
Pertemuan Jokowi-Prabowo yang menandakan rekonsiliasi politik pasca-Pilpres 2019 rupanya tidak disambut positif oleh semua pihak. Beberapa sekutu dekat dan pendukung Prabowo secara terbuka mengungkapkan kekecewaan mereka. PA 212 misalnya, yang sempat menjadi basis pendukung mantan jenderal ini bahkan secara blak-blakan mengatakan Prabowo mengikuti saran dari para “pengkhianat”.
Oleh: Fadhila Ratnasari (Mata Mata Politik)
Baca Juga: Penuh Canda Tawa, Pertemuan Jokowi-Prabowo Promosikan MRT Jakarta
Untuk pertama kalinya setelah Pilpres 2019, capres petahana 01 Joko “Jokowi” Widodo dan capres oposisi 02 Prabowo Subianto akhirnya bertemu muka dalam suasana hangat pasca pengumuman hasil pemilu. Selama musim pemilu, para pendukung dari kedua kubu telah terpecah-belah dalam konflik yang berlarut-larut hingga diumumkannya hasil pilpres oleh KPU dan sidang sengketa di Mahkamah Konstitusi.
Kompak mengenakan atasan putih, kandidat presiden terpilih Jokowi bertemu dengan Prabowo di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan hari Sabtu (13/7), sebelum menaiki kereta MRT menuju Senayan dan berjalan kaki ke mol FXSudirman untuk menikmati santap siang. Pertemuan tersebut memicu beragam reaksi dari berbagai pihak, mulai dari pendukung setia keduanya, para politisi dan aktivis politik, hingga pengamat.
Dilansir dari Kompas, Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang di akun Twitternya @ika_herlambang memetakan berbagai reaksi netizen saat Jokowi bertemu dengan Prabowo.
Seperti apa situasi netizen pasca pertemuan @jokowi dan @prabowo . Niiiih hasilnyaaa.. kenapa ada warna ungu? Krn byk kata2 cebong dan kampret yg diterjemahkan sistem sbg sesuatu yg dianggap umpatan. Tapi liat, joy dan trust cukup besar bukan? Alhamdulilah. pic.twitter.com/47FCxilP1t
— Rustika Herlambang (@tika_herlambang) July 13, 2019
Berdasarkan analisis Tika, banyak warganet yang terlihat menyampaikan harapan serta dukungan atas upaya rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo. Selain itu, netizen yang menyebutkan akun Twitter resmi @Prabowo menunjukkan banyak reaksi berbeda, yang berkisar dari kecewa, kaget, atau sedih.
Kecewa..kaget..sedih, mungkin ada di para pendukung @prabowo .situasi ini terlihat pada pagi ini.. (Liat warna ungu pada grafik..) Meski demikian, ada sebagian netizen besar juga memberikan harapan dan dukungan pada upaya ini.
Hijau: trust, oranye:anticipation, ungu: kecewa pic.twitter.com/KHxTZR157L
— Rustika Herlambang (@tika_herlambang) July 13, 2019
Sejumlah netizen yang menyebutkan akun Twitter presiden @jokowi cenderung memberikan reaksi percaya, dengan sedikit akun yang menyampaikan tanggapan bernuansa kecewa. Meski demikian, tak sedikit yang mengaku senang atas rekonsiliasi yang terjadi. Grafik tersebut menunjukkan reaksi sementara masyarakat Indonesia di Twitter dan masih dapat terus berubah.
Sementara itu, netizen yang me-mention Jokowi memberikan emosi “trust” atau mendukung upaya rekonsiliasi tersebut. Terlihat juga ada warna kuning(joy) atas pertemuan, oranye (berisi harapan), dan memang ada warna ungu (kecewa) pada pertemuan itu. Mari kita lihat perkembangannya.. pic.twitter.com/VJcnvBmD4J
— Rustika Herlambang (@tika_herlambang) July 13, 2019
Kepada CNN, Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Munarman memilih tak mengomentari pertemuan tersebut. “Kami tidak pada kompetensi untuk mengomentari hal tersebut,” kata Munarman hari Sabtu (13/7).
Namun, Munarman menegaskan pihaknya akan setia memperjuangkan keadilan dan menolak segala macam bentuk kecurangan. “Pendukung Prabowo-Sandi akan tetap setia memperjuangkan tegaknya keadilan dan menghapus kezaliman, menolak cara cara curang dan kotor dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.”
