KTT ASEAN-AS Tertunda, Bagaimana Respons Media?

Sumber

Posted on March 21, 2020 at 10:40 am

KTT ASEAN-AS terpaksa ditunda akibat merebaknya wabah virus corona. Lalu bagaimana media merespons kesempatan yang seharusnya menjadi acara terbesar minggu ini itu?

Wabah virus corona COVID-19 terus mendominasi berita utama global dan regional. Ketika Presiden China Xi Jinping menunda rencana kunjungannya ke Jepang, muncul pertanyaan apakah KTT ASEAN-AS di Las Vegas juga akan ditunda.

Berikut ini adalah ringkasan bagaimana media meliput berita tentang kemungkinan-kemungkinannya.

KTT jadi peluang Trump perkuat hubungan AS-ASEAN

Hubungan antara AS dan Asia Tenggara telah mengalami kemunduran. Presiden AS Donald Trump tidak hadir pada dua KTT ASEAN terakhir, dan hanya mengirim penasihat keamanannya, Robert O’Brien, ke KTT tahun lalu di Bangkok.

KTT ASEAN-AS tahun ini sebelumnya dijadwalkan akan diadakan pada pertengahan Maret, dan semua 10 kepala negara ASEAN telah diundang, seperti yang dilaporkan The Bangkok Post. Laporan mereka mengklaim lima kepala negara (Kamboja, Laos, Singapura, Thailand dan Vietnam) dipastikan akan hadir.

The Jakarta Post mengkonfirmasi Presiden Joko Widodo siap untuk menuju ke Las Vegas, di mana ia juga akan mengadakan pembicaraan empat mata dengan Trump.

Sementara itu, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen (meskipun negaranya semakin dekat dengan China) tampak optimis tentang KTT itu.

“Saya ingin memberi tahu para analis untuk memahami mengapa AS memperkuat hubungannya dengan ASEAN, yang merupakan tujuan nyata mereka,” katanya.

Para pemimpin ASEAN berjabat tangan saat upacara pembukaan KTT ASEAN ke-34 di Athenee Hotel di Bangkok, Thailand, 23 Juni 2019. Terlihat di sini Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Presiden Indonesia Joko Widodo, Perdana Menteri Laos Thongloun Sisoulith, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Kanselir Myanmar Aung San Suu Kyi, dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc. (Foto: Reuters/Athit Perawongmetha)

Apa yang ingin dicapai Trump?

Masih tidak diketahui apa yang ingin dicapai Trump di KTT ASEAN-AS ini. Meskipun ada spekulasi bahwa masalah Laut China Selatan akan dibahas, Kavi Chongkittavorn memberikan analisis rinci tentang bagaimana kemungkinan berjalannya KTT ASEAN di The Bangkok Post.

Chongkittavorn menulis, Trump mungkin hanya akan menghabiskan beberapa jam dengan para pemimpin ASEAN. Mengingat fokus Trump pada Pilpres akhir tahun ini, Chongkittavorn menilai, Trump mungkin berencana memainkan permainan ‘memecah belah dan memberi hadiah’ dengan anggota ASEAN, dan lebih fokus pada pertemuan bilateral.

Meskipun Trump tampaknya enggan memperlakukan ASEAN sebagai suatu kelompok, ada rencana untuk mengadakan KTT Lower Mekong Initiative (LMI), tulis Chongkittavorn. KTT itu secara simultan bermaksud untuk meningkatkan bantuan AS terhadap proyek-proyek pembangunan. Itu bisa (dan mungkin) menjadi langkah ke arah positif untuk kedua belah pihak.

Namun, tidakkah itu terlalu terlambat?

“Sekarang, 236 hari sebelum masa kepresidenannya berakhir, dia masih belum mengadakan pertemuan yang berarti dengan ASEAN. Padahal, dia ingin membuat perubahan di ASEAN di bawah pemerintahannya,” tulisnya.

Dia mengklaim, para pejabat AS “merasa lega” KTT itu ditunda karena ada kemungkinan pertemuan itu tidak akan menghasilkan banyak kemajuan.

Apa yang harus dilakukan AS selanjutnya?

Menulis di The Diplomat, Charles Dunst dan Hunter Marston mengklaim, meskipun KTT ASEAN-AS tidak akan berlangsung pada Maret, dan mungkin akan batal diadakan, AS masih memiliki peran penting untuk dimainkan di Asia Tenggara pada 2020, seiring hegemoni China meningkat di wilayah tersebut.

“Pemerintahan Trump harus mengadopsi strategi yang menarik bagi mitra Asia Tenggara yang enggan mengasingkan Beijing,” saran mereka.

“Pertama, Washington harus menghindari membuat blok saingan di Asia Tenggara dengan memaksa mitra regional untuk mendukung upaya pemerintahan Trump dalam menahan kebangkitan China.

“Jika pemerintah menginginkan mitra regional untuk condong ke Washington dan mendukung visi FOIP (Free and Open Indo-Pacific), ia harus naik banding kepada mereka dengan persyaratan mereka sendiri, daripada mendorong mereka untuk berbaris dalam koalisi anti-China.”

Mereka juga mendesak AS untuk meningkatkan diplomasi mereka dan untuk menghindari mencoba mengalahkan Inisiatif Sabuk dan Jalan China (BRI) dengan proyek-proyeknya sendiri di wilayah tersebut.

Hanya dengan mengundang para pemimpin ASEAN dan berencana menghadiri, Trump telah menunjukkan lebih banyak kemauan untuk terlibat dengan ASEAN. Akan ada lebih banyak waktu untuk membatalkan beberapa kerusakan yang telah dia lakukan, tetapi adalah kepentingan kedua belah pihak untuk membangun kembali jembatan.

Setelah ancaman virus corona hilang, kecepatan KTT dijadwal ulang mungkin menawarkan petunjuk betapa seriusnya pemerintahan Trump untuk meningkatkan hubungannya dengan Asia Tenggara.

Penerjemah: Nur Hidayati

Editor: Aziza Fanny Larasati

Keterangan foto utama: Wakil Presiden AS Mike Pence (kanan) dan Perdana Menteri China Li Keqiang sebelum sesi pertemuan puncak Asia Timur ke-13 di KTT ASEAN di Singapura, 15 November 2018. (Foto: AFP/Roslan Rahman)

KTT ASEAN-AS Tertunda, Bagaimana Respons Media?