Bagaimana kedua belah pihak dapat memajukan kerja sama ASEAN & Amerika di tengah pandemi global?
Pekan lalu, Amerika Serikat dan negara-negara anggota ASEAN mengadakan KTT tentang pandemi global virus corona. Meskipun itu hanya salah satu dari sedikit interaksi antara kedua belah pihak dalam hal ini, KTT itu tetap menyoroti satu bidang di mana AS dan negara-negara Asia Tenggara telah berusaha untuk memajukan kerja sama (kerja sama ASEAN & Amerika), serta peluang dan tantangan di tengah krisis ini.
Hubungan AS-ASEAN terus maju secara fungsional selama beberapa tahun terakhir di bawah mekanisme kemitraan strategis yang dilembagakan kepresidenan Barack Obama. Namun, keterlibatan multilateral telah menghadapi beberapa tantangan di bawah Presiden AS Donald Trump, meskipun sesekali terjadi kemajuan secara bilateral. Pandemi virus corona telah menguji kerja sama AS dan negara-negara Asia Tenggara (kerja sama ASEAN & Amerika) di tengah krisis.
Konsekuensi dari COVID-19 untuk hubungan AS-ASEAN sudah jelas sejak awal, menurut Prashanth Parameswaran dalam tulisannya di The Diplomat, dengan virus yang menjadi alasan pembatalan KTT Khusus AS-ASEAN di Las Vegas pada Februari lalu. Sejak itu, Amerika Serikat telah menjadi episentrum dalam pandemi ini. Virus juga telah menyebar di Asia Tenggara setelah negara-negara di kawasan ini meremehkan tantangan COVID-19 berminggu-minggu.
Namun di tengah evolusi ini, ada fokus yang lebih besar pada hubungan ASEAN dengan negara-negara besar, baik itu ASEAN+3 (ASEAN dan China, Jepang, Korea Selatan) atau ASEAN dan Amerika Serikat. Sementara fokus itu biasanya berpusat pada bantuan dana, bantuan AS di tengah virus corona telah berfokus pada bidang-bidang jangka panjang.
Bantuan itu termasuk pencanangan program kesiapsiagaan, kemampuan diagnostik, dan pertukaran; penyediaan keahlian, pelatihan, dan sumber daya manusia melalui berbagai lembaga seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan Badan Pengembangan Internasional AS (USAID); dan dukungan lebih lanjut untuk organisasi regional seperti Badan Pengungsi PBB (UNHCR) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang juga telah terlibat dalam mengelola pandemi.
Pekan lalu, kita melihat fokus pada aspek hubungan AS-ASEAN ini dengan diadakannya konferensi video tingkat tinggi. Konferensi video itu diadakan pada tanggal 1 April antara pejabat AS dari beberapa lembaga dan pejabat ASEAN dari Kelompok Kerja Dewan Koordinasi ASEAN tentang Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat. Bahasan dalam konferensi berfokus pada kerja sama ASEAN & Amerika dalam menghadapi pandemi COVID-19, serta kolaborasi dalam keadaan darurat kesehatan masyarakat secara lebih umum.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas berbagai masalah mengenai COVID-19 yang telah mereka hadapi, termasuk tindakan darurat dan pemulangan warga.
Mereka juga membahas: potensi keterlibatan di masa depan terkait COVID-19, baik itu di bidang fungsional termasuk pengendalian infeksi, pelatihan untuk tenaga kesehatan, produksi pasokan medis dan vaksin, dan pengelolaan dampak ekonomi pada perdagangan; mekanisme baru, termasuk dana khusus baru untuk keadaan darurat kesehatan masyarakat dalam mengatasi wabah termasuk COVID-19 atau forum KTT Asia Timur tentang penguatan kesiapsiagaan menghadapi pandemi; dan keterlibatan di masa depan seperti konferensi video antara pejabat luar negeri, pejabat kesehatan, serta para ahli.
Proposal untuk keterlibatan di masa depan tersebut signifikan untuk hubungan Amerika Serikat dan ASEAN. Proposal itu akan membantu membuka lebih banyak saluran untuk kerja sama ASEAN & Amerika jika ditindaklanjuti.
Satu hal yang pasti, memajukan kerja sama ASEAN & Amerika ini bukan tanpa tantangan. Di pihak AS, terlepas dari luasnya potensi keterlibatan antar agensi AS pada COVID-19 dan kemauan yang jelas untuk memajukan aspek kolaborasi di tingkat birokrasi, perlu waktu untuk berkoordinasi dan mengucurkan bantuan kepada ASEAN karena AS sendiri juga kesulitan menghadapi tantangan virus corona di dalam negeri.
Di pihak ASEAN, organisasi tersebut harus mengimbangi kerja sama ASEAN & Amerika dengan sejumlah prioritas lainnya, termasuk membangun mekanisme baru dan mempromosikan hubungan dengan mitra eksternal lainnya.
Ada juga kekhawatiran dan ketidakpastian di kedua sisi. Ini termasuk kecemasan AS tentang aspek-aspek demokrasi dan hak-hak di beberapa negara Asia Tenggara. Ada pun keraguan Asia Tenggara tentang aspek-aspek tanggapan pemerintahan Trump, serta dampaknya terhadap bagaimana dunia menghadapi pandemi global di tengah berlanjutnya ketegangan AS-China.
Laporan resmi KTT AS-ASEAN tentang COVID-19 menempatkan penekanan yang lebih besar dan lebih langsung pada peluang yang disebutkan di atas.
Namun, seperti yang ditekankan Parameswaran, kemampuan kedua belah pihak untuk benar-benar memantapkan kerja sama ASEAN & Amerika akan tergantung pada kemampuan mereka untuk mengelola peluang dan tantangan sehubungan dengan COVID-19 dan dampaknya yang lebih luas.
Penerjemah: Nur Hidayati
Editor: Purnama Ayu Rizky
Keterangan foto utama: Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Presiden Vietnam Tran Dai Quang, Presiden AS Donald Trump, dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, melakukan salaman “ala Asean”. (Foto: AP)
Masa Depan Kerja Sama ASEAN-Amerika di Tengah Pandemi