Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengajukan kekebalan dari penuntutan dalam tiga kasus korupsi di mana ia menghadapi dakwaan atas penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Netanyahu mengajukan permintaan kekebalan ke Knesset pada Rabu (1/1) malam. Pasalnya, ia berencana memimpin negara itu “selama bertahun-tahun yang akan datang.”
“Undang-undang kekebalan dimaksudkan untuk melindungi pejabat terpilih dari proses hukum palsu, dari dakwaan politik yang dimaksudkan untuk merusak kehendak rakyat,” kata Netanyahu dalam pernyataan yang disiarkan televisi Rabu malam di Yerusalem.
“Undang-undang ini bertujuan untuk memastikan bahwa mereka yang terpilih dapat melayani rakyat sesuai dengan kehendak rakyat, bukan kehendak panitera hukum,” sambungnya.
Tuduhan terhadap Netanyahu diluncurkan pada November. Dia terus menampik tuduhan itu sepanjang proses pidana yang sedang berlangsung, menyebutnya “percobaan kudeta” yang dipimpin oleh sayap kiri dan media.
Pesaingnya Benny Gantz, yang memimpin partai Biru dan Putih, mengecam permintaan Netanyahu, dengan mengatakan para pemilih akan memiliki dua pilihan dalam pemilu Maret mendatang.
“… kepentingan Netanyahu akan menang atau kepentingan nasional akan menang. Atau akan ada pemerintah dengan kekebalan yang ekstrim atau akan ada pemerintah dengan persatuan. Atau kerajaan Netanyahu atau Negara Israel,” kata Gantz tak lama setelah Netanyahu berbicara, dikutip dari CNN.
“Biru dan Putih yang dipimpin oleh saya akan melakukan segalanya sesuai dengan hukum,” ujarnya lagi.
Anggota Knesset, termasuk Perdana Menteri, berhak secara hukum untuk meminta kekebalan parlemen dari penuntutan. Permintaan tersebut dipertimbangkan oleh Komite DPR Knesset. Jika permintaan disetujui di panitia, maka akan diteruskan ke pemungutan suara di Knesset.
Namun, Komite DPR belum dibentuk sejak pemilu Israel pada April, yang telah memulai periode kebuntuan politik yang berkepanjangan. Pemilu September juga gagal memecah kebuntuan itu, dengan tidak ada Komite DPR yang dibentuk. Tanpa komite, tidak ada cara untuk mempertimbangkan permintaan Netanyahu untuk kekebalan, menempatkan proses pidana terhadap Perdana Menteri tertahan setidaknya sampai pemilu mendatang pada 2 Maret.
Anggota oposisi mengatakan mereka akan berusaha untuk membentuk Komite sementara untuk mempertimbangkan permintaan kekebalan, tetapi masih belum jelas apakah langkah seperti itu akan terjadi.
Jika diberikan, kekebalan dari penuntutan hanya berlaku untuk Knesset saat ini, artinya Netanyahu harus meminta kekebalan lagi setelah pemilu berikutnya.
Beberapa saat setelah Netanyahu menyelesaikan pernyataannya, mantan Menteri Pertahanan Avigdor Liberman mengatakan Partai Yisrael Beiteinu-nya akan memilih dengan suara bulat untuk menentang kekebalan.
“Sekarang jelas tanpa keraguan. Netanyahu hanya tertarik pada kekebalan,” kata Liberman dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNN.
Jika permintaan kekebalan ditolak, Netanyahu tidak harus segera mengundurkan diri. Di bawah hukum Israel, ia dapat tetap menjadi Perdana Menteri saat persidangan berlangsung. Dia hanya harus mengundurkan diri jika dia dihukum dan bahwa hukuman ditegakkan melalui proses banding, sebuah proses yang bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Di bawah hukum Israel, anggota Knesset dapat meminta kekebalan dengan mengutip satu dari empat alasan:
Perlindungan kebebasan berekspresi
Jaksa bertindak dengan itikad buruk atau mendiskriminasi anggota tersebut
Knesset telah mendisiplinkan anggota dan tidak ada kepentingan publik dalam persidangan
Proses pidana akan menyebabkan kerusakan serius pada fungsi Knesset, komitenya, atau kehendak pemilih. Selain itu, tidak akan ada kerusakan yang cukup besar bagi kepentingan publik tanpa pengadilan.
Sejak undang-undang kekebalan diperbarui pada 2005, tidak ada anggota Knesset yang diberikan kekebalan dari penuntutan. Sebelum 2005, kekebalan parlementer secara otomatis diberikan kepada anggota Knesset. UU itu diubah untuk memaksa mereka untuk mengajukan permintaan resmi, yang kemudian akan dipertimbangkan oleh Komite DPR Knesset.
Dalam beberapa minggu terakhir, Netanyahu mulai melayangkan gagasan pengajuan kekebalan di kampanye, menghangatkan basis pemilihnya untuk kemungkinan itu.
Pada Minggu (29/12), di acara di Tel Aviv, Netanyahu menyatakan, “Kekebalan tidak menentang demokrasi. Kekebalan adalah landasan demokrasi.”
Kerumunan itu bersorak, dengan beberapa berteriak, “Ajukan kekebalan!”
Investigasi yang panjang
Sejak investigasi diumumkan tiga tahun lalu, Netanyahu telah mengecam investigasi sebagai perburuan penyihir berbasis media.
Ketika investigasi maju, Netanyahu menajamkan retorikanya dan memperluas serangannya, dengan mengatakan, “Setiap hari, darah saya, darah istri saya, darah anak-anak saya ditumpahkan oleh mereka yang berniat jahat.”
Menyebut penyelidikan itu “terkontaminasi” dan menuntut agar “para penyelidik itu diselidiki,” Netanyahu mulai menyerang sistem peradilan, polisi, dan kantor kejaksaan negara.
“Ada satu hukum untuk yang lain, dan satu hukum untuk Netanyahu,” katanya pada November ketika dakwaan diumumkan, dikutip dari CNN.
Seiring spekulasi berkembang awal pekan ini bahwa Netanyahu akan meminta kekebalan, Ayman Odeh, kepala Daftar Gabungan Arab, mengetwit pada Sabtu (28/12), “Saya menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk mengajukan kekebalan terhadap flu, bukan terhadap tuduhan suap.”
Keputusan untuk mengizinkan pembentukan Komite DPR Knesset sekarang beralih ke Ketua Knesset Yuli Edelstein, anggota partai Likud Netanyahu. Jika Edelstein memutuskan untuk tidak mengizinkan komite untuk terbentuk, proses hukum terhadap Netanyahu bisa tetap macet sampai setelah pemilu Maret. Kebuntuan hukum Israel akan cocok dengan kebuntuan politiknya.
Penerjemah: Nur Hidayati
Editor: Purnama Ayu Rizky
Keterangan foto utama: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selama konferensi pers di Ramat Gan, Israel, Selasa, 10 September 2019 menjabarkan rencananya untuk menganeksasi Lembah Jordan. (Foto: Getty Images/Agence France-Presse/Menahem Kahana)
PM Israel Netanyahu Ajukan Kekebalan dari Dakwaan Korupsi