Berbeda dengan FPI, Ketua Umum Garda 212 Ansufri Idrus Sambo mengaku pihaknya menghargai keputusan Prabowo, mengatakan bahwa sebagai pendukung hanya bisa mendukung meski berbeda pandangan. “Speechless. Tapi kalau kita kan punya pertimbangan sendiri-sendiri. Bisa beda-beda kan pertimbangan politik dan macam-macam. Saya hanya bisa menghargai Pak Prabowo.”
Langkah Prabowo menemui Jokowi juga mengundang sejumlah reaksi menarik dari para politisi dan aktivis politik. Pihak-pihak yang mendukung Prabowo dalam Pilpres 2019 beramai-ramai terang-terangan menyatakan meninggalkan Prabowo maupun menyatakan kekecewaan secara tersirat.
Dilansir dari Detik, Persaudaraan Alumni (PA) 212 melalui juru bicara Novel Bamukmin menilai pertemuan itu bermakna besar bagi langkah PA 212. “PA 212 sudah kembali kepada khittah (cita-cita) semula, yaitu sudah tidak lagi bersama partai mana pun, juga Prabowo atau BPN (Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi).”
Menurut Novel, ada sejumlah alasan di balik sikap itu, misalnya dugaan kecurangan yang terjadi dalam Pilpres 2019 hingga ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meregang nyawa selama proses pemungutan suara. “Buat kami perjalanan perjuangan ini harus berlanjut,” tegas Novel.
Lebih lanjut, Novel mengatakan bahwa PA 212 akan tetap berada di barisan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dan masih menunggu arahan lebih lanjut dari Rizieq maupun ulama lainnya.
Kepada Tempo di kesempatan berbeda, Novel Bamukmin mengatakan bahwa beberapa elemen masyarakat yang mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 menolak rekonsiliasi antara Prabowo dan Jokowi, seperti Persaudaraan Alumni 212, Gerakan Nasional Pengawas Fatwa Ulama (GNPFU), Front Pembela Islam (FPI), dan Forum Umat Islam (FUI).
“Kami akan menggelar Ijtima Ulama keempat untuk menentukan sikap terkait pertemuan Prabowo dan Jokowi,” ujar Novel. PA 212 menyatakan sudah tak pernah berkomunikasi dengan Prabowo sejak putusan sengketa oleh MK tanggal 28 Juni 2019. “Mungkin Prabowo lebih mendengar masukan dari orang orang sekitarnya yang jadi pengkhianat,” tandas Novel, merujuk pada pihak pengkhianat yang menurutnya ialah orang-orang partai.
Sementara itu, dilansir dari CNBC Indonesia, juru bicara Partai Gerindra Andre Rosiade memastikan bahwa tujuan Prabowo memenuhi undangan Jokowi hanya demi kepentingan bangsa. “Hanya sebatas itu. Tidak ada udang di balik batu.”
Andre menegaskan bahwa pertemuan itu sudah direncanakan Prabowo dan Jokowi usai putusan sidang sengketa Pilpres 2019 oleh Mahkamah Konstitusi (MK), namun senantiasa tertunda karena terbentur masalah jadwal.
“Sudahlah, kita apresiasi saja. Ini pertemuan kebangsaan untuk harapan Indonesia jadi guyub. Saya sebagai kader Partai Gerindra sangat apresiasi langkah yang dilakukan Pak Prabowo. Pertemuan hari ini menunjukkan beliau bukan hanya politisi, tapi seorang patriot dan negarawan,” tukas Andre.
Di akun Twitter resmi Partai @Gerindra, partai yang dipimpin Prabowo itu sejak hari Sabtu (13/7) sibuk menanggapi komentar pedas para pendukung Prabowo. Salah satu petinggi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, yang pernah menjadi pendukung gigih BPN Prabowo-Sandi, bahkan menyoroti pertemuan Jokowi-Prabowo yang menurutnya tak jauh beda dengan kedatangan politisi Demokrat Agus Harimukti Yudhoyono ke Istana Negara atas undangan Jokowi.
