Presiden Iran
Global

Presiden Iran: Sanksi Amerika Bisa Tingkatkan Peredaran Obat Terlarang

Berita Internasional > Presiden Iran: Sanksi Amerika Bisa Tingkatkan Peredaran Obat Terlarang

Sanksi Amerika Serikat terhadap Iran yang diberlakukan kembali, akan membuat semakin banyaknya peredaran obat-obatan terlarang yang masuk ke AS. Hal itu disampaikan oleh presiden Iran, Hassan Rouhani. Lokasi strategis Iran antara Afghanistan dan Eropa memainkan peran penting dalam memerangi perdagangan narkoba.

Baca Juga: Hassan Rouhani: Warga Iran ‘Kehilangan Kepercayaan Atas Republik Islam’

Oleh: Mohammed Tawfeeq (CNN)

Pada hari Sabtu, Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan bahwa sanksi yang diberlakukan kembali oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Iran tidak akan membantu negaranya dalam memerangi perdagangan narkoba dan akan membuka pintu bagi obat-obatan terlarang ke negara-negara barat, termasuk Amerika Serikat.

Rouhani membuat pernyataan itu saat berbicara pada konferensi anti-terorisme yang dihadiri oleh ketua parlemen dari Afghanistan, Pakistan, Turki, China dan Rusia. Rouhani mengatakan “memboikot Iran akan merongrong kemampuan kita untuk memerangi narkoba dan terorisme,” menurut berita Tasnim milik pemerintah Iran.

“Dengan membuat Iran lemah melalui sanksi, banyak orang tidak akan aman. Mereka yang tidak percaya apa yang kami katakan, mereka lebih baik melihat peta,” kata Rouhani.

Presiden Iran tersebut mengatakan negaranya telah menghabiskan jutaan dolar setiap tahun dalam perang melawan perdagangan narkoba, “hasil yang menjamin kesehatan orang-orang dari Eropa Timur ke Amerika Barat dan dari Afrika Utara ke Asia Barat.”

“Saya memperingatkan semua pihak yang memboikot, bahwa jika kemampuan kami dalam memerangi narkoba dan terorisme di tempat asal mereka dilemahkan, kalian tidak akan dapat melindungi diri dari konsekuensinya, yang meliputi narkoba, pengungsi, bom serta pembunuhan,” kata Rouhani.

Lokasi strategis Iran antara Afghanistan dan Eropa memainkan peran penting dalam memerangi perdagangan narkoba.

Baca Juga: Rouhani: Iran Tak Inginkan Perang, Sanksi, Ancaman, atau Penindasan

Perbatasan sepanjang 900 kilometer dengan Afghanistan itu “telah digunakan sebagai saluran utama untuk menyelundupkan obat-obatan Afganistan ke keranjang narkotika di Eropa,” Tasnim melaporkan pada Mei 2018.

Presiden Iran Hassan Rouhani pada hari Sabtu (8/12) memperingatkan bahwa pemberlakuan kembali sanksi AS terhadap Iran tidak akan membantu Iran dalam memerangi perdagangan narkoba dan akan membuka pintu bagi obat-obatan terlarang ke negara-negara barat termasuk Amerika Serikat. (Foto: Tasnim)

Pada tahun 2018, pasukan anti-narkotika Iran menyita lebih dari 330 ton obat terlarang di seluruh negeri, media pemerintah Iran melaporkan.

Menurut laporan PBB, Afghanistan dianggap sebagai sumber utama opium, morfin, dan heroin untuk Iran, Pakistan, India, dan Asia Tengah. Afghanistan juga merupakan sumber utama heroin di Eropa.

“Meningkatnya upaya penegakan hukum oleh Iran tampaknya membatasi ekspor opium Afghanistan dan karenanya berkontribusi pada penurunan produksi opium,” kata laporan PBB.

Amerika Serikat pada bulan November secara resmi memberlakukan kembali sanksi yang sebelumnya telah dicabut sebagai bagian dari kesepakatan nuklir Iran. Pemerintahan Trump menambahkan hampir 700 target, termasuk 50 lembaga keuangan Iran, ke daftar sanksi.

Para pejabat pemerintahan Trump mengatakan, sanksi yang kembali diberlakukan menandai upaya intensifikasi untuk mencekik ekonomi Iran untuk menekan rezim itu agar mengubah rencana nuklirnya. Setiap perusahaan atau negara yang melakukan bisnis dengan Iran akan merasakan sanksi AS, kata mereka.

 

Keterangan foto utama: Iran mengatakan sanksi tidak akan membantu memerangi obat-obatan terlarang (Foto: Tasnim)

Presiden Iran: Sanksi Amerika Bisa Tingkatkan Peredaran Obat Terlarang

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top