Berita Politik Indonesia Hari Ini

Kunjungi Indonesia Jelang Pilpres, Menlu AS Pompeo Galang Dukungan Lawan China

Menlu AS Mike Pompeo dan Menlu RI Retno Marsudi. (Foto: Kementerian Luar Negeri RI/BBC)
Berita Internasional > Kunjungi Indonesia Jelang Pilpres, Menlu AS Pompeo Galang Dukungan Lawan China

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyerang klaim maritim China yang “melanggar hukum”, dan menjanjikan hubungan yang lebih dalam dengan Indonesia, negara terpadat di Asia Tenggara.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memperbarui retorika pemerintahan Trump terhadap China di Indonesia pada Kamis (29/10), seiring pemilihan presiden Amerika Serikat semakin dekat.

Baca juga: Menlu AS Pompeo ke Indonesia, Bahas Islam untuk Kemanusiaan dengan NU

Dengan China sebagai tema sentral dalam kampanye Presiden AS Donald Trump untuk memenangkan masa jabatan kedua hanya dalam waktu lima hari, Pompeo menargetkan agresivitas China di Laut China Selatan, di mana China telah memajukan klaim maritim dan teritorial atas keberatan dari negara-negara tetangganya yang lebih kecil, dan atas penanganannya terhadap pandemi virus corona.

Berbicara di Jakarta, markas besar Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Pompeo memuji kepemimpinan Indonesia di ASEAN karena menolak apa yang disebutnya klaim “melanggar hukum” China, dan memuji perlindungan Jakarta atas wilayahnya sendiri.

“Kami menghormati kebebasan laut, kedaulatan, dan supremasi hukum,” ucapnya dikutip The Diplomat, berdiri di samping Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.

Palestina

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi selama pertemuan mereka di Jakarta, Indonesia, 4 Agustus 2018. (Foto: Reuters)

Retno Marsudi setuju, mengatakan “hukum internasional harus dihormati”, meskipun dia tidak secara spesifik menyebut China.

“Negara-negara kami yang taat hukum menolak klaim yang melanggar hukum oleh Partai Komunis China di Laut China Selatan, seperti yang jelas dari kepemimpinan berani Indonesia tentang masalah ini di dalam ASEAN dan di PBB,” ungkap Pompeo. “Ini adalah tujuan yang patut dikejar dalam pengaturan multilateral, dan pemerintahan Trump sangat mendukung ini.”

Awal tahun ini, pemerintahan Trump mengklarifikasi kebijakan jangka panjangnya tentang sengketa tersebut, dengan menolak langsung hampir semua klaim maritim Beijing di Laut China Selatan. Keputusan itu pada Juli datang seiring Trump memulai upaya bersama untuk menggunakan China sebagai alat kampanye melawan penantang Demokratnya, mantan Wakil Presiden Joe Biden, yang dia gambarkan sebagai lemah terhidap China dan terikat padanya.

Sebelumnya, kebijakan AS adalah bersikeras bahwa sengketa maritim antara China dan tetangganya yang lebih kecil diselesaikan secara damai melalui arbitrase yang didukung PBB. Tetapi dalam pernyataan 13 Juli, Pompeo mengatakan AS sekarang menganggap hampir semua klaim maritim China di luar perairan yang diakui secara internasional tidak sah, The Diplomat mencatat.

China terus maju dengan upaya untuk menegakkan klaim yang disengketakan di Laut China Selatan, yang menyebabkan pertengkaran serius dengan Vietnam, Filipina, dan Malaysia dalam beberapa tahun terakhir. Ia telah mengabaikan putusan arbitrase bahwa perselisihan harus dinegosiasikan.

Dalam membuat pengumuman AS, Pompeo mengatakan China tidak dapat secara legal mengklaim Beting James di dekat Malaysia, perairan di sekitar Vanguard Bank di lepas Vietnam, Luconia Shoals dekat Brunei, atau Natuna Besar di lepas Indonesia. Pada Kamis (29/10), Pompeo mengatakan perlindungan Indonesia atas Natuna Besar patut dipuji.

Baca juga: AS Gali Cara Baru Kerja Sama dengan Indonesia di Laut China Selatan

Pompeo tiba di Indonesia dari Maladewa, di mana ia mengumumkan untuk pertama kalinya AS akan membuka kedutaan besar di kepulauan Samudra Hindia itu, sebuah langkah yang mencerminkan kekhawatiran Amerika yang meningkat tentang peningkatan pengaruh China di wilayah tersebut.

“Partai Komunis China melanjutkan perilakunya yang melanggar hukum dan mengancam,” tutur Pompeo di ibu kota Male, hanya beberapa jam setelah menuduh China sebagai “pemangsa” selama kunjungan sebelumnya di ibu kota Sri Lanka, Kolombo.

“Partai Komunis China adalah predator,” tegasnya.

Menanggapi pernyataan Pompeo, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan, niat sebenarnya menteri luar negeri Pompeo adalah untuk “membiarkan China jatuh kembali ke era kemiskinan dan keterbelakangan, dan membiarkan dunia jatuh ke jurang konfrontasi dan perpecahan.”

“Ini hanyalah ancaman terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Namun sayangnya, Pompeo lahir di waktu yang salah. Tren perdamaian, pembangunan, kerja sama, dan win-win di era ini sangat menarik,” sergah Wang kepada wartawan, dinukil dari The Diplomat.

Penerjemah dan editor: Aziza Larasati

Keterangan foto utama: Menlu AS Mike Pompeo dan Menlu RI Retno Marsudi. (Foto: Kementerian Luar Negeri RI/BBC)

Kunjungi Indonesia Jelang Pilpres, Menlu AS Pompeo Galang Dukungan Lawan China

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top