Asia

Sakit-sakitan, Kepemimpinan Duterte di Tengah Krisis Dipertanyakan

Berita Internasional > Sakit-sakitan, Kepemimpinan Duterte di Tengah Krisis Dipertanyakan
Advertisements

Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang sering sakit-sakitan, tak terlihat di depan umum selama krisis virus corona, sehingga kepemimpinan beliau dipertanyakan.

Seiring Filipina bergulat dengan krisis virus corona yang berasal dari China, kekhawatiran tentang kondisi kesehatan Presiden Rodrigo Duterte meningkat. Presiden Duterte tak muncul di depan publik sepanjang Januari.

Presiden populis yang berusia 74 tahun itu sebelumnya telah menjadwalkan wawancara tatap muka dengan juru bicara kepresidenannya. Dalam wawancara itu, Duterte rencananya akan menjelaskan kebijakan dalam mengatasi masalah paling mendesak di negara itu, termasuk penanganannya terhadap virus corona dan kemunduran hubungan Filipina-AS baru-baru ini.

Namun, wawancara itu telah dibatalkan dua kali karena pemimpin nasional tersebut “merasa tidak enak badan.”

Menurut laporan Asia Times, meskipun populer di kalangan rakyatnya (salah satu jajak pendapat menunjukkan peringkat persetujuannya sebesar 87 persen pada Desember), kepemimpinan Duterte semakin tidak menentu dan sering absen.

Baca Juga: Fakta Aneh China yang Harus Diketahui (Nomor 30-21)

Awal tahun ini, Duterte juga menunda kunjungan ke beberapa bagian Mindanao, pulau asalnya, yang dilanda gempa bumi besar. Pada saat itu, juru bicara kepresidenannya mengutip kondisi kesehatannya yang memburuk sebagai alasan penundaan kunjungan presiden itu.

Oktober lalu, Duterte pulang lebih awal dalam kunjungan resmi ke Jepang untuk upacara penobatan Kaisar Naruhito. Banyak media menilai kunjungan itu sebagai kecerobohan diplomatik. Di acara ini, presiden terlihat sangat tidak nyaman dengan sakit punggungnya.

Presiden Filipina itu telah mengakui ia menderita berbagai kondisi kesehatan, mulai dari penyakit Buerger, penyakit pembuluh darah dan arteri, dan myasthenia gravis, penyakit otot jangka panjang.

Dia juga mengaku sempat kecanduan obat penghilang rasa sakit di masa lalu, yang dilaporkan mulai ia konsumsi setelah menderita cedera punggung dalam kecelakaan sepeda motor.

Pengumuman kecanduannya ini disindir banyak pihak sebagai kemunafikan presiden, karena sangat kontras dengan kampanye anti-narkoba yang ia lakukan. Kampanye mematikan itu telah membunuh ribuan pengguna dan tersangka narkoba sejak 2016.

Para pejabat tinggi Duterte secara konsisten menyepelekan dampak masalah kesehatan presiden terhadap kemampuan kepemimpinan beliau. Mereka memiliki motivasi politik untuk melakukan hal itu: di bawah Konstitusi Filipina, wakil presiden secara otomatis mengambil alih tugas kepemimpinan jika presiden tidak mampu.

Dalam demokrasi unik Filipina, wakil presiden sering, termasuk saat ini, diduduki oleh anggota oposisi utama. Wakil Presiden Leni Robredo, yang merupakan pengacara dan mantan aktivis sosial, adalah salah satu kritikus Duterte yang paling vokal.

Hal itu mungkin menjelaskan mengapa Malacanang, istana presiden, telah berulang kali menolak mempublikasikan riwayat kesehatan Duterte. Beberapa kritikus mengatakan kesehatan Duterte yang memburuk telah menyebabkan penilaian politik yang buruk. Pada malam saat Gunung Taal meletus, yang menyebabkan puluhan ribu warga mengungsi, Duterte terekam sedang bersepeda santai. Robredo, sementara itu, terlihat sibuk membantu para pengungsi.

Baca Juga: Ada Kesepakatan Dagang atau Tidak, China Akan Lanjutkan Serangan Siber

Apakah masalah kesehatan Duterte telah mengaburkan penilaiannya dalam menangani krisis virus corona Wuhan juga dipertanyakan.

Pada awalnya, pemerintahannya mendapat kritik tajam karena dianggap gagal memprioritaskan kesehatan dan perlindungan masyarakatnya dari virus mematikan demi hubungan diplomatik dengan China.

Kekhawatiran kesehatan itu mencapai puncaknya setelah Filipina melaporkan korban meninggal karena virus corona pada 1 Februari.

Lebih dari 100 warga negara China dari Wuhan memasuki Filipina, memicu kemarahan di kalangan warga Filipina terhadap kecerobohan pemerintah.

Seiring isu-isu politik dan kesehatan bercampur dalam minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang, pertanyaan tentang kesehatan mental dan fisik Duterte akan terus memicu perdebatan mengenai kepemimpinan beliau di saat krisis.

 

Penerjemah: Nur Hidayati

Editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama artikel kepemimpinan Duterte: Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah terjangkit penyakit, sehingga banyak pihak yang mempertanyakan kepemimpinannya di tengah krisis sekarang. (Foto pendukung artikel kepemimpinan Duterte: AP/Bullit Marquez)

Sakit-sakitan, Kepemimpinan Duterte di Tengah Krisis Dipertanyakan

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top