Global

Perang Amerika Lawan Teror Tewaskan 500 Ribu Orang di Afghanistan, Irak, Pakistan

Jenazah warga sipil dan pasukan keamanan ditempatkan di sebuah rumah sakit di Provinsi Ghazni, Afghanistan, pada 12 Agustus 2018. (Foto: AP)
Berita Internasional > Perang Amerika Lawan Teror Tewaskan 500 Ribu Orang di Afghanistan, Irak, Pakistan

Menurut laporan, perang Amerika Serikat melawan terorisme telah menewaskan sekitar 500 ribu orang di Afghanistan, Irak, dan Pakistan, sejak konflik tersebut dimulai 17 tahun lalu. Jumlah korban tersebut termasuk pasukan AS dan sekutu, warga sipil di zona perang, militer lokal dan pasukan polisi, serta militan. Selain itu, jutaan orang Afghanistan, Irak, dan Pakistan juga terlantar tanpa tempat tinggal, akibat perang tersebut.

Baca juga: Apakah Perang Amerika Melawan Jihadisme Akhirnya Melambat?

Oleh: Ayaz Gul (VOA News)

Sebuah studi yang dirilis pada Kamis (8/11), mengatakan bahwa perang yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dalam melawan terorisme telah menewaskan sekitar 507.000 orang di Irak, Afghanistan, dan Pakistan selama 17 tahun, dan menunjukkan peningkatan 22 persen dalam kematian dalam dua tahun terakhir.

Jumlah korban tewas dalam perang Amerika melawan teror tersebut termasuk pasukan AS dan sekutu, warga sipil di zona perang, militer lokal dan pasukan polisi, serta militan, yang telah meninggal akibat kekerasan perang, menurut laporan oleh Costs of War Project Brown University.

Laporan itu mengatakan bahwa jumlah kematian tidak langsung beberapa kali lebih besar daripada kematian yang disebabkan oleh kekerasan perang langsung, sehingga jumlah kematian mencapai lebih dari satu juta orang.

Kematian di Afghanistan, pada Oktober 2018, berjumlah sekitar 147.000 orang, termasuk pasukan keamanan Afghanistan, warga sipil, dan pejuang oposisi. Angka itu juga termasuk kematian 6.334 tentara dan kontraktor Amerika, serta lebih dari 1.100 tentara sekutu.

Laporan itu mengatakan bahwa kekerasan yang berkaitan dengan perang telah menewaskan 65.000 orang di negara tetangga Pakistan, termasuk 90 kontraktor Amerika, hampir 9.000 personel keamanan lokal, dan lebih dari 23.000 warga sipil. Sisa dari korban adalah pejuang anti-pemerintah.

Orang-orang menunggu untuk membawa jenazah anggota keluarga mereka yang meninggal dalam serangan di Akademi Pelatihan Polisi, di Quetta, Pakistan, 25 Oktober 2016. (Foto: AP)

Kematian lainnya—antara 268.000 hingga 295.000 korban—terjadi di Irak, di mana intervensi militer yang dipimpin AS dimulai pada tahun 2003.

“Meskipun perang melawan teror sering diabaikan oleh publik Amerika, pers, dan pembuat undang-undang, namun meningkatnya jumlah korban perang merupakan sinyal bahwa perang (melawan terorisme) ini masih jauh dari usai; perang ini masih tetap intens,” menurut laporan itu.

Juga disesalkan bahwa perang yang disulut AS tersebut telah menyebabkan jutaan orang di Afghanistan, Irak, dan Pakistan terlantar tanpa tempat tinggal.

Baca juga: Mengapa ‘Perang Melawan Terorisme’ Gagal Total di Mesir?

“Perkembangan ini hanya merupakan sebagian kecil dari seluruh konsekuensi kerugian yang diderita manusia akibat perang 17 tahun,” kata laporan itu dalam kesimpulannya.

Walau korban di Pakistan telah turun lebih dari 80 persen dalam beberapa tahun terakhir, namun permusuhan yang intensif di Afghanistan terus menimbulkan rekor baru untuk korban dari penduduk sipil dan pasukan pro-pemerintah. Tahun 2018, para pengamat mengatakan, tampaknya adalah situasi perang yang paling mematikan sejauh ini, sejak konflik dimulai 17 tahun lalu.

Keterangan foto utama: Jenazah warga sipil dan pasukan keamanan ditempatkan di sebuah rumah sakit di Provinsi Ghazni, Afghanistan, pada 12 Agustus 2018. (Foto: AP)

Perang Amerika Lawan Teror Tewaskan 500 Ribu Orang di Afghanistan, Irak, Pakistan

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top