sanksi AS terhadap Iran
Timur Tengah

Sanksi AS Terhadap Iran: Hassan Rouhani Kecam ‘Perang Psikologis’ Amerika

Berita Internasional >> Sanksi AS Terhadap Iran: Hassan Rouhani Kecam ‘Perang Psikologis’ Amerika

Presiden Iran Hassan Rouhani mengecam Amerika Serikat karena pemulihan kembali sanksi ekonomi. Rouhani menyebut sanksi AS terhadap Iran ini sebagai “perang psikologis”. Langkah ini menyusul penarikan AS dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan, yang juga dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran, awal tahun ini.

Baca Juga: Trump Sebut Iran Buat Kesepakatan untuk Ringankan Sanksi, Penasihat Pemimpin Iran Membantah

Oleh: BBC News

Hassan Rouhani menyebut langkah Amerika Serikat (AS), yang telah berlaku dalam semalam, sebagai “perang psikologis” yang bertujuan untuk “menabur perpecahan di antara rakyat Iran”.

Sanksi AS terhadap Iran tersebut diberlakukan di berbagai sektor, dengan tindakan penghukuman lebih lanjut yang direncanakan terhadap perdagangan minyak Iran.

Uni Eropa telah mengungkapkan penentangannya atas langkah AS itu, bersumpah akan melindungi perusahaan yang melakukan “bisnis yang sah”.

Langkah ini menyusul penarikan AS dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan, yang juga dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran, awal tahun ini.

Kesepakatan itu, yang dinegosiasikan selama masa kepresidenan Barack Obama, membatasi Iran melakukan kegiatan nuklirnya yang kontroversial, dan sebagai gantinya Iran mendapat keringanan sanksi.

Presiden AS Donald Trump menyebut kesepakatan itu “sepihak” dan dia yakin tekanan ekonomi yang diperbarui akan memaksa Iran untuk menyetujui kesepakatan baru dan mengakhiri kegiatan “berbahaya” Iran.

Apa sanksinya?

Trump menandatangani perintah eksekutif yang memulihkan sanksi kembali pada pukul 00:01 EDT (04:01 GMT) pada hari Selasa (7/8). Mereka menargetkan:

  • Pembelian atau akuisisi uang kertas AS oleh pemerintah Iran
  • Perdagangan Iran dalam emas dan logam mulia lainnya
  • Grafit, aluminium, baja, batu bara dan perangkat lunak yang digunakan dalam proses industri
  • Transaksi terkait mata uang rian Iran
  • Kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan utang negara Iran
  • Sektor otomotif Iran

Baca Juga: Iran Tolak Mentah-mentah Tuntutan Amerika: ‘Anda Pikir Siapa Anda?’

Fase kedua direncanakan akan mulai berlaku pada 5 November yang akan berimplikasi pada sektor energi dan pengiriman Iran, perdagangan minyak bumi dan transaksi oleh lembaga keuangan asing dengan Bank Sentral Iran.

Mengapa AS memberlakukan sanksi tersebut?

Pemberlakukan sanksi AS terhadap Iran ini menyusul penarikan Trump dari kesepakatan 2015 awal tahun ini.

Trump telah lama menentang kesepakatan itu, melabelinya sebagai kesepakatan “bencana” dan “kesepakatan terburuk yang pernah saya lihat”.

Hanya AS yang keluar dari kesepakatan itu, penandatangan lainnya tetap berkomitmen pada kesepakatan awal.

Trump mengatakan Iran telah diberi pilihan untuk “mengubah perilaku mengancam, mendestabilisasi dan mengintegrasikan ekonomi global kembali, atau terus menghadapi isolasi ekonomi”.

“Saya tetap terbuka untuk mencapai kesepakatan yang lebih komprehensif yang membahas berbagai macam aktivitas buruk rezim tersebut, termasuk program rudal balistik dan dukungannya untuk terorisme,” kata Trump, Senin (6/8).

Apa reaksi yang terjadi?

Rouhani mengatakan pemerintah AS telah “mengesampingkan diplomasi” dengan melakukan langkah itu.

