Ini Peristiwa-Peristiwa Terbaru di Laut China Selatan
Kapal-kapal Angkatan Laut AS, Angkatan Laut India, Pasukan dari Angkatan Laut Bela Diri Jepang, dan Angkatan Laut Filipina, berlayar dalam formasi di laut, dalam foto yang baru-baru ini dirilis oleh Pasukan Angkatan Laut Bela Diri Jepang pada 9 Mei 2019. (Foto: Japan Maritime Self-Defense Force/Handout via Reuters)
Laut China Selatan terus menjadi titik panas yang diperebutkan negara-negara yang memiliki klaim yang saling tumpang tindih di perairan tersebut. Berikut ini adalah peristiwa-peristiwa penting dan terbaru yang terjadi di Laut China Selatan yang perlu kita tahu.
Berikut ini adalah perkembangan terbaru di Laut China Selatan, di mana China beradu dengan negara-negara tetangga kecil dalam beberapa sengketa teritorial atas pulau, terumbu karang, dan laguna. Perairan ini adalah rute pengiriman utama untuk perdagangan global dan kaya akan ikan serta cadangan minyak dan gas.
ANGKATAN LAUT AS DALAM OPERASI BERSAMA DI LAUT CHINA SELATAN
Pada Minggu (6/10), armada ke-7 AS mengatakan bahwa kapal-kapal dan pesawat-pesawat dari Ronald Reagan Carrier Strike Group dan Boxer Amphibious Ready Group menggelar “latihan militer kelas atas” di Laut China Selatan.
“Operasi kami di Indo-Pasifik fokus pada menjaga stabilitas dan keamanan regional,” kata Laksamana Muda George Wikoff, komandan Gugus Tugas 70, dikutip dalam rilis pers dari Armada Pasifik.
“Kehadiran kami mencerminkan komitmen kami terhadap nilai-nilai bersama kami dengan banyak mitra dan sekutu di kawasan ini, dan kami siap untuk mencegah mereka yang menentang nilai-nilai ini dengan kekuatan yang luar biasa terhadap armada gabungan kami,” kata Wikoff.
Kelompok penyerang USS Ronald Reagan termasuk Carrier Air Wing FIVE, kapal penjelajah rudal berpemandu kelas Ticonderoga, dan kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke dari Destroyer Squadron FIFTEEN.
Boxer Amphibious Ready Group termasuk kapal dermaga amfibi transportasi kelas San Antonio, kapal pendarat dermaga kelas Harpers Ferry dan Unit Ekspedisi Marinir ke-11.
FILIPINA MEMPROTES KEBERADAAN KAPAL CHINA
Filipina mengajukan protes diplomatik terhadap China minggu lalu, setelah kapal penjaga pantai China dilaporkan mendekati dangkalan yang diduduki Filipina di Laut China Selatan.
Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr.—yang tengah menemani Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam kunjungan ke Rusia—mengeluarkan perintah (yang biasanya dirahasiakan) di Twitter kepada para pejabat di Departemen Luar Negeri Filipina.
Hubungan antara Filipina dan China telah jauh meningkat di bawah Duterte, tetapi keretakan teritorial masih menjadi masalah pelik.
Panglima militer Filipina telah melaporkan kegiatan baru kapal penjaga pantai China di Dangkalan Second Thomas, di mana marinir Filipina mengawasi kapal angkatan laut tersebut.
Locsin mengetwit: “Apakah saya harus pulang untuk mengajukan protes diplomatik itu sendiri? Itu sumber dari militer. Bukan outlet media sipil. Ajukan sekarang!!!”
Sebuah kapal penjaga pantai China berupaya memblokir kapal Filipina di Laut China Selatan, 29 Maret 2014. (Foto: Associated Press/Bullit Marquez)
Tidak ada komentar langsung dari pejabat Kedutaan Besar China di Manila. Sebelumnya, mereka telah mengklaim Kedaulatan China atas dangkalan itu.
Di bawah Duterte, para pejabat China dan Filipina telah mengadakan perundingan untuk menghindari pertemuan yang berpotensi berbahaya di perairan tersebut, yang telah mereda tetapi terus terjadi dari waktu ke waktu. Seorang pejabat Filipina mengatakan kepada The Associated Press bahwa sebuah kapal pasokan Filipina diblokir oleh sebuah kapal China di Dangkalan Second Thomas pada bulan Mei.