Ini adalah 2 hal yang berbeda bung. Diundang dan ingin bertemu adalah 2 hal yang sangat berbeda. https://t.co/YF8PfDZB7a
— Partai Gerindra (@Gerindra) July 13, 2019
Seterah elu dah bung min, saya & bbrapa temen yg menyuarakan penolakan hnyalah relawan receh, btw "korban" spt ADP jg HRS mungkin jg tdk akan sependapat dg ini, tp skali lg, seterah, trslah mmbuat narasi pembenaran.
— andre (@andrebirumuda) July 13, 2019
Kalau semua jalan diambil tanpa peduli kondisi, pasti bangsa ini sudah terbelah dua, tidak mau lihat situasi, sudah banyak korban jatuh. Kapan harus marah, kapan harus mengalah, kapan harus membela, kapan harus mereda. Kapan harus bersuara, kapan harus mendengar saja. https://t.co/grt3JM7rAj
— Partai Gerindra (@Gerindra) July 13, 2019
Saya kecewa dengan pernyataan pak @prabowo ini.
Bersiap Siap lah kita akan di bully habis habisan oleh cebong sampai kita tidak ada harga diri lagi.
Kalau tidak percaya…
Wait and see pic.twitter.com/G4crXl4ID7— ISKANDAR FAUZI (@iskandar__fauzi) July 12, 2019
Selamat tinggal pak @prabowo, selamat tinggal @Gerindra… waktunya move on…
— Andi Winarno (@AndiWinarno18) July 13, 2019
Bung. Selama hidup Pak @prabowo telah mempersembahkan kepada kepentingan Bangsa dan Republik Indonesia. Pak @prabowo tidak akan pernah tawar-menawar terhadap cita-cita dan nilai yang dipegangnya yaitu Indonesia yg merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. https://t.co/ciHyx9ZDZg
— Partai Gerindra (@Gerindra) July 13, 2019
A Sweet reminder to @prabowo @sandiuno #RekonsiliasiRasaTerasi pic.twitter.com/MlWsqZzgCp
— Vé (@autumnove) July 14, 2019
Besok jng ada lagi berjuang atas nama pemenangan paslon tertentu, gue kasih tau aja, percuma kepala lu bonyok berdarah ampe nyawa teman lu melayang, toh mereka kembali berangkulan merajut kedamaian, sdng lu menjalani penderitaan
Damai unk mereka derita unk lu 🙄
— Melidya Sari (@melidya_sari) July 14, 2019
Cebong mulai jingkrak jingkrak kegirangan merasa kemenangan junjungannya diakui oleh pertemuan di MRT
Lantas gimna dng narasinya selama ini, yg ngatain kubu prabowo itu HTI, ISIS, RADIKAL, PENCULIK 98, PELANGGAR HAM, apa mereka masih konsisten?
Klw gitu akui semua itu hoax 😄
— Mukmin Mighty (@mukmin_mighty) July 13, 2019
Tak hanya itu, akun @Gerindra juga tampak mengklarifikasi gagasan Prabowo di balik pertemuannya dengan Jokowi. Melalui akun itu, Partai Gerindra dan Prabowo berharap agar segenap pendukung menerima keputusan dan pertemuan itu, yang diharapkan membawa manfaat bagi segenap bangsa, negara, dan rakyat Indonesia.
Baca Juga: [Berita Foto] Manisnya Pertemuan Jokowi-Prabowo di MRT, Awal Rekonsiliasi?
1. Mungkin banyak sahabat yang tidak setuju dengan pemberitaan hari ini, namun disini admin menegaskan bahwa Pak @prabowo tidak akan pernah tawar-menawar terhadap cita-cita dan nilai yang beliau pegang yaitu Indonesia yg merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.
— Partai Gerindra (@Gerindra) July 13, 2019
2. Pak @prabowo akan selalu berjuang untuk Indonesia yang berdiri di atas kaki kita sendiri. Rakyat Indonesia yang menikmati kekayaan alamnya. Indonesia yang utuh, Bhinneka Tunggal Ika yang berdasarkan UUD 45. Untuk itu, tidak akan pernah beliau tawar-menawar.
— Partai Gerindra (@Gerindra) July 13, 2019
3. Kadang-kadang dalam perjuangan, kita harus melakukan langkah-langkah yang mungkin tidak cocok dengan perasaan kita sendiri ataupun dengan rekan-rekan seperjuangan.
