Elektabilitas Ganjar Pranowo menyalip Anies Baswedan. Mungkinkan jalan Ganjar jadi RI-1 bisa mulus pada 2024?
Sejumlah lembaga survei memetakan kandidat potensial yang digadang-gadang bakal meramaikan bursa Calon Presiden (Capres) 2024 mendatang. Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah termasuk salah satu pemimpin daerah yang turut masuk di dalamnya.
Survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA misalnya, dari 14 nama tokoh yang berpotensi menjadi calon presiden pada 2024, dua calon di antaranya berasal dari PDIP, yakni Gubernur Jawa Tengah dan Ketua DPR Puan Maharani. Nama putra Megawati, Prananda Prabowo tak masuk hitungan, lantaran menurut peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar, ia tak terlalu populer. Kendati begitu, imbuhnya, Ganjar disebut-sebut bakal mengungguli pencalonan Puan.
“Memang kalau soal track record dan sebagainya, Pak Ganjar lebih baik,” tutur Rully di kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur. Pasalnya, ujar Rully, Ganjar mempunyai kelebihan karena berhasil menang di Jawa Tengah. Sementara posisi Puan sebagai Ketua DPR, kata dia, lebih banyak menerima kritik. Puan hanya moncer karena posisinya sebagai putri Megawati, sehingga tetap memiliki kans besar maju sebagai Capres.
“Ya dia ada ibunya sebagai ketua umum partai. Itu sebabnya kita masukan meski kapabilitasnya belum tentu seimbang dengan Ganjar,” tegasnya kepada Tirto.
Senada, survei Indonesia Political Opinion (IPO) juga memasukkan nama Ganjar di antara deretan tokoh potensial Pemilihan Presiden 2024. Alumni UGM itu muncul sebagai kepala daerah yang paling punya potensi diusung sebagai Capres PDIP. Namun, ia terjegal bayang-bayang kuat Puan Maharani karena berasal dari partai politik yang sama.
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah Putra mengatakan kepada Sindo, dalam daftar kepala daerah yang berpotensi maju di Pilpres, Ganjar Pranowo memiliki potensi sebagai Capres sebesar 72,5 persen dan potensi sebagai calon wakil presiden (Cawapres) sebesar 27,5 persen.
Perolehan Ganjar menyalip Anies Baswedan yang harus berpuas diri dengan angka 23,0 persen sebagai Capres dan potensi Cawapres lebih tinggi sebesar 77,0 persen. Beberapa alasan kenapa Jakarta-1 itu berada di bawah Ganjar, karena warga relatif banyak menaruh kekecewaan atas kebijakan Anies memimpin ibu kota. Kejanggalan APBD DKI, gagap kelola banjir, dan kebijakan kontroversial lainnya.
Sementara, untuk Ganjar, ia unggul karena memang punya rekam jejak politik yang tak tercoreng, meskipun tetap ada saja kekurangannya selama memimpin provinsi yang jadi kandang ‘banteng’ itu. Kepuasan publik atas kinerja Ganjar yang termaktub dalam survei Indikator Politik Indonesia relatif tinggi, mencapai 71 persen. Sementara itu, 10 persen responden menyatakan sangat puas terhadap kinerja Ganjar. Adapun 13 persen responden lainnya menyatakan kurang puas dan 1 persen menyatakan tidak puas sama sekali.
Ganjar juga didukung pengalaman berorganisasi dan jaringan sosial yang kuat. Ia menjadi Ketua Umum KAGAMA pada 2014. Ia juga didukung oleh PDI Perjuangan, partai yang turut membesarkan namanya hingga sekarang.
Aktif di media sosial membuat Ganjar disebut sebagai Gubernur Twitter-nya di Indonesia. Sebab, ia membuka akun Twitter-nya untuk sarana komunikasi seluruh warga Jawa Tengah. Aspirasi di segala bidang ditampung Ganjar, mulai dari infrastruktur, pembangunan daerah, hingga tanda nomor kendaraan bermotor yang belum rampung, lapor Tirto. Meskipun ia membuka dirinya untuk aspirasi warga, Ganjar kurang komunikatif dalam menanggapi kasus di Rembang. Ia dinilai tidak cepat tanggap menangani hasil sengketa lahan antara Semen Indonesia dengan warga Rembang yang telah diputuskan Pengadilan Tata Usaha Negara pada Maret 2015.
Jadi, Anda setuju jika Ganjar jadi Capres di Pemilu 2024?
