juga: Monarki Terakhir Indonesia: Kontroversi Sultan Perempuan Yogyakarta

Komnas HAM menyerukan polisi untuk menemukan para pelaku, yang diduga adalah “aktor yang terlatih, terorganisir, dan profesional dalam menggunakan senjata”. Mereka tidak menguraikan lebih lanjut.

“Ini adalah tragedi,” kata komisioner Beka Ulung Hapsara kepada kantor berita AFP.

“Ini adalah pembunuhan di luar hukum dan itu melanggar hukum pidana,” tambahnya.

Aksi 22 Mei

Demonstran melakukan unjuk rasa di jalanan kawasan Tanah Abang di Jakarta tanggal 22 Mei 2019. (Foto: Reuters)

Baca Juga: Prabowo Jadi Menteri Pertahanan Indonesia, Haruskah China Khawatir?

Komnas HAM mengatakan bahwa mereka tidak mencurigai pihak berwenang berada di balik penembakan itu. Tapi mereka menuduh polisi menggunakan kekuatan yang tidak perlu terhadap para pengunjuk rasa, termasuk anak di bawah umur.

Polisi menggunakan kekerasan terhadap anak-anak yang bergabung dengan demonstrasi (di Jakarta) di mana mereka mengatakan bahwa mereka dipukuli dan ditendang ketika ditangkap, menurut laporan itu.

Seorang juru bicara kepolisian Jakarta menolak berkomentar, mengatakan bahwa pihak berwenang belum melihat laporan Komnas HAM.

Para pendukung calon presiden yang kalah, Prabowo Subianto, turun ke jalan setelah Joko Widodo memenangkan pemilu ulang di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini.

Polisi menahan sekitar 465 orang selama dua malam pertempuran di jalan yang melumpuhkan Jakarta Pusat, yang menyebabkan ratusan orang terluka, kata Komnas HAM.

Juga pada Selasa (29/10), polisi di pulau Sulawesi mengatakan bahwa enam petugas telah dibebastugaskan selama tiga minggu karena membawa senjata pada protes bulan lalu di kota Kendari, di mana dua siswa tewas.

“Mereka (petugas) dinyatakan bersalah karena tidak mengikuti perintah dengan membawa senjata api saat protes,” kata juru bicara Polda Sulawesi Tenggara AKBP Harry Goldenhardt.

Kedua orang ini meninggal di tengah protes nasional terhadap sejumlah reformasi hukum yang memecah belah, termasuk RKUHP dan revisi UU KPK.

Ratusan orang terluka dalam demonstrasi dengan polisi yang juga dituduh melakukan kebrutalan terhadap para pengunjuk rasa.

Keterangan foto utama: Komnas HAM menyerukan polisi untuk menemukan pelaku. (Foto: Antara Foto/Aditya Pradana Putra/Reuters)

Komnas HAM: 10 Orang Tewas dalam Kerusuhan 22 Mei

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top