COVID-19
Global

Negara Mana Saja yang Tak Miliki Kasus COVID-19?

Berita Internasional > Negara Mana Saja yang Tak Miliki Kasus COVID-19?

Apa yang harus kita lakukan terhadap negara-negara yang belum melaporkan kasus? Apakah mereka tidak dapat melakukan tes? Apakah mereka berbohong? Apakah mereka terisolasi?

Dari sekitar 200 negara dan wilayah di dunia, 181 telah melaporkan setidaknya satu kasus penyakit virus corona, COVID-19, menurut data dari Universitas Johns Hopkins University. Pandemi itu, yang muncul pada akhir Desember di Wuhan, China, telah menyebar ke seluruh dunia dan telah melampaui 1 juta kasus pada 2 April. Virus ini hampir ada di mana-mana.

Apa yang harus kita lakukan terhadap negara-negara yang belum melaporkan kasus? Apakah mereka tidak dapat melakukan tes? Apakah mereka berbohong? Apakah mereka terisolasi?

Sebagian besar negara yang belum melaporkan kasus adalah negara-negara Kepulauan Pasifik kecil, dan segelintir negara di Asia.

Kepulauan Pasifik

Negara-negara Kepulauan Pasifik tampaknya telah terhindar sejauh ini. Namun, pada akhir Januari, Negara Federasi Mikronesia mendeklarasikan keadaan darurat kesehatan masyarakat. Pada 14 Maret, mereka juga melarang pelancong dari negara-negara yang memiliki kasus COVID-19 dan melarang warga negara untuk bepergian ke luar negeri.

Pada 31 Maret, Presiden David W. Panuelo mengeluarkan siaran pers, mengumumkan keadaan darurat selama dua bulan. Di dalam siaran pers itu, Panuelo mendesak warganya untuk “Cuci tangan; menghindari pertemuan besar; dan, pertahankan rasa empati dan belas kasihan pada orang-orang di sekitar.”

Baca juga: 4 Dokter Muslim Pertama yang Mati karena Pandemi Inggris

Negara terluas di Pasifik yang tidak belum melaporkan kasus COVID-19 adalah Kepulauan Solomon. Dengan populasi lebih dari 600 ribu, pemerintah negara itu tidak duduk diam. Pada 25 Maret, keadaan darurat diumumkan dan pemerintahnya telah mengirimkan sampel ke Australia untuk diuji. Sejauh ini, 10 hasil tes negatif, dengan tiga tes lain masih menunggu konfirmasi).

Saat ini, hanya Papua Nugini dan Fiji yang memiliki kemampuan untuk melakukan tes dalam negeri. Tidak mengherankan jika kedua negara itu telah mengidentifikasi kasus: satu di Papua Nugini dan tujuh di Fiji. Guam juga telah mencatat ada 82 kasus per 2 April.

Sementara itu, Vanuatu, Samoa, Kiribati, Mikronesia, Tonga, Kepulauan Marshall Palau, Tuvalu, dan Nauru belum melaporkan adanya kasus COVID-19. Sebagian besar negara-negara ini telah membatasi perjalanan dan mengambil langkah-langkah pencegahan kedatangan atau penyebaran virus.

Asia

Korea Utara belum melaporkan adanya kasus. Negara yang sudah terisolasi itu telah mengambil langkah-langkah pencegahan sejak dini menyegel perbatasannya dengan China pada Januari dan menolak semua pelancong asing masuk

Namun, pengamat Korea Utara skeptis terhadap klaim jumlah kasus negara itu. Kurangnya kapasitas untuk melakukan tes, sistem pelayanan kesehatan yang lemah, dan tingkat kerahasiaan negara yang tinggi merupakan alasan untuk skeptis pada data dari pemerintah Korea Utara.

Di negara lain di Asia, ada alasan serupa untuk skeptis. Turkmenistan dan Tajikistan sama-sama belum melaporkan satu pun kasus.