“Mereka ingin memulai perang psikologis melawan rakyat Iran,” kata Rouhani. “Negosiasi dengan sanksi ini tidak masuk akal. Kami selalu mendukung diplomasi dan perundingan … tapi perundingan butuh kejujuran,”

Dia juga menuduh pemerintahan Trump menggunakan Iran sebagai pengaruh politik domestik menjelang pemilu paruh waktu Amerika Serikat pada bulan November nanti.

Menteri luar negeri Jerman, Inggris dan Prancis merilis sebuah pernyataan pada hari Senin (6/8) yang mengatakan kesepakatan nuklir itu tetap “penting” bagi keamanan global.

Mereka juga mengeluarkan “undang-undang pemblokiran” yang dimaksudkan untuk melindungi perusahaan-perusahaan Eropa yang melakukan bisnis dengan Iran meskipun ada sanksi baru dari AS.

Alistair Burt, menteri negara Inggris untuk Timur Tengah, mengatakan kepada BBC: “Jika sebuah perusahaan ditindak secara hukum oleh sebuah entitas sebagai tanggapan terhadap sanksi Amerika, maka perusahaan itu dapat dilindungi dengan undang-undang Uni Eropa ini.”

Baca Juga: China Tolak Permintaan Amerika untuk Hentikan Impor Minyak Iran

Namun, pembuat mobil dan truk Jerman Daimler, sebuah perusahaan besar yang membuka joint venture di Iran tahun lalu, minggu ini menegaskan bahwa mereka telah menghentikan kegiatan di negara itu.

AS sebelumnya menolak tuntutan untuk membuat pengecualian, dengan Trump berjanji akan memberi “konsekuensi berat” pada perusahaan dan individu yang terus berdagang dengan Iran.

Seorang pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa pemerintah “tidak terlalu khawatir” oleh upaya perlindungan Uni Eropa.

Bagaimana ekonomi Iran akan terpengaruh?

Analisis: Terancam Sanksi Amerika, Iran Berada di Jurang Krisis Ekonomi

Sekelompok pengunjuk rasa di luar Grand Bazaar di Teheran, Iran, pada tanggal 25 Juni 2018. (Foto: ILNA/AP)

Iran telah mengalami kerusuhan sejak bulan Desember lalu karena memburuknya ekonomi negara itu.

Kenaikan harga pangan, pengangguran dan bahkan berkurangnya pasokan air telah menimbulkan protes di sejumlah kota.

Baca Juga: Jika Trump Akhiri Kesepakatan Nuklir Iran, Apa yang Dipertaruhkan?

Demonstrasi di Teheran pada bulan Juni lalu dikatakan sebagai demonstrasi terbesar di ibukota itu sejak tahun 2012.

Seberapa berpengaruhnya kebijakan sanksi AS yang baru ini terhadap Iran masih sulit dipastikan, tetapi ada satu yang pasti, yaitu pengaruh pada mata uang Iran. Mata uang Iran telah kehilangan sekitar setengah nilainya sejak Trump mengumumkan penarikan AS dari kesepakatan nuklir.

Iran sedang memperlonggar aturan valuta asingnya untuk mencoba meningkatkan dana, dan mata uang Iran telah stabil pada bulan ini.

Iran telah menimbun emas sebagai pengaman, dalam jumlah yang mencapai rekor tertinggi Iran.

Pengaruh sanksi ini akan sangat terasa pada bulan November, ketika AS memblokir penjualan minyak Iran.

Hal ini bisa menghentikan sekitar setengah dari ekspor Iran sekitar dua juta barel per hari, meskipun Iran mungkin akan bergantung ke China dan Rusia untuk menjaga industrinya tetap bertahan.

Dana Moneter Internasional mengatakan pada bulan Maret bahwa cadangan resmi bersih Iran dapat menurun tahun ini menjadi $97.8 miliar, yang akan membiayai sekitar 13 bulan impor. Dan analis di BMI Research mengatakan ekonomi Iran dapat berkontraksi sebesar 4,3 persen pada 2019.

Namun, Barbara Slavin, dari Future of Iran Initiative di Dewan Atlantik, mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa saat sanksi telah membuat rakyat sangat menderita, biasanya masyarakat awam menjadi “sangat bergantung” pada pemerintah mereka dan dengan demikian sanksi cenderung tidak akan menggulingkan rezim.

Sanksi AS Terhadap Iran: Hassan Rouhani Kecam ‘Perang Psikologis’ Amerika

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top