Arab Saudi menutup semua masjidnya kecuali dua situs paling suci dalam Islam, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Penutupan semua masjid di Arab Saudi, kecuali Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, dilakukan seiring negara itu meningkatkan upaya untuk membendung virus corona, menurut laporan media pemerintah.
Masjid-masjid akan ditutup sementara untuk salat lima waktu dan salat Jumat, lapor Saudi PressAgency, mengutip dewan ulama senior, yang merupakan badan keagamaan tertinggi kerajaan Saudi.
Pemerintah menyebut larangan itu bersifat “sementara,” tetapi tidak memberi rincian kapan larangan akan dicabut.
Dilaporkan, masjid-masjid akan terus mengumandangkan azan.
Keputusan itu bertujuan mengarahkan jamaah untuk salat di rumah, tetapi tidak mempengaruhi salat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, tambahnya.
Pengumuman itu beresiko menuai protes dari kelompok garis keras, yang memprioritaskan agama melampaui pertimbangan kesehatan.
Dilansir dari Arab News, Arab Saudi mengumumkan 38 kasus baru pada Selasa (17/3), menyusul pengumuman 15 kasus baru pada Senin (16/3). Saat ini, jumlah total yang terinfeksi menjadi 171, tetapi belum ada pasien yang meninggal.
Enam orang sejauh ini telah pulih dengan sisanya masih berada dalam isolasi.
Pada Minggu (15/3), Arab Saudi menyerukan kantor-kantor pemerintah untuk tutup dan memerintahkan pekerjanya tinggal di rumah selama 16 hari.
Akhir bulan lalu, Arab Saudi mengeluarkan larangan untuk orang asing yang mengunjungi Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi. Keputusan itu saja sudah mengganggu perjalanan ribuan Muslim yang telah menuju ke Arab Saudi.
Larangan itu juga berpotensi mempengaruhi rencana jutaan orang yang akan beribadah haji tahun ini.
Ekonomi terbesar di dunia Arab itu juga telah menutup bioskop, mal, dan restoran dalam upaya untuk membendung virus mematikan.
Lebih dari 1.000 kasus virus telah tercatat di enam negara Dewan Kerjasama Teluk, atau Gulf Cooperation Council (GCC), yang terdiri dari Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Qatar, yang memiliki jumlah kasus tertinggi di antara negara-negara GCC, yakni 442 kasus, juga belum melaporkan adanya pasien yang meninggal karena virus corona, yang menyebabkan penyakit COVID-19.
Pada Selasa (17/3), pemerintah Qatar memerintahkan penutupan bank dan semua toko, kecuali apotek dan pengecer makanan.
Qatar sebelumnya telah menutup masjid, melarang masuknya orang asing, dan memerintahkan penutupan bar, bioskop, dan sekolah.
Pertandingan sepak bola dan acara olahraga lainnya, termasuk MotoGP, juga telah dibatalkan.
Negara itu mengatakan akan melarang masuknya orang kecuali warga negara mulai Rabu (18/3). Pemerintah juga telah mengumumkan stimulus ekonomi US$23 miliar sebagai tanggapan terhadap pandemi virus corona.
Pihak berwenang mendesak orang-orang untuk tidak meninggalkan rumah tanpa alasan yang mendesak dan menghindari pertemuan.
Pada Senin (16/3), Kementerian Kesehatan Bahrain mengatakan satu pasien telah meninggal karena virus corona. Pasien itu merupakan pasien pertama yang meninggal akibat penyakit COVID-19 di negara anggota GCC.
Pasien meninggal itu dilaporkan berusia 65 tahun, dan sebelumnya telah memiliki komplikasi medis, kata Kementerian Kesehatan lewat akun Twitternya.
Bahrain telah melaporkan 214 kasus penyakit ini sejauh ini.
Puluhan kasus di Bahrain ditemukan di antara warga yang dievakuasi dari Iran minggu lalu.
Iran telah menjadi negara yang paling terpukul dampak virus corona, dengan 16.169 kasus tercatat dan 988 pasien meninggal.
Penerjemah: Nur Hidayati
Editor: Purnama Ayu Rizky
Keterangan foto utama: Semua masjid di Arab ditutup kecuali Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. (Foto: Reuters)
Semua Masjid di Arab Ditutup Kecuali Masjidil Haram dan Masjid Nabawi