— Partai Gerindra (@Gerindra) July 13, 2019
4. Namun keadaan memaksa kita untuk melakukan itu, kami berharap kepercayaan daripada semua elemen yang memiliki cita-cita yang sama. Pak @prabowo dan Partai @Gerindra akan setia berjuang membela kepentingan rakyat Indonesia. pic.twitter.com/WBxRwEiJh9
— Partai Gerindra (@Gerindra) July 13, 2019
Mungkin kita berbeda dengan 01 dan kita di zolimi apakah alangkah baiknya kita punya hubungan baik dengan pihak sana, pak @prabowo berpendapat setiap usaha menuju permufakatan adalah tanpa kekerasan akan menguntungkan banyak pihak dan rakyat kita. https://t.co/ciHyx9ZDZg
— Partai Gerindra (@Gerindra) July 13, 2019
Jika kita memiliki hubungan yang santun dengan pihak 01, jika kita bisa berdialog, dan bisa menukar pandangan kita anggap ini justru akan bermanfaat bagi kepentingan Bangsa, Negara dan seluruh rakyat Indonesia. https://t.co/ciHyx9ZDZg
— Partai Gerindra (@Gerindra) July 13, 2019
Kami berharap seluruh pemilih Pak @prabowo dan @gerindra mempercayai keputusan dan tindakan yang dilakukan Pak @prabowo. Karena selama hidupnya Pak @prabowo tidak pernah dan tidak akan pernah mengkhianati rakyat, bangsa, dan negara. https://t.co/H9QgnlDqqs
— Partai Gerindra (@Gerindra) July 13, 2019
Kepada Republika, Jokowi mengaku bahwa pertemuannya dengan Prabowo hari Sabtu (13/7) ialah pertemuan antar sahabat. Dia berharap momentum itu dapat merajut kembali persatuan Indonesia. “Saya kira kalau sudah melihat para pemimpinnya sudah bergandengan mestinya pendukung sudah selesai dan bergandengan semuanya. Tidak ada lagi yang namanya cebong-kampret. Yang ada adalah Garuda Pancasila.”
Pidato Jokowi ditanggapi positif oleh Prabowo. Ia menilai, pertemuan tersebut memiliki makna yang mendalam meski terlihat tidak resmi. Prabowo juga memanfaatkan kesempatan pertemuannya dengan Jokowi untuk menyampaikan ucapan selamat atas kemenangannya melalui hasil pilpres yang sah. “Banyak yang tanya mengapa Pak Prabowo belum ucapkan selamat atas ditetapkannya Pak Jokowi sebagai presiden. Saya katakan saya ini bagaimanapun ada ewuh pekewuh, ada tata krama. Jadi kalau ucapan selamat maunya langsung tatap muka.”
Ketika keduanya bertemu, Suara melaporkan bahwa Prabowo menyatakan siap membantu pemerintahan yang akan dibentuk Jokowi bila diperlukan, sekaligus tetap melancarkan kritik yang membangun.
“Kalau beliau mau ketemu saya, ya saya akan manfaatkan untuk menyampaikan hal-hal demi kebaikan bersama,” kata Prabowo. “Memang kenyataan seperti itu, jadi kalau kita kadang-kadang bersaing, kadang-kadang saling mengritik itu tuntutan politik dan demokrasi. Menjadi presiden itu mengabdi. Masalah yang dipikul besar. Kami siap membantu kalau diperlukan. Mohon maaf kalau kami mengkritisi bapak sekali-sekali.”
Sementara itu, sejak dipopulerkan oleh akun Twitter resmi Kantor Staf Presiden @KSPgoid yang membagikan momen pertemuan Jokowi dan Prabowo di Stasiun MRT Lebak Bulus hari Sabtu (13/7), tagar #03PersatuanIndonesia juga tak kalah populer meramaikan media sosial Twitter. Tagar itu dimanfaatkan segenap elemen bangsa dari kedua kubu yang ingin menunjukkan dukungan terhadap keduanya sekaligus menyambut pertemuan mereka kemarin.
Keterangan foto utama: Prabowo Subianto dan Joko Widodo berpelukan hangat saat keduanya bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus. (Foto: Twitter/Sekretariat Kabinet)
