
Penembakan massal terjadi di timur laut Thailand pada Sabtu malam dan Minggu dini hari, 8-9 Februari 2020. Tersangka penembakan Thailand merupakan seorang prajurit yang berada di tengah sengketa keuangan, kemudian mengendara ke wilayah mal Terminal 21 Korat dan meluncurkan serangan.
Seorang pria bersenjata digambarkan sebagai seorang prajurit yang marah atas perselisihan keuangan, kemudian melepaskan serentetan tembakan yang menewaskan dua orang dan mengamuk pada (8/2) Sabtu di timur laut Thailand. Pria bersenjata itu menembak ketika ia berkendara ke sebuah mal yang sibuk di mana para pembeli melarikan diri di tengah suasana teror. Sedikitnya 20 orang terbunuh, 31 mengalami luka-luka, dan masih ada sejumlah orang lain yang dianggap masih berada di dalam gedung ketika lebih banyak tembakan terjadi pada Minggu (9/2) pagi.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand Letnan Jenderal Kongcheep Tantrawanich mengatakan Sersan Jakrapanth Thomma berada di belakang serangan di Nakhon Ratchasima, jalur penghubung untuk wilayah timur laut pedesaan Thailand yang relatif lebih miskin. Sebagian besar penembakan terjadi di Terminal 21 Korat, mal bertema bandara yang dipenuhi dengan patung-patung Lego aneka warna, sebuah komidi putar, dan replika besar bangunan terkenal lainnya dari seluruh dunia.
TIME melaporkan, video yang diambil di luar mal menunjukkan orang-orang berusaha berlindung saat penembakan massal Thailand terjadi menjelang Sabtu (8/2) sore. Banyak yang terbunuh di luar mal, beberapa di dalam mobil, yang lain tertembak mati saat berjalan.
Baca Juga: 70 Tahun Berperang, Apa Jadinya Jika Korsel Bisa Berdamai dengan Korut?
Nattaya Nganiem dan keluarganya baru saja selesai makan dan hendak berkendara pergi ketika dia mendengar suara tembakan.
“Pertama, saya melihat seorang wanita keluar dari mal dengan histeris,” tutur Nattaya, yang merekam video adegan itu di teleponnya. “Lalu seorang pengendara sepeda motor di depannya hanya berlari dan meninggalkan motornya di sana.”
Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan seorang dokter ditembak ketika membantu orang-orang yang terluka selama penembakan. Ratusan orang dievakuasi dari mal dalam jumlah kecil oleh polisi ketika mereka berusaha menemukan pria bersenjata itu.
“Kami merasa takut dan berlari untuk bersembunyi di toilet,” kata Sumana Jeerawattanasuk, salah satu dari orang-orang yang diselamatkan oleh polisi. Dia mengaku, tujuh atau delapan orang bersembunyi di ruangan yang sama dengannya.

Warga Thailand berbondong-bondong melindungi diri dari rentetan tembakan prajurit. (Foto: CNBC)
Baca Juga: Pemerintah Represif, Gelombang Perlawanan Asia Pasifik Diprediksi Bakal Naik
“Saya sangat senang masih bisa selamat. Saya sangat takut terluka.”
Tak lama menjelang tengah malam, polisi mengumumkan telah mengamankan bagian atas mal, tetapi masih mencari penembaknya. Anutin menyebutkan, tidak ada lagi mayat yang tersisa di dalam, tetapi menambahkan, “Kami tidak tahu apakah ada korban cedera atau korban jiwa tambahan.”
Beberapa pembeli tetap terjebak di mal, mungkin di bagian bawah tanah.
“Kami khawatir bagi mereka yang masih terjebak di dalam. Beberapa masih belum bisa keluar,” lapor Letnan Kolonel Poonsap Prasertsak, komandan polisi senior untuk wilayah tersebut, pada Minggu (9/2) dini hari. Dia mengatakan kepada wartawan, polisi masih berhubungan dengan beberapa orang yang masih terjebak. “Kami menyuruh mereka untuk tetap tenang, tetap diam, dan menundukkan kepala.”
Suara tembakan terdengar dari mal sekitar jam 3 dini hari ketika ambulan dibawa mendekati lokasi kejadian, tetapi para wartawan dijauhkan dan tidak ada pengumuman yang segera diberikan.
Seorang perwira polisi yang dihubungi melalui telepon di Nakhon Ratchasima sekitar 250 kilometer timur laut Bangkok menyatakan pria bersenjata itu pada awalnya membunuh seorang prajurit dan seorang wanita lain, kemudian melukai orang ketiga, tampaknya karena sengketa lahan.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand Kongcheep mengatakan kepada media Thailand, orang pertama yang tewas adalah komandan Batalyon Amunisi ke-22, tempat tersangka juga bertugas. Kongcheep mengatakan pria bersenjata itu menembaki orang lain di pangkalannya, lantas mengambil senjata dan amunisi sebelum melarikan diri dengan mobil militer Humvee.
Petugas polisi kota dan lingkungan setempat, yang meminta untuk tidak diidentifikasi karena tidak berwenang untuk memberikan informasi, menuturkan pria itu melepaskan tembakan ketika ia berkendara menuju ke mal. Televisi Thai Rath menyiarkan rekaman kamera keamanan mal yang memperlihatkan seorang pria yang tampaknya membawa senapan serbu.
Pria yang diyakini sebagai pria bersenjata pelaku penembakan massal Thailand itu tampaknya telah memperbarui status di laman Facebook miliknya selama meluncurkan serangan.
“Tidak ada yang bisa lolos dari kematian,” tulis salah satu unggahan, sementara yang lainnya melontarkan pertanyaan, “Haruskah saya menyerah?” Dalam unggahan berikutnya, ia menulis, “Saya sudah berhenti.”
Sebuah foto yang beredar di media sosial yang tampaknya diambil dari laman Facebook menunjukkan seorang pria mengenakan helm militer hijau disamarkan, sementara bola api dan asap hitam mengamuk di belakangnya. Foto profil Jakrapanth menunjukkan dia memakai topeng dan mengenakan seragam gaya militer dan dipersenjatai dengan pistol. Gambar latar belakang laman Facebook miliknya adalah pistol dan peluru. Laman Facebook itu selanjutnya tidak dapat diakses begitu tragedi penembakan dimulai.