Turkmenistan setara dengan Korea Utara dalam hal kerahasiaan dan isolasi negara. Namun, berbeda dengan Korea Utara, negara ini lebih jauh dari sumber virus, China. Dengan sedikit pelancong yang bepergian melalui negara ini, virus mungkin belum datang.

Virus Corona

Ilustrasi tabligh akbar yang diikuti Muslim se-Asia di tengah corona. (Foto: Antara)

Dengan sistem layanan kesehatan yang buruk, pemerintahannya mungkin tidak memiliki kapasitas untuk melakukan tes. Menurut laporan The Diplomat, pemerintah Turkmenistan telah melarang masuknya non-warga negara, dan menghentikan penerbangan internasional.

Sedangkan Tajikistan telah memberlakukan berbagai pembatasan perjalanan yang berorientasi eksternal. Namun, Presiden Rahmon masih terus menghadiri pertemuan umum besar, di mana ia dikelilingi oleh kerumunan wanita yang mengenakan pakaian tradisional atau dipeluk oleh kerumunan anak-anak.

Tajikistan sebelumnya mengumumkan akan memblokir masuknya warga dari 35 negara yang terkena virus corona pada awal Maret, tetapi menarik kembali pengumuman itu tak lama kemudian. Pemerintah AS telah memberikan bantuan kepada Tajikistan untuk menangani virus corona. Bantuan itu dilaporkan dikirim atas permintaan Kementerian Kesehatan Tajikistan.

Jadi, apa yang harus kita lakukan terhadap negara-negara yang belum melaporkan kasus? Apakah mereka tidak dapat melakukan tes? Apakah mereka berbohong? Apakah mereka terisolasi? Kenyataannya lebih rumit dari kelihatannya.

Baca juga: Dilanda COVID-19, Pemimpin Asia Tenggara Hadapi Krisis Legitimasi

Pasifik, menurut pendapat Catherince Putz di The Diplomat, telah mendapat manfaat dari semacam isolasi dan upaya awal untuk mencegah bencana COVID-19. Pemerintah setempat sangat menyadari betapa besarnya dampak jika virus itu menular di pulau mereka, mengingat dampak wabah campak yang berasal dari Samoa tahun lalu.

Korea Utara dan Turkmenistan mungkin juga mendapat manfaat dari isolasi mereka juga. Dengan sedikit pelancong yang keluar masuk, virus ini memiliki lebih sedikit peluang untuk memasuki negara-negara ini.

Namun, ini hanya masuk akal sampai titik tertentu: Analis yakin para penyelundup masih melanjutkan bisnis dengan Korea Utara, dan Turkmenistan tidak memiliki kontrol perbatasan yang kuat.

Selain itu, kedua negara sangat otoriter, tidak transparan, dan tidak memiliki mekanisme akuntabilitas. Singkatnya: mereka bisa saja berbohong, menurut Putz.

Sedangkan pemerintah Tajikistan, meski jauh lebih terisolasi dari Turkmenistan, seharusnya khawatir karena kasus-kasus pertama di negara tetangga Kyrgyzstan muncul dari orang-orang yang baru-baru ini mengunjungi Mekah, Arab Saudi. Orang-orang Tajikistan juga melakukan ziarah yang sama, sehingga memiliki risiko yang sama. Sejauh ini, pemerintah Tajikistan telah memberlakukan lockdown, mendesak physical distancing (penjarakan fisik), dan menetapkan jam malam.

Pada akhirnya, waktu yang akan mengungkap semuanya, tetapi, seperti yang ditekankan Putz, tidak ada sudut dunia yang akan terhindar dari virus ini.

 

Penerjemah: Nur Hidayati

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Para pembeli mengantre untuk membeli bahan makanan di Makro Store menjelang lockdown selama 21 hari secara nasional, dalam upaya untuk menahan wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Durban, Afrika Selatan, 24 Maret 2020. (Foto: Reuters/Rogan Ward)

Negara Mana Saja yang Tak Miliki Kasus COVID-19?

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top