Israel vs Hizbullah, Hariri: Hizbullah Bukanlah Masalah Ciptaan Lebanon
Timur Tengah

Perdana Menteri Lebanon Undurkan Diri di Tengah Gelombang Protes

Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri terlihat dalam sebuah pertemuan untuk mendiskusikan rancangan kebijakan di istana pemerintahan di Beirut, Lebanon, 6 Februari 2019. (Foto: Reuters/Aziz Taher)
Berita Internasional > Perdana Menteri Lebanon Undurkan Diri di Tengah Gelombang Protes

Jutaan pengunjuk rasa yang turun ke jalan selama dua minggu meletusnya protes, menyerukan perubahan rezim di Lebanon. Pengumuman pengunduran diri Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri pun dipandang sebagai pemenuhan tuntutan para demonstran di satu sisi, tetapi meninggalkan masa depan politik Lebanon dalam tanda tanya besar di sisi lain.

Oleh: Hannah Brown (Vox)

Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri telah mengajukan pengunduran dirinya setelah dua minggu demonstrasi menuntut agar dirinya mundur. Dalam pidato yang disiarkan televisi dari kediamannya, Hariri mengatakan bahwa keputusannya didorong oleh keinginan para pengunjuk rasa dan perasaannya tentang apa yang terbaik bagi negara.

“Saya menemui jalan buntu, saya harus membuat kejutan besar untuk menggerakkan situasi,” kata Hariri.

Protes Lebanon yang sebagian besar berlangsung damai dimulai tanggal 17 Oktober 2019, setelah pemerintah berusaha untuk memberlakukan pajak terhadap panggilan telepon WhatsApp untuk menghasilkan dana tambahan setelah kebakaran hutan yang membakar ribuan hektar di negara itu. Kebakaran disambut dengan kemarahan dari warga Lebanon karena pemerintah dianggap tidak siap memerangi api.

Baca Juga: Protes Lebanon Tak Akan Berhenti Sampai Berhasil Turunkan Pemerintah

Tetapi bahkan sebelum kebakaran, Lebanon telah mengalami banyak masalah. Kekurangan air dan listrik bersama dengan devaluasi cepat pound Lebanon menghasilkan keresahan rakyat terhadap pemerintah yang kemudian menyulut kemarahan berbagai sektor masyarakat Lebanon atas pajak yang diusulkan.

“Orang-orang telah menyingkirkan perbedaan mereka, agama, politik, sosial, dan berdiri bersama menentang pemerintah karena kami mencapai titik ketika semua orang menderita,” ujar Lara Zeitouny, wanita Lebanon berusia 34 tahun yang berpartisipasi dalam protes di media sosial.

Dikutip dari Vox, Rabu (30/10), jutaan penduduk Lebanon telah turun ke jalan, sehingga ini menjadi demonstrasi anti-pemerintah terbesar dalam 15 tahun. Seruan demonstran dan spanduk yang mereka bawa menuntut diakhirinya korupsi dengan mengupayakan penghapusan semua elit politik yang berkuasa.

Protes Lebanon Berlanjut, Hariri Tetapkan Batas Waktu Solusi Krisis

Pengunjuk rasa membawa bendera nasional selama demonstrasi anti-pemerintah di pusat kota Beirut, Lebanon, Sabtu, 20 Oktober 2019. (Foto: Reuters/Mohamed Azakir)

Baca Juga: Tembakan di Tripoli Saat Tentara Bentrok dengan Demonstran Lebanon

Di beberapa kota di Amerika, para pengunjuk rasa juga menunjukkan solidaritas kepada pengunjuk rasa Lebanon. Alessandra El Chanti—mahasiswa pascasarjana media dokumenter di Universitas Northwestern di Illinois, Amerika Serikat—merekam dan mewawancarai para peserta pada sebuah aksi di Chicago.

“Itu memilukan, semua cerita ini tentang bagaimana kami harus meninggalkan negara asal kami karena betapa korupnya itu,” kata El Chanti. “Saya merasa sudah jadi tugas saya sebagai pembuat film untuk mendokumentasikan semuanya. Saya merasa seperti ada bagian dari Lebanon yang bersama kami.”

Walau pengunduran diri Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri diakui sebagai kemenangan bagi para pengunjuk rasa Lebanon, namun ada keraguan tentang dampaknya pada tujuan utama mereka.

“Pertanyaannya sekarang adalah apakah ini akan memicu proses di mana Hizbullah—yang merupakan pemain penting di latar belakang—serta presiden dan partainya, akankah mereka setuju dengan pemerintah teknokratis yang menjadi langkah selanjutnya dari tuntutan para pengunjuk rasa?” tanya Rami Khouri, profesor di American University di Beirut, kepada Al Jazeera.

Pengunduran diri Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri—yang terlibat dalam skandal pada September 2019 karena memberikan jutaan dana kepada seorang model Afrika Selatan—adalah pengorbanan politik yang bijaksana untuk Presiden Lebanon Michel Aoun dan menantunya, Menteri Luar Negeri Gebran Bassil. Tetapi sama seperti bagaimana paket reformasi yang ditawarkan di awal minggu tidak menenangkan para pengunjuk rasa, pengunduran diri Hariri mungkin tidak cukup untuk membuat masyarakat mengakhiri protes jalanan.

Seruan protes meneriakkan, “Semuanya berarti mereka semua,” yang menunjukkan bahwa banyak pengunjuk rasa sedang menunggu untuk melihat bagaimana politisi lain seperti Aoun dan Bassil akan bertindak.

“Ini tidak akan berhenti di sini, ini akan dibawa ke tingkat yang sama sekali baru,” kata Sami Bouzein, remaja berusia 16 tahun yang telah beberapa kali berpartisipasi dalam upaya protes Lebanon sejak tahun 2016. Bouzein bergabung dengan perayaan di jalan setelah pengunduran diri Hariri dan mengatakan bahwa ini adalah revolusi yang dia impikan sejak dia masih kecil.

“Orang-orang tidak akan keluar dari jalan kecuali kami mendapatkan kebebasan dan hak-hak kami,” kata Bouzein.

Tetapi persatuan pada protes damai Lebanon ini mungkin runtuh sebelum pengunduran diri pejabat pemerintah lainnya. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah secara terbuka mengecam protes Lebanon sebagai upaya oleh negara-negara asing untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri Lebanon. Ketika desas-desus tentang pengunduran diri Hariri beredar sebelum pengumumannya, para kontra-demonstran berpakaian hitam menyerang kamp anti-pemerintah pada Selasa (29/10).

“Ini revolusi, bukan protes,” kata Zeitouny. Ketika orang-orang di jalan menyerukan agar Lebanon mengakhiri korupsi dan pemerintah pun diuji, revolusi mereka mungkin akhirnya benar-benar akan dimulai.

Keterangan foto utama: Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri terlihat dalam sebuah pertemuan untuk mendiskusikan rancangan kebijakan di istana pemerintahan di Beirut, Lebanon, 6 Februari 2019. (Foto: Reuters/Aziz Taher)

Perdana Menteri Lebanon Undurkan Diri di Tengah Gelombang Protes

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top