Asia

Studi: Pelaut Kapal Selam di Laut China Selatan Alami Masalah Mental

Pelaut China mengunjungi fregat Angkatan Laut Singapura RSS Stalwart selama Latihan Maritim ASEAN-China di pelabuhan militer di Zhanjiang, 24 Oktober 2018. (Foto: AFP/Stringer/China Out)
Berita Internasional > Studi: Pelaut Kapal Selam di Laut China Selatan Alami Masalah Mental
Advertisements

Seperlima pelaut yang ditugaskan di kapal selam China yang berpatroli di Laut China Selatan telah mengalami beberapa masalah kesehatan mental, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan bulan ini.

“Studi ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa tentara dan perwira di kapal selam di Laut China Selatan terpapar sejumlah risiko kesehatan mental dan menderita masalah psikologis yang serius,” peneliti China menyimpulkan dalam studi yang diterbitkan 7 Januari di jurnal Military Medicine.

Lima penulis penelitian ini berafiliasi dengan Institute of Military Health Management di Naval Medical University di Shanghai, China.

Ia menilai kesehatan mental “yang dipersepsikan sendiri” dari kapal selam China, kemudian membandingkan temuan itu dengan “normalnya laki-laki militer China”, menurut studi tersebut.

Baca juga: Siapa pun Presiden AS, Beijing Bos di Laut China Selatan

Para penulis mencatat bahwa kondisi kesehatan mental anggota militer China telah menjadi subjek pengawasan yang lebih cermat, sejak Kementerian Pertahanan Nasional negara itu mengumumkan pada 2006 bahwa tes psikologis akan dimasukkan dalam pemeriksaan rekrutmen resmi.

“Satu kelompok personel militer yang berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental adalah pasukan kapal selam, terutama di Laut China Selatan,” bunyi studi tersebut, dikutip Military.com.

“Laut China Selatan tidak hanya terletak di zona konvergensi tropis, di mana iklimnya dicirikan oleh suhu tinggi dan kelembapan tinggi, tetapi juga memiliki kepentingan geografis dari perspektif politik: Vietnam, Filipina, dan negara-negara lain di sekitar Laut China Selatan telah meningkatkan klaim teritorial mereka sejak 2007.”

“Terkait dengan ketegangan hubungan antara negara-negara ini, China telah meningkatkan jumlah penjelajahan dan manuver laut untuk memperkuat perlindungan Laut China Selatan.”

Sebuah kapal selam bertenaga nuklir dari Armada Laut Utara Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China bersiap untuk menyelam ke bawah laut. (Foto: Getty Images/AFP)

Meskipun Amerika Serikat tidak memiliki klaim teritorial di sana, Angkatan Laut AS melakukan operasi kebebasan navigasi rutin di Laut China Selatan dengan kapal permukaan, untuk apa yang digambarkannya sebagai sarana untuk mendukung “Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka”.

Frekuensi dan ruang lingkup patroli kapal selam Angkatan Laut AS di bawah laut belum dipublikasikan.

Kehidupan kapal selam tidaklah mudah, dengan pengurungan yang terkadang panjang di ruang kecil, udara buatan, dan cahaya buatan.

Angkatan Laut AS mulai memasukkan psikolog di atas kapal induk pada 1996 untuk menangani evakuasi medis karena masalah kesehatan mental, dan selama dekade berikutnya penyedia kesehatan mental dimasukkan ke unit Angkatan Laut dan Korps Marinir lainnya.

Penemuan dari studi yang baru saja diterbitkan itu (yang menurut penulis Military.com “bisa dibilang yang pertama” terkait topik tersebut) didasarkan pada tanggapan terhadap kuesioner oleh 511 kapal selam dari lima korps pasukan kapal selam di Laut China Selatan.

Para pelaut kapal selam menilai gejala psikologis mereka menggunakan Daftar Periksa Gejala-90-R, instrumen singkat namun mapan yang digunakan di bidang kesehatan mental untuk penilaian diri. Ini dibagi menjadi sembilan kategori besar gejala, seperti perilaku obsesif-kompulsif, kecemasan, dan permusuhan.

Para peneliti menemukan, skor gejala oleh pelaut kapal selam dalam empat kategori “secara signifikan lebih tinggi daripada normalnya laki-laki militer China, menunjukkan bahwa kekuatan kapal selam di Laut China Selatan memiliki masalah psikologis dan gejala psikopatologi yang lebih serius.”

Baca juga: Penduduknya Membludak, China Bikin Perumahan Baru di Laut China Selatan

Kategori tersebut adalah perilaku obsesif-kompulsif, kecemasan, kecemasan fobia, dan somatisasi, yaitu ketika keadaan mental, seperti depresi, memanifestasikan dirinya dalam gejala fisik.

Lebih dari 21% (atau 108 pelaut kapal selam) “dinilai positif untuk masalah psikologis,” bunyi penelitian tersebut.

Pelaut kapal selam dengan pendidikan perguruan tinggi atau lebih tinggi, memiliki peluang lebih besar untuk mengalami masalah kesehatan mental.

Para peneliti menemukan, kelompok pelaut kapal selam berusia 26-30 tahun atau mereka yang telah bertugas antara enam hingga 10 tahun, memiliki kemungkinan lebih rendah untuk mengalami masalah tersebut.

Para penulis berspekulasi bahwa ini “mungkin terkait dengan karakteristik pekerjaan militer, yang melibatkan risiko tingkat tinggi, yang tidak hanya membutuhkan tubuh yang muda tetapi juga pengalaman dinas yang kaya,” dinukil dari Military.com.

Penerjemah dan editor: Aziza Larasati

Keterangan foto utama: Pelaut China mengunjungi fregat Angkatan Laut Singapura RSS Stalwart selama Latihan Maritim ASEAN-China di pelabuhan militer di Zhanjiang, 24 Oktober 2018. (Foto: AFP/Stringer/China Out)

Studi: Pelaut Kapal Selam di Laut China Selatan Alami Masalah Mental

BERLANGGANAN

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top