LATIHAN BERSAMA ANGKATAN LAUT AS, JEPANG, DAN INDIA
Kapal selam kelas Los Angeles USS Oklahoma City pada 30 September bergabung dengan pasukan kapal, pesawat terbang, dan personel dari angkatan laut AS, Jepang, dan India.
Latihan Malabar 2019 yang diselenggarakan oleh Jepang tersebut menyatukan saingan-saingan utama China di wilayah itu, dalam apa yang China mungkin pandang sebagai upaya untuk meredam pengaruh yang semakin luas dan pernyataan klaim teritorialnya.
Latihan ini adalah yang terbaru dari serangkaian latihan maritim tahunan yang dimulai pada tahun 1992, di mana Jepang menjadi peserta rutin sejak tahun 2015. Latihan tahun ini, yang dimulai akhir bulan lalu, bertujuan untuk meningkatkan interoperabilitas antara pasukan maritim India, Jepang, dan AS, dan memberikan kesempatan untuk melakukan keterlibatan yang menyoroti kerja sama AS dengan sekutu dan mitra di Indo-Pasifik, kata Armada ke-7 AS.
Oklahoma City mengambil bagian dalam fase latihan di laut, yang mencakup beberapa latihan militer anti-kapal selam, latihan komunikasi, latihan manuver, pengenalan kapal selam, latihan pelacakan, dan latihan foto, kata armada itu.
Selain itu, kapal selam serangan cepat kelas Los Angeles USS Key West bergabung dalam latihan bilateral Pasifik Griffin dengan Angkatan Laut Singapura pada 24 September hingga 10 Oktober di dekat Guam.
Latihan dua tahunan ini dirancang untuk “meningkatkan keterampilan perang gabungan dan eksekusi taktis,” kata Armada ke-7.
JEPANG: CHINA MENGGUNAKAN PAKSAAN UNTUK MENGUBAH STATUS QUO
Buku Putih Pertahanan Jepang tahun 2019 mengatakan bahwa China telah mempertahankan pengeluaran besar “tanpa transparansi” untuk angkatan bersenjatanya, dan berfokus pada nuklir, rudal, angkatan laut, dan udara.
Laporan tahunan yang dirilis akhir bulan lalu mengatakan bahwa di Laut China Selatan, China “melanjutkan kegiatan militerisasinya, serta memperluas dan mengintensifkan kegiatannya di domain maritim dan udara dengan mengerahkan pesawat.”
“China terus berupaya secara sepihak untuk memaksa mengubah status quo untuk menciptakan fait accompli,” kata laporan itu, yang mencerminkan pandangan yang dipegang oleh sekutu AS lainnya seperti Australia dan Filipina.
Laporan itu mengatakan bahwa di Laut China Timur—di mana China mengklaim laut dan pulau-pulau yang dikendalikan oleh Jepang—Angkatan Laut dan Angkatan Udara China telah “memperluas dan mengintensifkan kegiatan mereka di wilayah laut dan wilayah udara Jepang di sekitarnya, termasuk daerah di sekitar Kepulauan Senkaku,” yang dikenal dalam bahasa China sebagai Kepulauan Diaoyu.
China “kemungkinan merencanakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatannya, dan ada juga upaya untuk membangun kemampuan operasional bersama.”
Ketegangan atas klaim China atas Laut China Timur telah meletus menjadi kekerasan anti-Jepang di China dalam beberapa tahun terakhir, dan China telah menuntut agar Angkatan Laut Jepang menjauhi Laut China Selatan, yang telah diabaikan Jepang.
Keterangan foto utama: Kapal-kapal Angkatan Laut AS, Angkatan Laut India, Pasukan dari Angkatan Laut Bela Diri Jepang, dan Angkatan Laut Filipina, berlayar dalam formasi di laut, dalam foto yang baru-baru ini dirilis oleh Pasukan Angkatan Laut Bela Diri Jepang pada 9 Mei 2019. (Foto: Japan Maritime Self-Defense Force/Handout via Reuters)
Ini Peristiwa-Peristiwa Terbaru di Laut China Selatan