Ketergantungan AS pada China
Global

Perang Dagang dan Virus Corona Ungkap Ketergantungan AS pada China

Anggota staf China merapikan bendera AS dan China sebelum sesi pembukaan negosiasi perdagangan antara AS dan perwakilan dagang China di Wisma Negara Diaoyutai di Beijing, China, 14 Februari 2019. (Foto: Reuters/Mark Schiefelbein)
Berita Internasional > Perang Dagang dan Virus Corona Ungkap Ketergantungan AS pada China

Perang dagang dan virus corona telah mengungkap ketergantungan AS pada China. Jika virus ini tidak dapat terbendung dan ekonomi AS terus melemah, prospek pemilihan ulang Trump pun akan terancam.

Sepanjang perang dagang yang berkepanjangan dengan China, banyak yang memperdebatkan apakah AS membutuhkan China lebih dari China membutuhkan AS. Data ekonomi belum tersedia untuk Februari, tetapi kekalahan di pasar saham AS mungkin telah menjawab pertanyaan, setidaknya di mata investor.

China adalah ekonomi yang dipimpin ekspor, dan konsumen Amerika adalah konsumen terbesarnya. Selama beberapa dekade, China mengandalkan ekspor untuk mendukung ekonominya, tetapi data terakhir menunjukkan bahwa peningkatan dukungan dari permintaan domestik membantu menyeimbangkan kembali ekonomi mereka. Ini mungkin salah satu alasan China mampu menahan tekanan tarif Presiden Trump selama perang dagang, tulis James Hyerczyk di FX Empire.

Baca juga: Perang Dagang AS-China Justru Perkuat China

AS juga sangat bergantung pada China untuk menyediakan barang-barang murah bagi orang Amerika, untuk membantu mereka menyeimbangkan anggaran rumah tangga mereka. Selain itu, AS juga bergantung pada China untuk menyediakan dana untuk defisit anggarannya yang sangat besar.

Baik China maupun Jepang telah berlomba-lomba untuk siapa yang akan mendapatkan gelar pemegang saham asing terbesar dari sekuritas AS.

Rantai Pasokan Terlalu Bergantung pada China

Harvard Business Review mengatakan, “Laporan tentang bagaimana wabah COVID-19 mempengaruhi rantai pasokan dan mengganggu operasi manufaktur di seluruh dunia meningkat setiap hari. Namun yang terburuk masih menanti.”

“Kami memperkirakan bahwa puncak dampak COVID-19 pada rantai pasokan global akan terjadi pada pertengahan Maret, memaksa ribuan perusahaan untuk menghentikan sementara atau menutup sementara pabrik perakitan dan pabrik di AS dan Eropa.”

“Perusahaan yang paling rentan adalah mereka yang sangat bergantung atau hanya bergantung pada pabrik di China untuk suku cadang dan material. Aktivitas pabrik-pabrik manufaktur China telah turun dalam sebulan terakhir dan diperkirakan akan tetap tertekan selama berbulan-bulan.”

Pada 17 Februari, Apple mengumumkan pihaknya memperkirakan pendapatan kuartalannya lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya. Dalam mengeluarkan peringatan itu, Apple mengutip dua tantangan, pasokan global iPhone yang terbatas dan penurunan permintaan yang signifikan di pasar China, tulis James Hyerczyk.

Pada 26 Februari, Microsoft mengatakan, perusahaan itu tidak berharap untuk memenuhi pedoman pendapatan triwulanan yang sebelumnya disediakan untuk segmen yang termasuk Windows.

Pilpres AS 2020

Presiden AS Donald Trump terlihat sebelum naik ke Marine One dari South Lawn Gedung Putih di Washington, DC, pada 3 Maret 2020, ketika ia melakukan perjalanan ke National Institutes of Health untuk tur dan pengarahan tentang virus corona. (Foto: AFP)

Virus Corona Mungkin Berhasil di Mana Trump Gagal

Sepanjang kampanye kepresidenan dan masa jabatan pertamanya, Donald Trump telah menyuarakan “Make America Great“.

Mantra ini didasarkan pada “de-Amerikanisasi” ekonomi global. Jika dia ingin berhasil, dia harus melemahkan kekuatan China yang luar biasa dalam ekonomi global. Dia juga harus membuat langkah yang akan mendorong perusahaan multinasional AS untuk memulangkan aktivitas mereka di luar negeri.

Dalam upaya untuk memecah ketergantungan AS terhadap China, Trump memulai perang dagang, menaikkan tarif, menarik diri dari pakta perdagangan multilateral, dan menyerang lembaga-lembaga seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Setelah berbulan-bulan mencoba untuk menghancurkan ekonomi China, Trump akhirnya menetapkan Perjanjian Perdagangan tahap pertama, yang jauh dari tujuan awal pemerintahannya. Sementara itu, ekonomi China bengkok tetapi tidak pecah, dan ekonomi AS rusak seiring konsumen dan bisnis terpaksa beroperasi dengan biaya dengan tarif yang lebih tinggi.

Baca juga: AS dan China Ubah Virus Corona Jadi Permainan Geopolitik

Sekarang, hampir dua bulan setelah kesepakatan dagang ditandatangani, sepertinya kesepakatan itu tidak pernah terpenuhi, tutur James Hyerczyk.

Sementara itu, virus corona telah melakukan lebih banyak kerusakan pada ekonomi dan aspirasi geopolitik China daripada perang dagang Trump. Selain itu, virus corona juga telah menjadi ancaman utama bagi ekonomi AS.

Pemilihan Kembali Trump Mungkin Bergantung pada Pengendalian Virus Corona

Jika China dapat membendung virus dan kembali bekerja, maka dampaknya akan ringan. Ekonomi AS akan terpukul, tetapi akan pulih.

Namun, harapan China untuk menarik investasi asing dan menjadi ekonomi terbesar dunia akan pupus. Skenario ini kemungkinan akan membantu Trump memenangkan pemilu, menurut James Hyerczyk.

Jika virus terus menyebar di luar China, maka ekonomi AS kemungkinan akan semakin melemah jika mulai kehilangan lalu lintas utama dari Asia dan Eropa. Dalam hal ini, pemilihan ulang Trump akan terancam.

Jadi, walau virus corona mungkin berhasil dalam melemahkan kekuatan ekonomi global China, dan mencapai apa yang coba dilakukan Trump selama perang dagang, itu tidak akan membantunya terpilih kembali jika itu juga menurunkan ekonomi AS yang bergantung pada China.

 

Penerjemah dan editor: Aziza Fanny Larasati

Keterangan foto utama: Anggota staf China merapikan bendera AS dan China sebelum sesi pembukaan negosiasi perdagangan antara AS dan perwakilan dagang China di Wisma Negara Diaoyutai di Beijing, China, 14 Februari 2019. (Foto: Reuters/Mark Schiefelbein)

Perang Dagang dan Virus Corona Ungkap Ketergantungan AS pada China

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top