Laut China Selatan
Asia

Sengketa Laut China Selatan, AS Kecam China

Berita Internasional > Sengketa Laut China Selatan, AS Kecam China

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengkritik Tiongkok, usai muncul laporan ikhwal tenggelamnya kapal pencari ikan Vietnam. Paman Sam mengaku sangat prihatin terhadap insiden tersebut. Ini sudah kesekian kalinya, AS mengecam China. Kenapa China tak kapok?

Pada Senin (5/4), Departemen Luar Negeri AS mengkritik China setelah muncul laporan, kapal penangkap ikan Vietnam telah tenggelam di dekat Kepulauan Paracel yang disengketakan.

Dalam sebuah pernyataan, Morgan Ortagus, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, berujar kepada The Diplomat, “Saya sangat prihatin dengan laporan tenggelamnya kapal penangkap ikan oleh RRC di sekitar Kepulauan Paracel, Laut China Selatan.”

Baca Juga: Curi Peluang di Tengah Krisis, Militer China Diperkuat di Laut China Selatan

“Insiden ini adalah yang terbaru dari serangkaian tindakan China untuk menegaskan klaim kelautan yang melanggar hukum dan merugikan tetangga-tetangga Asia Tenggara di Laut China Selatan,” tambahnya.

Kementerian Luar Negeri Vietnam di tempat terpisah mengatakan, kapal penangkap ikan nomor QNg 90617 TS, “dihalangi, ditabrak, dan ditenggelamkan” oleh kapal penjaga pantai Tiongkok.

Seperti yang dilaporkan The Diplomat, insiden itu melibatkan kapal pengintai maritim Tiongkok. Baik China dan Vietnam mengklaim, kapal pihak lain secara ilegal beroperasi di daerah tersebut; keduanya saling mendaku diri sebagai pemilik area Kepulauan Paracel.

“Sejak pecahnya pandemi global, Beijing juga telah mengumumkan ‘stasiun penelitian’ baru di pangkalan militer yang dibangunnya di atas Fiery Cross Reef dan Subi Reef. Selain itu, Negeri Tirai Bambu ini pun mendaratkan pesawat militer khusus di Fiery Cross Reef, tambah pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

“Kami menyerukan kepada China untuk tetap fokus pada mendukung upaya internasional untuk memerangi pandemi global, dan berhenti mengeksploitasi kerentanan negara lain untuk memperluas klaimnya yang melanggar hukum di Laut China Selatan.”

Amerika Serikat beberapa waktu belakangan kerap mengritik China karena tindakan sembarangan negara ini di sekitar perairan sengketa tersebut. Sebelumnya, pada Agustus lalu, Departemen Pertahanan AS mengkritik Tiongkok karena perilaku yang digambarkannya sebagai “penindasan.”

“Tiongkok tidak akan memenangkan kepercayaan dari tetangga-tetangganya atau rasa hormat dari komunitas internasional dengan mempertahankan taktik bullying-nya,” ungkapnya kepada The Diplomat. Reaksi Amerika itu terlontar setelah kapal survei Tiongkok melangsungkan kegiatan di dekat garis pantai Vietnam dan di zona ekonomi eksklusif Hanoi.

China, Vietnam, Malaysia, Filipina, Brunei, dan Taiwan, semuanya adalah penuntut teritorial di Laut China Selatan. China mengklaim hampir 90 persen perairan di daerah itu di bawah sembilan garis putus-putus (nine dash line) yang luas, termasuk keseluruhan Kepulauan Spratly di mana Beijing telah membangun tujuh pulau buatan.

Nine dash line adalah sembilan titik imaginer yang menjadi dasar bagi China, dengan dalih sejarah, mengklaim wilayah Laut China Selatan. Titik-titik ini dibuat secara sepihak oleh China tanpa melalui konvensi hukum laut internasional di bawah PBB atau UNCLOS 1982 di mana China tercatat sebagai negara yang ikut menandatanganinya.

Baca juga: Unjuk Kekuatan, Seberapa Penting Pangkalan Laut China Selatan?

Menurut UCLOS 1982 suatu negara memiliki kedaulatan atas perairan yang membentang 12 mil laut dari wilayahnya dan kontrol eksklusif atas kegiatan ekonomi yang berjarak 200 mil laut yang disebut sebagai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Namun China berpendapat bahwa Nine Dash Line muncul dalam tatanan dunia baru setelah Perang Dunia Kedua dan muncul jauh sebelum UNCLOS 1982.

Nine dash line China dianggap sebagai klaim maritim yang melanggar hukum oleh majelis arbitrase yang diselenggarakan berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982 pada Juli 2016, sebuah posisi yang dimiliki bersama oleh pemerintah AS,” kata Departemen Luar Negeri, Senin.

Pernyataan itu merujuk pada penghargaan oleh pengadilan yang bermarkas di Den Haag dalam kasus 2013, yang diajukan oleh Filipina terhadap Tiongkok usai kebuntuan Scarborough Shoal 2012.

 

Penerjemah dan editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Sebuah kapal nelayan Vietnam berlayar di sebelah kapal utama ketujuh AS, USS Blue Ridge. (Foto: Getty Images)

Sengketa Laut China Selatan, AS Kecam China

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top