Protes Hong Kong Nodai Parade Militer China
Asia

Protes Hong Kong Nodai Parade Militer China

Para pengunjuk rasa membawa papan protes bertuliskan “Bebaskan Demokrasi Hong Kong Sekarang” ketika mereka berkumpul di Hong Kong, China, 28 Agustus 2019 untuk mengecam dugaan pelecehan seksual terhadap seorang demonstran yang ditahan di kantor polisi. (Foto: Reuters/Anushree Fadnavis)
Berita Internasional > Protes Hong Kong Nodai Parade Militer China

Perayaan parade militer China untuk memperingati 70 tahun Partai Komunis China berubah menjadi bencana pencitraan bagi Xi Jinping, seiring protes Hong Kong kembali meletus. Kemegahan parade militer China membuat para pemimpin China terlihat begitu tak berperasaan, menonton pemain biola dan kembang api, sementara orang-orang Hong Kong berdemonstrasi untuk hidup mereka, dan seorang anak terbaring di rumah sakit.

Oleh: Emma Graham-Harrison (The Guardian)

Baca Juga: Risiko Agresi China atas Status Hong Kong sebagai Wilayah Netral

Tanggal 1 Oktober dimaksudkan untuk menjadi pertunjukan parade kekuatan militer dan ekonomi China untuk memperingati 70 tahun pemerintahan komunis, dan perayaan Presiden China Xi Jinping.

Tetapi di saat parade militer China yang heboh digelar di Beijing, satu bagian dari China kembali bergejolak, di mana orang-orang Hong Kong mengalir ke jalan-jalan untuk menantang visi Xi untuk China.

Menjelang sore hari di Hong Kong, seorang siswa berusia 18 tahun ditembak di dadanya oleh seorang polisi, Hong Kong diliputi kekacauan hebat, dan perayaan ulang tahun militeristik Beijing ternodai dalam berita utama internasional.

“Ini dimaksudkan untuk menjadi perayaan hebat, tetapi ini benar-benar bencana pencitraan,” kata Louisa Lim, seorang dosen senior di Universitas Melbourne dan penulis The People’s Republic of Amnesia, sebuah buku tentang protes tahun 1989 terhadap pemerintah China.

Dia menunjukkan bahwa seiring jalan-jalan Hong Kong dipenuhi dengan gas air mata, meriam air, asap, dan api yang dinyalakan oleh para demonstran, para pemimpin senior di Beijing menggelar gala dinner. Di antara mereka adalah Carrie Lam, Kepala Eksekutif Hong Kong.

“Itu membuat para pemimpin China terlihat begitu tak berperasaan, menonton pemain biola dan kembang api, dan di sini orang-orang Hong Kong berdemonstrasi untuk hidup mereka, dan seorang anak terbaring di rumah sakit,” kata Lim. “Ini benar-benar ironis.”

Baca Juga: Protes Hong Kong Meletus Jelang Perayaan HUT ke-70 China

Para penampil mengibarkan bendera China, Hong Kong, dan Makau selama parade yang menandai peringatan ke-70 berdirinya Republik Rakyat China, pada Hari Nasional di Beijing, China, 1 Oktober 2019. (Foto: Reuters/Jason Lee)

Secara individual, para guru, pekerja logistik, pensiunan, siswa, dan lainnya yang keluar untuk berdemonstrasi memiliki kekuatan yang sangat kecil di luar hak untuk memprotes; di bawah hukum Hong Kong, mereka bahkan tidak dapat memilih pemimpin mereka sendiri dalam pemilu.

Tapi bersama-sama, mereka mungkin menjadi tantangan terbesar bagi Xi, berisiko terluka dan ditangkap untuk mengecam “mimpi China” Xi sebagai kebohongan, mengekspos kerapuhan klaim Xi pada persatuan nasional, dan berjuang untuk masa depan yang berbeda.

Pendekatan China untuk perayaan Hari Nasional di Beijing dan Hong Kong menggarisbawahi betapa terhambatnya para pemimpin China dalam mengatasi pemberontakan rakyat.

Partai Komunis selama bertahun-tahun melakukan praktik perencanaan pusat, pengiriman propaganda, dan kontrol politik yang rusak, dan hampir tidak ada pengalaman menanggapi tekanan rakyat.

Itu membuat parade militer di Beijing direncanakan dengan sangat teliti, untuk memastikan setiap inci yang dilewati limusin Xi akan berada dalam formasi sempurna.

Namun dihadapkan pada gelombang protes rakyat di Hong Kong, Partai Komunis tampak tidak berdaya. Di Hong Kong pemerintah tidak dapat dengan mudah mengontrol pengiriman pesan, menggunakan kekuatan untuk menghancurkan lawan-lawannya, atau sistem hukum untuk mengumpulkan mereka, dan para pejabat tampaknya tidak mampu atau tidak mau untuk mencari alternatif.

“Masalahnya adalah bahwa buku pedoman mereka tidak benar-benar diperlengkapi untuk populasi seperti Hong Kong, namun mereka masih terus melakukannya, bahkan ketika situasinya semakin akut,” kata Lim.

“Ini menunjukkan batas strategi yang digunakan terhadap Hong Kong. Tampaknya pihak berwenang percaya bahwa kekerasan dan intimidasi akan berhasil, tetapi jika Anda melihat jumlah orang yang keluar hari ini, meskipun protes tidak disahkan, orang-orang tidak merasa terintimidasi.”

Keterangan foto utama: Para pengunjuk rasa protes Hong Kong membawa papan protes bertuliskan “Bebaskan Demokrasi Hong Kong Sekarang” ketika mereka berkumpul di Hong Kong, China, 28 Agustus 2019 untuk mengecam dugaan pelecehan seksual terhadap seorang demonstran yang ditahan di kantor polisi. (Foto: Reuters/Anushree Fadnavis)

Protes Hong Kong Nodai Parade Militer China

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top