Penembakan terjadi di Thailand baru-baru ini, menewaskan 20 orang di pusat perbelanjaan. (Foto: The NY Times)

Pelaku penembakan adalah prajurit yang terpukul karena faktor ekonomi. (Foto:CNN)
Terminal 21 Korat, mal kaca dan baja bertingkat itu dirancang menyerupai terminal bandara, lengkap dengan menara kontrol penerbangan dan gerbang keberangkatan tiruan. Sebuah jet penumpang model besar menggantung dari ikatan kabel di samping salah satu eskalator utama.
Masing-masing dari tujuh lantai ritelnya didekorasi untuk mewakili negara yang berbeda. Replika raksasa Menara Eiffel Paris menjulang ke langit-langit, sementara model Menara jam Big Ben di London mendominasi area lain, dan model besar Jembatan Golden Gate dari California membentang di halaman terbuka. Patung Oscar emas setinggi dua lantai menjulang di atas area tempat makan.
Nattaya tidak tahu sepenuhnya pembantaian sampai dia tiba di rumah. Ketika dia mengetahui jumlah korban tewas, dia pingsan.
“Saya tidak percaya ini terjadi di kota asalku. Maksud saya, pusat perbelanjaan ini, kami pergi ke sana hampir setiap hari.”
Menurut catatan TIME, banyak mal di Thailand, termasuk Terminal 21 di Bangkok, memiliki detektor logam dan kamera keamanan di pintu masuk yang dijaga oleh petugas keamanan berseragam, meski tidak bersenjata. Pemeriksaan pada arus orang yang masuk seringkali dilakukan dengan hanya sepintas lalu.
Kekerasan senjata tidak pernah terjadi di Thailand. Senjata api dapat diperoleh secara legal dan banyak orang Thailand memiliki senjata. Penembakan massal jarang terjadi, meskipun terkadang terjadi pertempuran senjata di ujung selatan negara itu, tempat pemerintah selama bertahun-tahun memerangi pemberontakan separatis yang sudah berjalan sejak lama.
Insiden di Korat terjadi hanya satu bulan setelah penembakan mal tingkat tinggi lainnya di pusat kota Thailand Lopburi. Dalam kasus itu, seorang pria bersenjata bertopeng yang membawa pistol dengan peredam menewaskan tiga orang, termasuk seorang bocah lelaki berusia dua tahun, dan melukai empat orang lainnya saat ia merampok sebuah toko perhiasan. Seorang tersangka, seorang direktur sekolah, ditangkap kurang dari dua minggu kemudian dan dilaporkan mengaku tidak bermaksud menembak siapa pun.
Penerjemah: Fadhila Eka Ratnasari
Editor: Purnama Ayu
Keterangan foto utama: Penembakan terjadi di Thailand baru-baru ini, menewaskan 20 orang di pusat perbelanjaan. (Foto: The NY Times)
