Pandemi COVID-19, Badai Sempurna bagi Asia Selatan
Asia

Pandemi COVID-19, Badai Sempurna bagi Asia Selatan

Tenaga medis di India selama corona. (Foto: RFI)
Berita Internasional > Pandemi COVID-19, Badai Sempurna bagi Asia Selatan

Pandemi COVID-19 adalah badai sempurna bagi wilayah Asia Selatan. Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan untuk wilayah tersebut tahun ini menjadi 1,8-2,8 persen, dari proyeksi sebelum krisis sebesar 6,3 persen.

Asia Selatan berada di jalur untuk kinerja ekonomi terburuk dalam 40 tahun, di mana berpuluh-puluh tahun kemajuan dalam perang melawan kemiskinan sekarang berada dalam risiko karena virus corona, Bank Dunia mengatakan pada Minggu (12/4).

India, Bangladesh, Pakistan, Afghanistan dan negara-negara kecil lainnya (yang memiliki 1,8 miliar orang dan beberapa kota terpadat di planet ini) sejauh ini melaporkan relatif sedikit kasus virus corona, tetapi para ahli khawatir mereka bisa menjadi titik panas berikutnya, Asia Times melaporkan.

Efek ekonomi yang mengerikan sudah banyak terbukti, di mana lockdown yang meluas membekukan sebagian besar aktivitas normal, pesanan pabrik Barat dibatalkan, dan sejumlah besar pekerja miskin tiba-tiba menganggur.

“Asia Selatan mendapati dirinya berada dalam badai efek samping yang sempurna. Pariwisata telah mengering, rantai pasokan telah terganggu, permintaan garmen telah runtuh, dan sentimen konsumen dan investor telah memburuk,” ujar sebuah laporan Bank Dunia.

Baca Juga: Kebijakan Dagang Trump Perparah Pandemi COVID-19

Daftar Hitam Pemerintah India

Jamaat Muslim Tablighi di India dituding sebagai dalang yang membuat virus corona menyebar pesat. (Foto: Economic Times)

Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan untuk wilayah tersebut tahun ini menjadi 1,8-2,8 persen dari proyeksi pra-pandemi sebesar 6,3 persen, dengan setidaknya setengah negara jatuh ke dalam “resesi mendalam”.

Pukulan terburuk akan menimpa Maladewa, di mana jatuhnya pariwisata akan mengakibatkan produksi domestik bruto menyusut sebanyak 13 persen, sementara Afghanistan bisa menyusut sebanyak 5,9 persen, dan Pakistan hingga 2,2 persen, dilansir dari Asia Times.

Negara besar regional India (di mana tahun fiskal dimulai pada 1 April) akan melihat pertumbuhan hanya 1,5-2,8 persen pada tahun keuangan saat ini, turun dari yang diharapkan 4,8-5,0 persen untuk tahun yang baru saja berakhir, Bank Dunia memperkirakan.

Baca Juga: Nasib Belt and Road China Pasca-COVID-19

Ketidaksetaraan

Laporan tersebut juga memperingatkan bahwa pandemi ini akan memperkuat ketidaksetaraan di wilayah tersebut, di mana pandemi ini menghantam pekerja informal dengan akses terbatas atau tidak ada akses sama sekali terhadap perawatan kesehatan atau keselamatan sosial.

Di India misalnya, lockdown terbesar di dunia telah mendorong ratusan ribu pekerja migran untuk kembali ke desa asal mereka, banyak yang berjalan kaki.

Pemerintah perlu “meningkatkan tindakan untuk mengekang darurat kesehatan, melindungi rakyat mereka, terutama yang paling miskin dan paling rentan, dan mengatur pemulihan ekonomi yang cepat,” tutur Bank Dunia, dikutip Asia Times.

Dalam jangka pendek, ini berarti mempersiapkan sistem perawatan kesehatan yang lemah, menyediakan jaring pengaman, serta mengamankan akses mendapatkan makanan, pasokan medis, dan kebutuhan untuk yang paling rentan, sarannya.

Bank Dunia merekomendasikan program kerja sementara untuk para pekerja migran, pengurangan utang untuk bisnis dan individu, serta memotong birokrasi pada impor dan ekspor barang-barang penting.

Begitu krisis selesai, pemerintah perlu segera mengejar “kebijakan inovatif” dan memulai ekonomi.

“Kegagalan untuk melakukan hal itu dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan jangka panjang dan membalikkan kemajuan yang dicapai dengan susah payah dalam mengurangi kemiskinan,” ujar Hartwig Schafer dari Bank Dunia, dikutip Asia Times.

Bank Dunia mengambil “tindakan luas dan cepat”, mengerahkan hingga US$160 miliar dalam dukungan keuangan selama 15 bulan ke depan untuk membantu negara-negara melindungi masyarakat miskin dan rentan, mendukung bisnis, dan mendukung pemulihan ekonomi.

 

Penerjemah dan editor: Aziza Fanny Larasati

Keterangan foto utama: Tenaga medis di India selama corona. (Foto: RFI)

Pandemi COVID-19, Badai Sempurna bagi Asia Selatan

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top