Media Sosial Vanuatu Diamuk Massa
Asia

Media Sosial Vanuatu Diamuk Massa Pasca-Pidato Papua

Berita Internasional > Media Sosial Vanuatu Diamuk Massa Pasca-Pidato Papua

Akun media sosial Vanuatu menjadi target bulan-bulan warganet setelah pidato PM Vanuatu di PBB tentang kritik Papua Barat.

Dalam 24 jam terakhir, ratusan komentar, banyak di antaranya rasis atau politis, telah ditulis di berbagai akun media sosial Vanuatu yang tidak terkait oleh pengguna Indonesia.

Mengingat waktu dan sifat serangan, tampaknya itu dipicu oleh pidato Perdana Menteri Vanuatu Bob Loughman di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ketika ia mengemukakan masalah Papua Barat.

Dia berbicara tentang berbagai masalah, termasuk seruan untuk pengampunan utang sehubungan dengan COVID-19 tetapi di akhir pidatonya dia mengangkat masalah Papua Barat, lapor ABC.

Baca Juga: Yang Terjadi di Papua adalah Genosida Indonesia

“Penduduk asli Papua Barat terus menderita pelanggaran hak asasi manusia … tahun lalu para pemimpin dari Forum Kepulauan Pasifik dengan hormat meminta pemerintah Indonesia untuk mengizinkan Kantor Komisioner Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengunjungi provinsi Papua Barat,” katanya, dalam video yang direkam sebelumnya.

Pidato tersebut mendapat hak jawab yang keras dari perwakilan Indonesia di PBB, Silvany Austin Pasaribu.

“Sangat memalukan negara tunggal ini terus memiliki obsesi yang berlebihan dan tidak sehat tentang bagaimana seharusnya pemerintah Indonesia mengatur dirinya sendiri,” ujarnya.

“Anda bukanlah representasi dari orang Papua, dan berhentilah berfantasi untuk menjadi salah satunya,” ungkap Silvany lagi.

Ini agak ironis, sambungnya, mengingat Vanuatu bahkan belum meratifikasi konvensi internasional tentang penghapusan diskriminasi rasial dan meneken perjanjian internasional tentang hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya (EKOSOB). Namun, ia sudah berani-berani “menceramahi” Indonesia soal isu HAM di Papua.

“Kami menyerukan kepada pemerintah Vanuatu untuk memenuhi tanggung jawab hak asasi manusia Anda kepada rakyat Anda dan dunia. Jadi sebelum Anda melakukannya, tolong simpan khotbah Anda untuk diri Anda sendiri,” tutur diplomat yang sekarang bertugas sebagai Sekretaris Kedua Fungsi Ekonomi pada PTRI New York itu.

Sejak seteru tersebut, ratusan komentar dalam bahasa Inggris dan Indonesia, telah ditinggalkan di berbagai akun dan unggahan media sosial Vanuatu.

Salah satu akun tersebut adalah akun Facebook dan Instagram milik Kantor Pariwisata Vanuatu, di mana Nick Howett menjabat sebagai manajer komunikasi.

Dia mengatakan, sama sekali tidak terkejut dengan komentar yang mereka terima. Bahkan, menurutnya, itu pernah terjadi sebelumnya setelah seorang pemimpin atau politisi Vanuatu berbicara tentang masalah kemerdekaan Papua Barat beberapa kali.

“Setiap kali seorang pemimpin Vanuatu berpidato di PBB, itu terjadi,” katanya kepada Pacific Beat.

Beberapa akun itu nyata, dengan pengguna asli di belakangnya, tetapi Howlett mengatakan beberapa aktivitas berasal dari akun palsu.

“Maksud saya, itulah yang dikenal dalam bisnis sebagai perilaku tidak autentik yang terkoordinasi, karena tidak otentik bagi akun kami. Ini adalah sesuatu yang dihasilkan dari luar,” kata Nick Howlett.

Ini bukan pertama kalinya ‘bot’ atau bot farm Indonesia dituduh mengomentari dan melakukan spamming pada unggahan media sosial Vanuatu.

Pada Oktober tahun lalu, Facebook mengumumkan telah menghapus lebih dari 100 akun Facebook dan Instagram di Indonesia, yang disebut sebagai “perilaku tidak autentik terkoordinasi”.

Baca Juga: Agama di Indonesia, Kenapa Begitu Penting?

Perusahaan tersebut mengatakan pada saat halaman dan akun tersebut diunggah, mengutip konten yang “berfokus pada masalah domestik” tentang wilayah Papua Barat yang bergolak selama beberapa dekade.

Unggahan dalam bahasa Inggris dan Indonesia, berbagi konten untuk mendukung dan mengkritik gerakan kemerdekaan Papua Barat. Dalam hal ini, Pacific Beat telah menghubungi Facebook, tetapi belum menerima tanggapan.

 

Penerjemah: Anastacia Patricia

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Utusan Khusus Vanuatu untuk Papua Barat, Lora Lini, menyerahkan pendaftaran ULMWP untuk keanggotaan penuh dalam Melanesian Spearhead Group MSG kepada Wakil Direktur Jenderal MSG Peter Eafeare. Anggota eksekutif ULMWP Paula Makabory (tengah) menjadi saksi. (Foto: Supplied)

Media Sosial Vanuatu Diamuk Massa Pasca-Pidato Papua

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top