Penembakan di tambang Freeport di Papua yang menewaskan seorang pekerja asing asal Selandia Baru dan melukai seorang pekerja dari Indonesia masih menyisakan misteri. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat diduga mendalangi pembunuhan tersebut, meski Kepolisian Republik Indonesia juga dicurigai turut bertanggung jawab.
Seorang anggota dewan Papua menyerukan penyelidikan independen terhadap penembakan di tambang tembaga PT Freeport Indonesia di Timika, Mimika, Papua pada Senin (30/3) lalu. Investigasi independen itu menurutnya sebaiknya dilakukan oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB dengan keterlibatan Selandia Baru.
Asia Pacific Report mencatat, Laurenzus Kadepa mendesak pembentukan penyelidikan yang transparan untuk menjernihkan kecurigaan atas pembunuhan pekerja tambang Selandia Baru Graeme Wall dan melukai setidaknya dua orang lainnya.
“Warga sipil menginginkan tim independen dan dua pihak tersangka (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat/TPNPB dan Kepolisian Republik Indonesia) harus menerima proposal ini karena banyak warga sipil telah menjadi korban [dalam konflik atas tambang dan perjuangan kemerdekaan],” tutur Kadepa dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, CNN melaporkan, Kepolisian Daerah Papua telah menggelar rapat terbatas bersama dengan Kodam XVII/Cendrawasih pada Rabu (1/4) lalu, usai penembakan di wilayah PT Freeport Indonesia.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw menegaskan pihaknya akan mengevaluasi kegiatan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang meresahkan masyarakat dan menindak tegas kelompok tersebut.
Berikut ini bunyi pernyataan Laurenzus Kadepa:
“Penembakan pegawai PT. Freeport Indonesia kembali terjadi di area kerja Kuala Kencana Timika, Senin, 30 Maret 2020. Seorang warga asing dari Selandia Baru telah terbunuh.
“Saya pikir pemerintah perlu mengizinkan tim investigasi independen. Tim internasional atau dari Dewan Hak Asasi Manusia, PBB, dan juga negara Selandia Baru. Beberapa waktu yang lalu, pihak yang bertindak atas nama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB telah menentukan medan perang di wilayah Freeport, dari Grasberg hingga Situs Pelabuhan. Kelompok TPNPB telah mengaku bertanggung jawab terhadap penembakan pada 30 Maret 2020 di Gedung Kantor Kuala Kencana/kantor OB 1.
“Seorang karyawan asing dari Selandia Baru dilaporkan tewas, sementara seorang karyawan Indonesia lainnya cedera dan masih dirawat. Kepolisian Daerah Papua dan Kepolisian Daerah Mimika mengatakan pelaku penembakan itu adalah Kelompok Kriminal Bersenjata oleh KKB yang dipimpin oleh Joni Botak yang beroperasi di wilayah itu.
“Meskipun TPNPB menyampaikan tanggung jawab dari pengalaman masa lalu, dari insiden ini saya sebagai anggota dewan yang dipilih dari wilayah ini meyakini perlunya tim investigasi independen. Tim internasional atau dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB akan melibatkan Selandia Baru, negara asal karyawan Freeport yang terbunuh.
“Hal ini sangat penting. Penembakan di wilayah Freeport tidak pernah terungkap dengan jelas dan akhirnya para korban adalah rakyat Papua. Warga sipil menginginkan tim independen dan dua pihak tersangka (TPNPB dan Kepolisian Republik Indonesia) harus menerima proposal ini karena banyak warga sipil telah menjadi korban.
“Saya berharap pemerintah mendukung dan menerima proposal ini dan tidak takut. Saya yakin itu akan menguntungkan Indonesia dalam diplomasi internasional jika warga sipil atau karyawan yang terbunuh benar-benar ditembak oleh kelompok TPNPB sesuai dengan klaim.
“Pemerintah Indonesia harus terus melibatkan masyarakat internasional, sehingga semuanya terbuka tentang apa yang sebenarnya terjadi di Papua. Sebaliknya, jangan mencurigakan.
“Oleh karena itu, proposal saya tidak memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok tertentu, juga tidak memihak pihak yang bertikai, dalam hal ini kelompok TPNPB dan Kepolisian Republik Indonesia, yang merupakan instrumen negara. Namun, saya lebih menginginkan keamanan warga sipil.
“Terima kasih, Tuhan berkati.”
Laurenzus Kadepa
Anggota DPR Papua
Jayapura, 31 Maret 2020
Penerjemah: Fadhila Eka Ratnasari
editor: Purnama Ayu Rizky
Keterangan foto utama: Kkantor pusat PT Freeport Indonesia di Jakarta kerap jadi sasaran amuk dari warga Papua, terutama yang mendukung agenda Papua Merdeka. (Foto: Reuters/Beawiharta)
Penembakan Papua: Selandia Baru Diminta Gabung Investigasi Independen