Penembakan Pangkalan AS: FBI Selidiki Keterlibatan Kelompok Teror
Amerika

Penembakan Pangkalan AS: FBI Selidiki Keterlibatan Kelompok Teror

Berita Internasional > Penembakan Pangkalan AS: FBI Selidiki Keterlibatan Kelompok Teror

Penerbang Arab Saudi dilaporkan meluncurkan penembakan massal di Angkatan Laut Amerika Serikat Pensacola, Florida. Tiga tersangka lainnya dalam penembakan massal itu diduga telah menyaksikan video penembakan massal di pesta makan malam yang diadakan oleh pria bersenjata beberapa hari sebelumnya.

Tersangka Arab Saudi diketahui merekam adegan penembakan massal, ketika dua orang lainnya menyaksikan dari sebuah mobil di dekatnya. Sementara itu, rekan sesama penerbang Saudi melakukan penembakan massal yang menewaskan tiga anggota tentara Amerika di pangkalan Angkatan Laut di Florida, menurut seorang pejabat federal, Sabtu (7/12).

Menurut laporan South China Morning Post, tiga tersangka lainnya juga diduga menonton video penembakan massal di pesta makan malam yang digelar pria bersenjata, beberapa hari sebelumnya. Hal itu menandakan kemungkinan rencana teror yang lebih luas, yang melibatkan pelatihan pasukan Arab Saudi di Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat Pensacola.

Baca Juga: Lawan Iran, Trump Bisa Tambah 14 Ribu Pasukan AS ke Timur Tengah

Pihak Saudi sedang diinterogasi oleh pihak berwenang setelah meluncurkan serangan terhadap hampir selusin warga negara, The Associated Press melaporkan, mengutip pejabat yang telah diberi pengarahan oleh pihak berwenang.

Beberapa peserta pelatihan lainnya dari Arab Saudi tidak disertakan pada Sabtu (7/12), sehari setelah seorang penembak yang diidentifikasi sebagai Letnan Dua Saudi Mohammed Saeed Alshamrani. Ia melepaskan tembakan terhadap ruang kelas di pangkalan pada Jumat (6/12) pagi, menewaskan tiga orang, disadur dari South China Morning Post.

FBI sedang memeriksa berbagai unggahan media sosial dan menyelidiki apakah letnan Saudi itu bertindak sendiri atau terhubung dengan kelompok teror manapun yang lebih luas.

Serangan yang menuai respons besar-besaran penegakan hukum dan penguncian pangkalan, berakhir ketika wakil sheriff membunuh pelaku penyerangan. Delapan orang terluka dalam serangan itu, termasuk wakil dan wakil kedua yang berada bersamanya.

Para anggota keluarga pada Sabtu (7/12) mengidentifikasi salah satu korban yang terbunuh sebagai lulusan Akademi Angkatan Laut AS yang baru berusia 23 tahun yang memberi tahu penanggap darurat pertama tentang di mana penembak itu berada bahkan setelah dia ditembak beberapa kali.

“Joshua Kaleb Watson menyelamatkan banyak nyawa hari ini dengan mengorbankan nyawanya sendiri,” tulis Adam Watson di Facebook.

“Dia meninggal sebagai pahlawan dan kami sangat bangga, tetapi ada lubang di hati kami yang tidak pernah bisa diisi kembali,” ujarnya.

Adam Watson mengatakan, adik lelakinya dapat keluar dari gedung kelas untuk memberi tahu pihak berwenang, ketika penembak itu telah ditembak beberapa kali.

Baca Juga: Berakhirnya Perundingan Soal Kenaikan Biaya Pasukan AS di Korea

“Dia meninggal saat melayani bangsanya,” tutur Benjamin Watson, ayah korban.

South China Morning Post melaporkan, Senator AS dari negara bagian Florida Rick Scott mengeluarkan pernyataan kecaman, menyebut penembakan itu, yang kedua di pangkalan Angkatan Laut AS minggu ini, sebagai tindakan terorisme, “terlepas dari apakah individu itu termotivasi oleh Islam radikal atau secara mental tidak stabil.”

Selama konferensi pers pada Jumat (6/12) malam, FBI menolak mengungkapkan identitas penembak dan tidak akan mengomentari kemungkinan motivasinya. “Ada banyak laporan yang beredar, tetapi FBI hanya berurusan dengan fakta,” tegas Rachel L Rojas, agen khusus FBI yang bertanggung jawab atas Kantor Lapangan Jacksonville.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pun menolak mengatakan apakah penembakan itu terkait terorisme. Trump menulis belasungkawa di Twitter kepada keluarga para korban dan bercerita, ia telah menerima panggilan telepon dari Raja Salman dari Arab Saudi.

Raja Salman berujar pada Trump, “Orang ini sama sekali tidak mewakili perasaan rakyat Saudi.”

Dikutip dari South China Morning Post, pemerintah Arab Saudi menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka. Mereka berkomitmen untuk memberikan “dukungan penuh” kepada pihak berwenang AS.

AS telah lama memiliki program pelatihan kuat untuk Arab Saudi, memberikan bantuan di AS dan kerajaan. Namun, penembakan massal itu menyoroti hubungan kedua negara yang terkadang bergejolak. Hampir semua pelaku serangan terorisme pada 11 September 2001 adalah orang Saudi.

Dalam penembakan sebelumnya, seorang pelaut yang kapal selamnya berlabuh di Pearl Harbor di Hawaii menewaskan dua pegawai sipil sebelum menodongkan pistol pada dirinya sendiri pada Rabu (4/12).

Penerjemah: Fadhila Eka Ratnasari

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Kapal induk USS John F. Kennedy tiba untuk latihan di Naval Air Station Pensacola, Florida, AS 17 Maret 2004. Foto diambil 17 Maret 2004. (Foto: Reuters)

Penembakan Pangkalan AS: FBI Selidiki Keterlibatan Kelompok Teror

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top